Tiga Staf Puskesmas ‘Nyelonong’ ke Wabup | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 24 Desember 2024
Diposting : 26 April 2016 15:09
I Made Darna - Bali Tribune
MENGHADAP - Tiga staf Puskesmas Abiansemal I saat menghadap Wabup Ketut Suiasa, Senin (25/4). Tiga staf ini mengadukan berbagai permasalahan di puskesmas tempat kerjanya meskipun tanpa sepengetahuan pimpinannya.

Mangupura, Bali Tribune

Konflik internal Kepala Puskesmas Abiansemal I, dr. I Made Sukadana dengan stafnya terus meruncing. Senin (25/4), tiga staf puskesmas Abiansemal I tanpa sepengetahuan kepala puskesmas bahkan langsung mengadukan permasalahan di puskesmas itu ke Wakil Bupati (Wabup) Badung Ketut Suiasa.

Tiga staf yang langsung ‘nyelonong’ menemui Wabup Suiasa adalah dr. I Gede Dwija Negara, dan dua perawat atas nama I Gede Nara Swara dan GA Eka Parwati. Mereka intinya membeberkan boroknya kondisi puskesmas. Menurutnya puskesmas di Desa Blahkiuh itu sangat kekurangan sumber daya manusia (SDM). Ketiganya juga mengaku konflik internal terus melanda puskesmas tersebut. “Padahal dari tahun 2012 kami sudah mengusulkan penambahan tenaga medis, tapi  belum juga terpenuhi,” terang Dwija Negara.

Akibat terbatasnya SDM ini, sambung dia, layanan Puskesmas 24 jam tidak bisa berjalan maksimal. Ia pun berharap segera  ada solusi dari pemerintah. “Kami minta pemerintah mencarikan solusi,” pintanya.

Dwija Negara juga menyebut kondisi di internal puskemas masih bergolak. Ia bahkan menuding pimpinan Puskesmas kurang ‘care’ terhadap bawahannya. Terbukti, banyak usulan-usulan staf untuk pengembangan puskesmas tidak digubris oleh kepala puskesmas. “Saat ini kondisi di puskesmas belum kondusif. Dan banyak sekali usulan-usulan kami untuk pengembangan puskesmas tidak direspon oleh pimpinan,” terangnya.

Menyikapi pengaduan tiga staf puskesmas tersebut, Wabup Suiasa berjanji akan segera mengkaji permasalahan yang terjadi di Puskesmas Abiansemal I. “Kami harap tidak ada informasi yang tersumbat. Kami juga harus mengkaji kebenaran informasi ini,” kata Suiasa diplomatis.

Politisi Partai Golkar ini juga menyatakan akan memberi atensi khusus terhadap permasalahan yang ada di puskesmas Abiansemal I ini. Dengan harapan agar konflik internal ini tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat. “Kita sudah mempunyai integritas dan maklumat pelayanan terhadap masyarakat, jangan lalaikan itu,” pesannya.

Wabup berjanji akan mengatur ulang regulasi terkait pelayanan 24 jam di Puskesmas Abiansemal I. Sebab, pihaknya tidak ingin keterbatasan SDM dijadikan alasan untuk tidak maksimal melayanan masyarakat. “Saya minta para pegawai bisa menjaga kondusifitas di puskesmas. Jangan ada oknum sebagai perusak tatanan di sana. Bekerjalah sesuai sistem, jangan loyal pada orang, tapi loyalah pada sistem,” tegas Suiasa.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Abiansemal I, dr I Made Sukadana justru mengaku tidak tahu menahu kalau ada stafnya yang melapor ke Wabup Badung terkait kondisi di puskesmas yang ia pimpinan. “Saya tidak ada (memerintahkan tiga staf bertemu Wabup). Justru kita rapat evaluasi program tadi di Puskesmas,” ujarnya.

Ia pun memastikan bahwa tidak pernah menugaskan ketiganya bertemu apalagi melaporkan persoalan intern langsung ke Wabup. “Nggak ada. Itu tidak sepengetahuan kami,” ucapnya.

Sebagai pimpinan puskesmas, dr Sukadana mengaku selalu berkoordinasi dengan Kadis Kesehatan. “Soal kekurangan SDM dan sarana prasarana kami selalu koordinasi dengan SKPD, yakni Dinas Kesehatan. Nanti Diskes yang usulkan pengadaannya,” tukas Sukadana.

Untuk mengingatkan, Kepala Puskesmas Abiansemal I dr Made Sukadana sempat ‘digoyang’ surat kaleng oleh stafnya. Ia dituding tidak bisa bermasyarakat, dan jarang ada diruangan. Dokter yang pernah bertugas di Mataram itu juga dinilai kurang responsif. Sehingga lewat surat kaleng yang ditembuskan ke Komisi IV DPRD Badung, sejumlah staf minta kepala Puskesmas diganti.

Hanya saja Kepala Diskes Badung I Gede Putra Suteja belakangan pasang badan untuk dr Sukadana. Suteja menyebut Sukadana adalah dokter yang disiplin. Justru karena disiplin inilah stafnya yang malas ingin Sukadana dipindah.