
balitribune.co.id | Denpasar - "Masukan dan usulan terkait arah kebijakan pembangunan industri pariwisata dari para pelaku usaha, khususnya GIPI Bali, sangat dibutuhkan. Sebab, sektor dan ekosistem pariwisata Bali telah menjadi rujukan dunia dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan," tegas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya saat bertemu dengan pelaku usaha pariwisata yang tergabung dalam Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali bersama 21 asosiasi pariwisata lainnya guna mendiskusikan arah pembangunan sektor pariwisata kedepan, di Denpasar baru-baru ini.
Ketua GIPI Bali/Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana, dalam pertemuan tersebut menyampaikan tahun 2025 merupakan harapan baru bagi kebangkitan pariwisata. Namun tantangan tetap ada, terutama fluktuasi ekonomi global yang memengaruhi daya beli wisatawan internasional. "Bali menargetkan 6,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2025, dengan fokus pada wisatawan berkualitas yakni mereka yang menghormati budaya lokal, menjaga kelestarian lingkungan, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Bali," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, strategi utama yang perlu diadopsi meliputi diversifikasi destinasi wisata, promosi pengalaman autentik berbasis komunitas, serta pengembangan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan. Pemerintah juga diharapkan memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta dan komunitas global guna meningkatkan kualitas layanan dan kemudahan akses bagi wisatawan.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Agung ini, dengan tren pariwisata global yang menekankan keberlanjutan dan personalisasi, Bali memiliki potensi besar untuk mempertahankan posisinya sebagai destinasi unggulan dunia. "Menghadirkan pengalaman yang berkesan dan bertanggungjawab bagi wisatawan akan menjadi fondasi penting agar pariwisata Bali tidak hanya pulih, tetapi tumbuh lebih kuat dan memberi manfaat nyata bagi seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Kata dia, sinergi berkelanjutan antara pemerintah dan pelaku usaha pariwisata menjadi kunci menjaga daya saing dan keberlanjutan Bali di tengah dinamika global, sekaligus memastikan bahwa pembangunan pariwisata benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.
Menurutnya, tahun 2024 menjadi simbol kebangkitan pariwisata Bali pascapandemi Covid-19, dengan total kunjungan 6.373.617 wisatawan mancanegara (wisman). Jumlah ini melampaui angka sebelum pandemi pada tahun 2019 yang tercatat sebesar 6.275.210 kunjungan. Sementara itu, wisatawan domestik (wisnus) mencapai 9.609.841 kunjungan, sedikit menurun dibandingkan tahun 2023 yang tercatat 9.877.911 kunjungan, dan 10.545.039 kunjungan pada tahun 2019.