BALI TRIBUNE - Badan Kreatif (Bkraf) Denpasar, menggelar workshop Pelatihan Kepemimpinan dan Pengelolaan Sektor Kreatif, di Hotel Inna Bali, Denpasar, Senin (22/5). Insan kreatif hingga perwakilan seka teruna di Kota Denpasar, terlibat dalam kegiatan yang juga dihadiri Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Mira Tayyiba.
“Bangun Monumen Maya atau membangun karakter jati diri berbasis pada upaya menjaga kebudayaan mulai dari usia dini, yang tak terlepas dari keberadaan seka teruna sebagai pioner kreatif,’’ ujar Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra, saat membuka workshop sekaligus sebagai keynote speaker.
Dikatakan Rai Mantra, pengelolaan potensi kreatif diperlukan kepemimpinan kreatif dari birokrasi sebagai pengelola kebijakan, akademisi sebagai pemikiran kreatif, lembaga bisnis hingga pelaku kreatif, baik pererongan maupun komunitas sebagai pelaku utamanya. Pertumbuhan industri kreatif sebagai tulang punggung ekonomi kreatif dapat dikembangkan dari pemberian pelatihan teknis, dan peningkatan kapasitas para pelaku. Melalui ekonomi kreatif, dengan membangkitkan partisipasi birokrat, akademisi, seniman, teknokrat, agamawan, pebisnis, buruh, serta petani di dalam upaya mewujudkan “Monumen Maya”.
Menurut Rai Mantra, langkah nyata yang dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar, yakni mendeklarasikan diri sebagai Kota Kreatif, mendorong bertumbuhnya kantong kreatif (creative hub), membentuk Bkraf, mendirikan youth park, dan mendirikan Rumah Pintar. Di samping itu, menggalakkan banjar sebagai creative hub hingga menjadikan aktivitas kreatif sebagai kegiatan inklusif dengan melibatkan kaum difabel untuk turut berkiprah dalam berbagai aktivitas kreatif.
Melalui workshop pelatihan kepemimpinan dan pengelolaan kreatif, Rai Mantra mengharapkan dapat memperkuat komunitas-komunitas dan saling mendukung satu sama lain. “Melalui workshop ini nantinya diharapkan pelaku kreatif serta seka teruna yang hadir dapat menjadi pioneer kreatif yang mampu menjadikan kreativitas sebagai potensi ekonomi tanpa meninggalkan basis budaya unggulan dan menjadi penggerak kreatif di lingkungannya masing-masing,’’ harapnya.