
balitribune.co.id | Badung - Pengelola kawasan pariwisata internasional berupaya mendorong penguatan kapasitas masyarakat lokal di sekitar kawasan dengan meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris bagi warga desa penyangga kawasan pariwisata. Upaya ini bertujuan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat desa penyangga kawasan agar mampu berkomunikasi dengan wisatawan asing saat berwisata di sekitar kawasan pariwisata yang ada di Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pelatihan dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggri ini melibatkan kurang lebih 30 orang, berasal dari beragam latar belakang profesi, antara lain guru, nelayan, petani, wirausaha, pekerja harian, serta petugas keamanan kawasan. Mereka dibekali materi Bahasa Inggris dasar yang bersifat praktis dan aplikatif, khususnya dalam konteks pariwisata, guna mendukung peningkatan kemampuan komunikasi dalam menyambut dan melayani wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
General Manager salah satu kawasan pariwisata di Indonesia, Wahyuaji Munarwiyanto menyampaikan sebagai pengelola kawasan pariwisata percaya bahwa pembangunan pariwisata yang berkelanjutan harus berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat lokal. "Pelatihan Bahasa Inggris Pariwisata ini merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen untuk memastikan bahwa masyarakat desa penyangga tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam ekosistem pariwisata yang sedang tumbuh di kawasan ini," ujarnya dalam siaran persnya, Rabu (18/6).
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga menaruh perhatian besar terhadap pemberdayaan masyarakat desa penyangga. Melalui pelatihan ini, berharap peserta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan praktis dalam berinteraksi dengan wisatawan mancanegara yang semakin banyak berkunjung ke Indonesia.
"Pelatihan ini kami rancang sebagai bekal awal bagi masyarakat agar mampu menjadi duta pariwisata lokal yang ramah, profesional, dan memiliki daya saing. Semoga pelatihan ini dapat menjadi titik awal dari peningkatan kualitas pelayanan wisata kedepannya," tambahnya.