Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tagih Kelebihan Pembayaran Biaya PTSL, Warga Yeh Sumbul Serbu Kantor Perbekel

pebayaran
SERBU – Sejumlah warga Senin kemarin mendatangi Kantor Perbekel Yeh Sumbul untuk meminta pengembalian kelebihan pebayaran biaya PTSL.

BALI TRIBUNE - Setelah sebelumnya sempat mengadu ke DPRD  Kabupaten Jembrana dan telah dilakukan mediasi oleh dewan terkait persoalan pensertifikatan tanah di pinggiran pantai Desa Yeh Sumbul, Mendoyo antara warga dan perangkat desa setempat, Senin (16/4) warga ngelurug ke Kantor Perbekel Yeh Sumbul. Kedatangan belasan warga ke kantor desa ini untuk menagih kelebihan pembayaran biaya program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Sebelum persoalan ini mencuat, warga peserta PTSL ini telah menyetorkan uang ratusan ribu rupiah ke panitia yang dibentuk desa.  Kehadiran belasan warga tersebut langsung diterima di balai desa setempat oleh Perbekel Yeh Sumbul, I Komang Dentra. Salah seorang warga yang datang untuk menagih kelebihan biaya PTSL, H. Rahim  yang juga mengaku mewakili keluarganya yang mengikuti pendaftaran tanah tersebut mengatakan, setiap warga yang mengikuti program pensertifikatan tanah melalui PTSL sebelumnya telah dipungut biaya rata-rata sebesar Rp 700 ribu untuk setiap bidang tanah yang didaftarkan dalam program tersebut. Namun menurutnya, nilai tersebut melebihi nilai yang ditetapkan oleh pemerintah seperti yang disampaikan saat mediasi oleh pihak DPRD Kabupaten Jembrana.  “Saat ke DPRD beberapa waktu lalu kami justru diberi tahu, kalau biaya program PTSL hanya Rp150 ribu. Sedangkan kami sudah membayar lebih besar dari nilai yang ditetapkan pemerintah itu. Sekarang kami datang ke desa untuk meminta sisa dari pembayaran yang sudah kami berikan agar dikembalikan," ujaranya. Kendati dikatakannya pada saat pemungutan biaya tersebut memang tidak ada perjanjian pengembalian, namun warga yang telah membayar untuk bisa mengikuti program pendaftaran dan pensertifikatan tanah tersebut diakuinya justru sampai saat ini belum pernah mendapatkan penjelasan terkait program tersebut khususnya soal besarnya biaya. “Kami hanya diberi tahu ada program pembuatan sertifikat tanah dari pemerintah dan harus membayar Rp700 ribu. Dari televisi kami tahu Presiden Joko Widodo mengatakan program ini gratis, kalau yang pungutan Rp150 ribu memang peraturan dari Pemkab Jembrana," tandasnya. Sementara itu Perbekel, I Komang Dentra saat menanggapi tuntutan warganya tersebut justru mengatakan pihaknya tidak terlibat langsung pembuatan sertifikat tanah lewat program PTSL tersebut, karena menurutnya dikerjakan pihak lain. Kendati ia mengakui dalam SK Bupati Jembrana tahun 2016 ditetapkan biaya PTSL Rp 150 ribu, namun ia menduga banyak biaya lain yang harus dikeluarkan oleh peserta mulai dari pendaftaran hingga jadi sertifikat. Ia mencontohkan biaya lain-lain tersebut seperti biaya untuk pembelian materai, pemasangan patok hingga pengetikan berkas yang membutuhkan biaya cukup besar, selain petugas yang harus bolak-balik ke Kantor Pertanahan Nasional di Kota Negara yang jaraknya cukup jauh dari Desa Yehsumbul seperti halnya saat warga mengurus dokumen kependudukan yang gratis. "Sama dengan ketika mengurus kartu keluarga atau KTP seharusnya gratis, tapi sering ada kerelaan warga untuk memberikan sedikit uang kepada yang mengurus. Banyak program pemerintah yang gratis, dengan catatan mengurus sendiri. PTSL ini juga gratis, kalau warga mau mengurus sendiri, tapi kenyataannya kan orang lain yang mengurus," katanya.Dikatakannya, karena warga yang mengikuti program ini sudah mendapatkan sertifikat tanahnya, seharusnya disyukuri karena bisa mendapatkan sertifikat tanah dengan biaya murah. Pihaknya berjanji, akan berkoordinasi dengan kepala dusun serta pihak lainnya yang mengurus sertifikat lewat program PTSL sebab dari keterangan warga biaya tersebut rata-rata dibayarkan melalui kelihan banjar. "Kalau bertanya kepada saya jelas saya tidak tahu soal biaya itu. Keinginan warga agar ada pengembalian sisa pembayaran akan kami koordinasikan dengan pihak yang mengurus termasuk kepala dusun," tandasnya.

wartawan
Putu Agus Mahendra
Category

BKSAP DPR RI Kunjungi Pemkot Denpasar, Bahas Waste Management dan Quality Tourism

balitribune.co.id | Denpasar - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menegaskan bahwa Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar, memerlukan perhatian lebih besar dari pemerintah pusat untuk menjaga keberlanjutan pembangunan dan kualitas pariwisata. 

Baca Selengkapnya icon click

OJK, PPATK dan BSSN Sepakat Jaga Integritas Sektor Jasa Keuangan

balitribune.co.id | Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) menyepakati perjanjian kerja sama terpisah dalam memperkuat sinergi untuk menjaga integritas dan keamanan sektor jasa keuangan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Desa Adat Bongan Puseh Berharap Tradisi Mesuryak Kian Lestari

balitribune.co.id | Tabanan - Desa Adat Bongan Puseh berharap tradisi Mesuryak kian lestari setelah ditetapkan sebagai warisan budaya tidak benda (WBTB) oleh Pemerintah Pusat pada 15 Oktober 2025 lalu.

Selain terpelihara kelestariannya, tradisi Mesuryak yang sebagian besar dilaksanakan warga Desa Adat Bongan Puseh, bisa dikemas menjadi suatu atraksi budaya untuk kepentingan diversifikasi wisata di Tabanan.

Baca Selengkapnya icon click

Alas Kedaton “Panen” Turis

balitribune.co.id | Tabanan - Galungan dan Kuningan, menjadi waktu sangat berharga bagi Manajemen Operasional Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton di Desa Kukuh, Kecamatan Marga. Di momen itu, terutama Umanis Galungan, objek wisata alam berupa hutan yang menjadi habitat kawanan monyet ini banyak dikunjungi turis baik domestik maupun mancanegara.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

DJP Bali Catat Kinerja Positif Penerimaan Pajak Tumbuh 10,32 Persen

balitribune.co.id | Denpasar - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Bali mencatatkan kinerja positif sepanjang 2025. Hingga Oktober, penerimaan pajak berhasil dihimpun sebesar Rp13,07 triliun, atau 72,68% dari total target tahunan yang dipatok Rp17,99 triliun.

Baca Selengkapnya icon click

Forum Bendesa Adat Ingin Proyek Lift Kaca Dilanjutkan

balitribune.co.id | Semarapura - Forum Paiketan Sejebak Bendesa Adat se-Nusa Penida menyatakan sikap bersama terkait polemik proyek lift kaca di kawasan wisata Kelingking, Desa Bunga Mekar. Perwakilan forum, Jro Ketut Gunaksa, menegaskan seluruh bendesa adat yang hadir sepakat agar pembangunan lift kaca dilanjutkan demi kepentingan masyarakat Nusa Penida.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.