Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Pendidikan, Subak, dan Masa Depan Ketahanan Pangan Bali

Bali Tribune / I Wayan Yudana - Kepala SMK Negeri 1 Petang

balitribune.co.id | Pendidikan pertanian saat ini menghadapi tantangan besar. Di tengah kemajuan pesat sektor teknologi dan hospitality, minat terhadap pendidikan pertanian terus menurun. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada bidang yang dianggap modern dan menjanjikan secara ekonomi. Akibatnya, institusi pendidikan yang berfokus pada agribisnis dan agriteknologi selalu kekurangan siswa. Padahal, sektor ini memegang peranan penting dalam keberlanjutan Bali, baik sebagai daerah agraris maupun destinasi wisata.

Di sisi lain, Subak, sebagai warisan budaya tak benda dunia dari Bali, menghadapi tantangan serupa. Fungsi utamanya sebagai organisasi pengelola irigasi dan sistem pertanian tradisional semakin terabaikan. Titik fokus pelestarian Subak kerap lebih menonjolkan aspek budaya daripada substansi agrarisnya. Regenerasi pelaku Subak berjalan lamban.  Di dalamnya, semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk terlibat dalam kegiatan pertanian. Akibatnya, eksistensi Subak sebagai penjaga ketahanan pangan Bali menjadi semakin rentan.

Pengakuan sistem Subak sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO pada tahun 2012 seharusnya menjadi momentum penting untuk memperkuat keberadaan Subak dalam konteks budaya dan ketahanan pangan. Namun demikian, ada kekhawatiran bahwa pengakuan ini justru menjadi sekadar slogan atau kebanggaan sesaat tanpa diiringi langkah konkret untuk menjaga dan mengembangkannya. Banyak pihak yang merayakan status ini. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang gagal memahami bahwa Subak adalah sistem hidup yang membutuhkan regenerasi, inovasi, dan adaptasi agar tetap relevan di tengah perubahan zaman. Jika Subak hanya dilihat sebagai simbol budaya untuk menarik wisatawan tanpa mempertahankan fungsinya sebagai pengelola irigasi dan sistem pertanian maka pengakuan ini akan kehilangan maknanya.

Di dalam tubuh Subak itu sendiri, ketahanan pangan Bali juga menghadapi ancaman serius akibat alih fungsi lahan yang berlangsung terus-menerus. Sawah-sawah yang dulunya produktif kini berubah menjadi perumahan, hotel, atau vila. Jika tren ini berlanjut tanpa ada tindakan yang signifikan, Bali berpotensi kehilangan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan lokal tetapi juga pada kestabilan sektor pariwisata yang bergantung pada pasokan makanan segar dari pertanian lokal.

Sebagai destinasi wisata, Bali sangat bergantung kepada sektor pertanian. Wisatawan yang berkunjung ke Bali tidak hanya menikmati keindahan alam dan budayanya saja. Wisatawan juga menikmati hasil pertanian, seperti beras, sayuran, dan buah-buahan lokal. Bahkan, konsep pariwisata seperti agrowisata dan wisata kuliner berbasis produk organik semakin diminati. Ketergantungan ini menunjukkan bahwa pertanian bukan hanya kebutuhan lokal, tetapi juga penopang daya tarik wisata Bali di mata dunia.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang berkelanjutan. Pertama, pendidikan harus didorong untuk bertransformasi. Setiap satuan pendidikan seyogianya mulai memasukkan muatan pertanian. Muatan pertanian yang dimaksud adalah yang relevan dengan kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi. Penerapannya dalam kurikulum ada baiknya dimulai dari pengenalan teknologi pertanian, seperti hidroponik, agrikultur organik, dan manajemen agrowisata yang dapat dijadikan daya tarik bagi generasi muda. Pendidikan juga harus menanamkan nilai-nilai pelestarian budaya pertanian dan sistem subak agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman.

Kedua, pelestarian subak harus didekati secara holistik. Selain melestarikan nilai budaya, fungsi utama subak sebagai pengelola irigasi dan sistem produksi pangan harus diberdayakan kembali. Generasi muda perlu diberi kesempatan untuk belajar dan terlibat langsung dalam kegiatan subak melalui program pendidikan, magang, atau kolaborasi dengan lembaga pendidikan. Subak yang selama ini hanya sebagai tempat produksi, ke depan mesti diberdayakan pula sebagai salah satu pusat pendidikan pertanian. Selain itu, insentif kepada petani subak juga dapat membantu mendorong regenerasi.

