Sungai Tukadaya “Dibanjiri” Bangkai, Warga Protes Usaha Peternakan Ayam | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 24 Desember 2024
Diposting : 6 April 2018 11:15
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
TERGANGGU - Aktivitas warga terganggu dengan adanya pembuangan bangkai ayam ke Sungai Tukadaya.
BALI TRIBUNE - Adanya pembuangan bangkai ayam ke Sungai Tukadaya, Melaya kembali dikeluhkan warga sekitar serta pengunjung objek wisata Hutan Mangrove Desa Tuwed, Melaya.
 
Warga menduga bangkai ayam ras broiler ini sengaja dibuang pemilik kandang ayam potong yang ada di wilayah Desa Tukadaya dan Desa Tuwed.
 
Setiap harinya puluhan bangkai ayam mengambang di sungai, yang juga menjadi lokasi memancing, menjaring ikan dan mencari kerang bagi warga sekitar. Bahkan, dengan kondisi debit air yang kecil, bangkai ayam yang tidak hanyut ke laut tersangkut pada sela-sela akar bakau hingga membusuk. 
 
Selain di sepanjang daerah aliran sungai hingga muara yang membentuk teluk tersebut kini dipenuhi bangkai ayam yang sudah membusuk, kenyamanan pengunjung objek wisata hutan mangrove menjadi terganggu lantaran bau busuk yang ditimbulkan dari bangkai ayam yang tersangkut di sela-sela akar mangrove.
 
Salah seorang warga yang setiap harinya mencari ikan di daerah aliran Sungai Tukadaya, I Putu Berty Mahariana (32) asal Banjar Brawantangi, Desa Tukadaya Kamis (5/4), mengatakan sungai yang bermuara di Pengembak Tuwed tersebut sejak dua pekan belakangan ini dibanjiri bangka ayam. Diduga bangkai ayam ini dibuang oleh pemilik usaha peternakan ayam broiler kemitraan yang ada di pesisir tersebut.
 
 “Pembuangan bangkai ayam ini kembali terjadi sejak sekitar dua minggu ini. Memang sekarang sedang musim sasab, Di jalur itu ada sekitar 10 kandang ayam dari Banjar Munduk Ranti sampai di Banjar Puseh,” jelasnya.
 
Menurutnya, setiap hari puluhan bangkai ayam dibuang begitu saja ke sungai. Padahal, lanjutnya, saat ini kondisi air sungai sedang surut. Dengan kondisi daerah muara yang ditumbuhi mangrove, bangkai-bangkai ayam tersebut tidak hanyut ke laut tetapi tersangkut di antara akar bakau sehingga membusuk dan menimbulkan bau menyengat. Selain menjadi tempat rekreasi, banyak warga yang memancing dan menjaring ikan serta mencari kerang. Namun sejak adanya pembuangan bangkai ayam ini, warga kini enggan beraktivitas di sekitar sungai.
 
 “Warga jelas terganggu, tidak bisa mencari ikan dan kerang karena sungai sekarang jadi tempat pembuangan bangkai ayam, ke mangrove juga sepi karena bangkai ayam yang nyangkut di akar mangrove menimbulkan bau busuk menyengat. Saat saya mancing dari jam 11.00 sampai jam 14.00 Wita, lebih dari 50 bangkai ayam yang hanyut dari utara,” jelasnya.
 
Ia bersama warga sekitar berharap masalah bangkai ayam ini bisa ditindaklanjuti pihak terkait terlebih melalui dua desa yakni Desa Tukadaya dan Desa Tuwed, begitu pula pelakunya bisa diberikan sanksi karena tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
 
“Seharunya dibakar, tapi ini malah dibuang ke sungai padahal air surut, bagaimana izin dan pengawasan serta Amdalnya, perusahaan plasmanya juga harus bertanggung jawab,” tandasnya.
 
 Sementara itu Camat Melaya, I Wayan Andy Sukaanjasmara dikonfirmasi melalui ponselnya Kamis sore mengaku pihaknya belum mengatahui adanya keluhan masyarakat mengenai pembuangan bangkai ayam broiler ke Sungai Tukadaya tersebut. Pihaknya mengakui sampai saat ini belum mendapat laporan termasuk dari perangkat wilayah di dua desa tersebut.
 
Setelah mendapat informasi mengenai adanya aktivitas pembuangan bangkai ayam yang dikeluhkan warga karena menimbulkan bau hingga di objek wisata Hutan Mangrove Tuwed tersebut, pihaknya akan menindaklanjutinya.
 
“Kami belum dapat laporan, tapi kami akan segera tindaklanjuti, kami akan cek dulu dan akan kami koordinasikan termasuk dengan pihak desa dan pemilik kandang,” tandanya.