Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

SERAGAM MILITER DONI MONARDO

Bali Tribune / Wayan Windia - Guru Besar (E) pada Fak. Pertanian Unud, dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Made Sanggra, Sukawati.

balitribune.co.id | Sejak hari Selasa (12/5) ybl, saya menyaksikan Kepala BPBN Letjen. TNI. Doni Monardo mengenakan seragam militer. Lengkap dengan tanda-tanda jasa, dan bintang kehormatan. Ia sekarang mendapat tugas tambahan sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Korona. Ia menjadi kunci masa depan situasi ekonomi, sosial, dan juga politik Indonesia. Tugasnya sangat strategis. Seperti biasanya, TNI harus selalu tampil pada saat-saat sulit, dan ketika Ibu Pertiwi memanggilnya.

Tidak seperti biasanya. Biasanya, ia berbicara celemas-celemis, dengan pakaian sipil, seragam BPBN. Tetapi sekarang ia dengan tegas memperkenalkan dirinya sebagai orang militer TNI-AD. Ia sekarang secara terbuka memperkenalkan jati-dirinya, dan siap memikul tanggung-jawab kepada bangsa dan negaranya. Itulah yang saya tangkap, dari perubahan sikap dan penampilan Doni Monardo. Ia sekarang sedang memegang tongkat komando, tentang masa depan Indonesia.

Presiden Jokowi sudah memberi ultimatum, bahwa serangan Virus Korona harus sudah mulai menurun pada bulan Mei ini. “Bagaimanapun caranya” katanya. Beberapa hari setelah ultimatum Jokowi, Jenderal Doni saya lihat mulai mengenakan seragam jenderalnya. Mungkin ia dibisiki oleh atasannya di MBAD, atau di Mabes TNI. Agar Doni secara jantan memperkenalkan jati-diri militernya, dan sekaligus mengambil tanggung-jawab. Kemudian tindakan tegas ala militer mungkin akan mulai diterapkan. Pokoknya para pelanggar harus ada sanksinya. Kalau tidak, untuk apa ada atauran?

Ultimatum Jokowi, tampaknya menandakan bahwa Jokowi sudah mulai geregetan. Ia sudah tidak sabar dengan sikap bangsanya yang dinilai acuh. Aparatnya tampak tidak tegas untuk menghindari serangan korona ini. Mungkin karena mereka takut pada “ancaman” HAM dan demokrasi. Sementara itu manusia Indonesia terlihat sangat cuek dan ngeyel. Banyak diantara mereka yang acuh tak acuh. Seolah-olah masyarakat sudah ingin bebas sebebas-bebasnya, ala anarkhi. Sejarah Athena membuktikan bahwa hancurnya Athena, pada era pemerintahan Parikles, karena masyarakatnya yang anarkhi.

Saat ini, memang sudah mulai ada kecendrungan bahwa, serangan korona sudah mulai berkurang penambahannya (diminishing return). Tetapi tidak siginifikan. Karena penambahan kasus masih cukup banyak. Saya khawatir, kalau momentum sekarang ini tidak dipelihara dengan konsisten, mungkin saja akan terjadi kembali gelombang ledakan serangan korona. Kasus yang analogis telah kembali terjadi di Wuhan-China. Tampaknya, untuk itulah Doni Monardo mulai menggunakan seragam militer-nya.

Ketika sekarang Jenderal Doni memegang komando untuk menghadapi serangan korona, ia sebetulnya berhadapan dengan nilai-nilai sosial masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia saat ini sedang dihinggapi penyakit hedonisme, sebagai akibat dari pembangunan ekonomi yang liberalistik-kapitalistik. Lalu timbul kesenjangan pendapatan dan regional. Sementara itu, secara sosial-politik masyarakat sudah dinina-bobokkan oleh aura HAM dan demokratisasi. Sedikit-sedikit berlindung ke HAM atau demokrasi. Sehingga aparat menjadi ragu-ragu untuk melakukan tindakan di lapangan.

Suatu ketika ada berita dari Medan, bahwa seorang polisi meludahi seorang pengendara. Saya dengan cepat menduga bahwa pasti sang sopir itu ngeyel pada polisi yang sedang bertugas. Jelaslah, bahwa petugas yang namanya polisi, bukanlah malaikat. Apalagi kalau ia sedang lapar, haus, atau lelah. Lalu menghadapi masyarakat yang suka ngeyel. Maka suatu saat, kesabarannya pasti bisa terganggu. Akhirnya saya mendengar bahwa Pak Polisi itu mendapat hukuman disiplin. Kasihan juga. Masyarakatnya yang ngeyel, tapi polisi yang terkena hukuman. Inilah kasus yang saya maksud bahwa masyarakat yang berlindung pada HAM dan demokrasi, meski pada saat-saat negara sedang sulit.

Untuk itu, saya menganjurkan kepada Jenderal Doni untuk siap memberkan sanksi yang tegas, sepadan, dan terukur bagi masyarakat yang melanggar aturan (PSBB, dll). Saya lihat sudah mulai ada masyarakat yang mulai menyindir. Bahwa PSBB itu bukan singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar, tetapi Pembatasan Sosial Basi-Basi.