Ketiga, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menekan laju alih fungsi lahan. Kebijakan yang mendukung perlindungan lahan pertanian harus ditegakkan. Program insentif bagi petani yang tetap mempertahankan lahan produktif juga dapat menjadi solusi. Selain itu, promosi pertanian lokal melalui sektor pariwisata dapat meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian. Dengan begitu, petani merasa lebih dihargai dan termotivasi.

Untuk menjawab tantangan yang terjadi, Bali memerlukan tindakan kolektif. Sudah saatnya kita menempatkan pendidikan pertanian, Subak, dan ketahanan pangan sebagai prioritas dalam pembangunan. Dengan demikian, Bali tidak hanya melestarikan warisan leluhur tetapi juga mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi masa depan yang penuh dinamika.

Ketahanan pangan Bali dapat tetap terjaga dengan pendidikan pertanian yang berkualitas. Selain itu, juga melalui pelestarian Subak secara menyeluruh dan perlindungan terhadap lahan pertanian. Melalui Upaya pelestraian tersebut, Bali tidak hanya akan dikenal sebagai destinasi wisata melainkan juga sebagai daerah yang mandiri dan berkelanjutan dalam produksi pangannya. Masa depan pertanian Bali mesti diperjuangkan. Kunci utama menuju ketahanan pangan yang kokoh adalah.dilakukannya langkah nyata dalam menyinergikan pendidikan, budaya, dan keberlanjutan pertanian.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk berkomitmen menjaga nilai substansial Subak. Tidak cukup hanya dengan mempromosikan Subak sebagai daya tarik wisata atau bagian dari heritage Bali saja. Sudah saatnya juga memastikan bahwa para petani Subak mendapatkan dukungan, pelatihan, dan insentif yang memadai. Pendidikan formal dan non-formal harus mengintegrasikan pengetahuan tentang Subak sebagai warisan hidup, bukan hanya sebagai objek museum. Dengan demikian, pengakuan UNESCO akan menjadi pijakan untuk pengembangan Subak yang lebih inovatif dan berkelanjutan serta tetap memberikan manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat Bali.

wartawan
I Wayan Yudana
Category

Dwi Anggie Yurika dan Jorgi Pratama Duta Genre Kabupaten Klungkung

balitribune.co.id | Semarapura - Bupati Klungkung I Made Satria bersama Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung Ny. Eva Satria didampingi Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gede Surya Putra dan Sekretaris PKK Kabupaten Klungkung Ny. Kusuma Surya menghadiri Grand Final Pemilihan Duta Genre Kabupaten Klungkung Tahun 2025 bertempat di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya Klungkung, Senin (14/4) malam. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tawarkan Potensi Wisata Baru, Wabup Pandu Prapanca Lagosa Mewakili Bupati Buka Karangasem Travel Mart 2025

balitribune.co.id | Amlapura - Pemerintah Kabupaten Karangasem terus mendorong pengembangan sektor pariwisata melalui langkah-langkah strategis. Salah satunya melalui kegiatan Karangasem Travel Mart 2025 yang digelar pada Selasa (15/4), dan secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Pandu Prapanca Lagosa yang mewakili Bupati I Gusti Putu Parwata.

Baca Selengkapnya icon click

Dewan Bali Sepakati Poin Perubahan Perda Pungutan Wisman

balitribune.co.id | Denpasar - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali menggelar Rapat Paripurna ke- 15 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 dengan agenda Penyampaian Keputusan Dewan tentang Rekomendasi terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Provinsi Bali Tahun 2024 dan Laporan Dewan terhadap pembahasan Raperda Provinsi Bali tentang Perubahan atas Perda Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pungutan Bagi Wisatawa

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Shabu dalam Bunker, Residivis Narkoba Kembali Ditangkap

balitribune.co.id | Singaraja - Residivis satu ini memang tidak kenal jera, setelah selasai menjalani hukuman ia kembali berulah dengan menjual barang haram berupa shabu-shabu. Residivis kasus narkoba berinisial PS (32) Pria asal Banjar Dinas Benben, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng, menyimpan shabu-shabu dalam bunker yang disiapkan untuk diedarkan. Bunker yang dibuat dirumahnya disamarkan dengan kandang ayam.

Baca Selengkapnya icon click

Dewan Setujui Perda PWA, Gubernur Koster Apresiasi, Segera Tindaklanjuti ke Pusat

balitribune.co.id | Denpasar - Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota DPRD Provinsi Bali karena telah merampungkan pembahasan serta menyetujui Raperda Provinsi Bali tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing Untuk Pelindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali, selanjutnya akan disampaikan kepada Pemerintah Pusat untuk difasilitasi sesuai ketentuan Peraturan Perunda

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.