Sekali lagi, karena taruhannya adalah masa depan bangsa dan negara, maka masyarakat yang melanggar harus dikenakan sanksi tegas.  Kalau tidak, kapan kita bisa kembali ke kehidupan yang normal? Saya kira, penyakit virus korona mirip dengan penyakit AIDS, yakni mengandung fenomena gunung es. Kita tidak tahu, entah apa yang terjadi di bawah permukaan. Apalagi dengan semakin banyaknya kasus Orang-Orang Tanpa Gejala (OTG).

Kalau saja saat ini, kita berada dalam kondisi pemerataan pendapatan dan regional yang agak merata, maka akan lebih mudah mengelola masyarakat, untuk menghindari serangan virus korona. Masyarakat pasti dengan sukarela akan berpartisipasi. Kalau pemerintah sudah mengatakan tidak boleh mudik, maka tidak akan ada masyarakat yang main kucing-kucingan untuk bisa mudik. Demikian pula dengan berbagai larangan yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Misalnya soal buka toko, soal memakai masker, dll.

Saya membaca di media, bahwa di Vietnam pemerintahnya sangat tegas dalam menangani serangan virus korona. Masyarakatnya juga sangat taat dengan anjuran pemerintahnya. Kalau sudah dikatakan seisi apartemen di karantina, maka semua penghuni apartemen sangat taat. Hal itu mungkin terjadi, karena kesejahteraannya agak merata. Dan kapitalisme belum merajalela.

Tapi masyarakat kita, ternyata prilakunya masih sangat memprihatinkan. Penduduk yang sudah positif korona dan dirawat di rumah sakit, kok bisa-bisa melarikan diri. Lalu perawat dengan ambulans harus ramai-ramai mengejarnya ke rumah asalnya. Ada juga kasus PDP yang sedang di rumah sakit, juga ada yang lari. Kalau begini, para petugas akan sangat susah sekali. Kasus-kasus seperti ini harus mendapat respon yang terukur dari Jenderal Doni.

wartawan
Wayan Windia
Category

Astra Motor Bali Gelar Kompetisi Regional Community Safety Riding Advisor 2025

balitribune.co.id | Tabanan – Memperkuat budaya keselamatan berkendara di kalangan komunitas, Astra Motor Bali menggelar Kompetisi Regional Community Safety Riding Advisor (CSRA) 2025 yang berlangsung di Gudang Astra Motor Megati, Tabanan. Kompetisi ini diikuti oleh 40 peserta dari komunitas Honda yang tergabung dalam Honda Community Bali, Minggu (10/5).

Baca Selengkapnya icon click

Waisak di Buleleng: Donor Darah, Bantuan Sembako, dan Bersih-Bersih Taman Makam Pahlawan

balitribune.co.id | Singaraja – Umat Budha di Buleleng merayakan Hari Raya Waisak kali ini dengan cara sederhana. Perayaan Waisak tahun ini ditetapkan sebagai Waisak 2569 BE (Buddhist Era) selalu diiringi dengan tema dan rangkaian acara spiritual yang sakral.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pengelola Kawasan Nusa Dua Bantah Hotel Sepi

balitribune.co.id | Badung - Kendati terdapat indikasi sebagian wisatawan yang berada di Bali lebih memilih menginap di rumah kost elit atau akomodasi alternatif lainnya, pengelola kawasan hotel di Nusa Dua Kabupaten Badung mengakui tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di Nusa Dua pada tahun 2025 ini masih di angka wajar. Pengelola kawasan pariwisata inipun menampik hotel sepi ditengah pesatnya pertumbuhan pariwisata Bali.

Baca Selengkapnya icon click

Kunjungan ke Tanah Lot-Ulundanu Beratan Meningkat Selama Libur Panjang Waisak

balitribune.co.id | Tabanan – Kunjungan wisata di Tanah Lot, Kecamatan Kediri, dan Ulundanu Beratan di Kecamatan Baturiti, meningkat selama libur panjang Waisak 2569 BE / 2025. Peningkatan kunjungan itu mulai terjadi sejak Sabtu (10/5) atau akhir pekan lalu dan berlanjut sampai dengan hari ini.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Grup Astra Bali Gelorakan Gerakan Literasi dan Keberlanjutan

balitribune.co.id | Denpasar - Sabtu (10/5) menjadi momen penting bersatunya berbagai elemen dalam kegiatan Bootcamp Kebun Literasi, sebuah inisiatif kolaboratif antara Penerima SATU Indonesia Awards (SIA) perwakilan Bali, Grup Astra Bali, dan Kampung Berseri Astra (KBA) Tegeh Sari.

Baca Selengkapnya icon click

Brimob Bersenjata Sasar Titik Rawan Premanisme

balitribune.co.id | Denpasar - Guna menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif, personel Polda Bali yang tergabung dalam Satgas Preventif Operasi Pekat Agung 2025 melaksanakan patroli dan menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait aksi premanisme dan kejahatan jalanan seperti begal.
Patroli menyasar Jalan Sedap Malam, Denpasar dan menyambangi masyarakat di sepanjang jalan untuk menyampaikan imbauan kamtibmas, Sabtu (10/5/2025).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.