Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tradisi Ritual Bakar Batu Pada Masyarakat Suku Dani di Distrik Kalome, Puncak Jaya, Papua

ritual
Bali Tribune / RITUAL - Tradisi Ritual Bakar Batu Suku Dani, Distrik Kalome, Puncak Jaya, Papua

balitribune.co.id | Papua, pulau paling timur Indonesia, menyimpan kekayaan tradisi dan adat istiadat yang masih lestari, belum banyak terpengaruh globalisasi.  Keindahan alamnya, dengan laut yang jernih dan biota laut langka, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.  Namun, lebih dari sekadar keindahan alam, Papua kaya akan budaya yang unik, salah satunya tradisi Bakar Batu.

Made Yudana, menjelaskan. "Tradisi Bakar Batu bukan sekadar cara memasak, melainkan ritual sakral yang merepresentasikan kebersamaan dan kesakralan kehidupan sosial masyarakat Papua."

Tradisi ini, khususnya di kalangan suku Dani di Distrik Kalome, Kabupaten Puncak Jaya, dilakukan dalam berbagai peristiwa penting: menyelesaikan perang adat, maskawin perempuan, perdamaian dengan roh-roh alam, serta perayaan Natal dan Paskah.  "Ritual ini menjadi jembatan antara leluhur yang telah meninggal dengan generasi yang masih hidup, memperkuat nilai-nilai kehidupan masyarakat," tambah Made Yudana.

Made Yudana memaparkan bahwa upacara adat di Papua, termasuk Bakar Batu,  sering dilakukan untuk merayakan pesta adat, kelahiran, kematian, pernikahan, dan panen. "Pada zaman dahulu, Bakar Batu digunakan sebagai persembahan dan ekspresi kegembiraan maupun kesedihan kepada leluhur.  Ritual ini juga dipercaya mampu membangun kekuatan jiwa kolektif dan menghadirkan kekuatan supranatural, bahkan berfungsi sebagai kontrol dan bantuan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan tanggung jawabnya," jelasnya.

Selain aspek spiritual, Bakar Batu juga memiliki fungsi sosial yang penting.  "Tradisi ini juga bertujuan untuk berbagi makanan, seperti ubi, jagung, dan sayuran, dengan mereka yang membutuhkan," ungkap Made Yudana.

Meskipun perkembangan teknologi telah membawa perubahan, termasuk kemudahan dalam memasak, tradisi Bakar Batu tetap lestari, terutama di kalangan masyarakat suku Dani, baik di perkampungan maupun perkotaan. Made Yudana menambahkan, "Walaupun sebagian masyarakat Papua di perkotaan jarang melakukannya, suku Dani tetap memegang teguh tradisi ini pada setiap peristiwa penting."

Tradisi Bakar Batu memiliki berbagai sebutan di berbagai suku, seperti Gapiia (suku Mee di Paniai), Jugum Paga Lakwi atau Barapen (suku Dani di Kalome).  "Istilah Barapen menjadi sebutan yang paling umum," kata Made Yudana.

Meskipun bahan makanan yang digunakan dapat berupa umbi-umbian dan dedaunan, Made Yudana menekankan bahwa masyarakat tetap berpegang teguh pada tradisi ini karena nilai budaya dan keunikannya.  "Makanan ini khas dan lebih tinggi proteinnya dibandingkan makanan olahan modern," imbuhnya.

Made Yudana menjelaskan, "dalam antropologi, tradisi diartikan sebagai kebiasaan magis-religius yang meliputi nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yang membentuk sistem budaya untuk mengatur tindakan sosial.  Sedangkan dalam sosiologi, tradisi diartikan sebagai adat istiadat dan kepercayaan yang dipelihara secara turun-temurun."

Tradisi Bakar Batu, menurut Made Yudana, merupakan warisan nenek moyang yang bukan dilakukan secara kebetulan, tetapi memiliki makna mendalam dan membentuk budaya masyarakat.  Ia juga menambahkan perspektif tentang "great tradition" dan "little tradition" dari Funk dan Wagnalls (2013), menjelaskan bagaimana tradisi dapat dimaknai secara berbeda berdasarkan pemahaman dan keterlibatan masyarakatnya.

Made Yudana menuturkan, Suku Dani (atau Parim), tetap memegang teguh kepercayaan leluhur, termasuk menghormati orang yang telah meninggal melalui upacara dan penyembelihan babi.  Penggunaan koteka dan pakaian tradisional Wah juga tetap dijalankan.  Meskipun sebagian telah memeluk agama Kristen, kepercayaan adat, terutama konsep "atou" (kesaktian leluhur yang diturunkan), masih dianut.  Simbol Kaneka juga tetap digunakan dalam upacara keagamaan.

Made Yudana menjelaskan sistem hubungan keluarga yang unik pada suku Dani, yang terbagi dalam tiga tingkatan: ukul (klan kecil), ukuloak (klan besar), dan uma (kesatuan teritorial).  "Sistem ini menunjukkan struktur sosial yang kompleks dan erat," katanya.

Secara detail proses Bakar Batu di Distrik Kalome: pencarian kayu dan batu, penyusunannya, pembakaran, hingga penyembelihan babi (yang menurut kepercayaan masyarakat, babi yang mati langsung saat dipanah menandakan kesuksesan acara). Peran perempuan dalam menyiapkan bahan makanan dan menyanyikan lagu tradisional juga dijelaskan secara rinci, termasuk tahap memasak dan seremonial sebelum makan bersama.

Made Yudana juga menyinggung pentingnya doa sebelum makan dan aturan agar setiap orang menikmati hidangan di tempat dan tidak membawa pulang dagingnya.  Sistem paguyuban dalam proses makan bersama juga dijelaskan.

Tradisi Bakar Batu melalui teori Durkheim, menekankan pada pentingnya masyarakat berkumpul secara kolektif,  dan ritual sebagai bentuk komunikasi dengan yang ilahi. Bakar Batu, menurutnya, merupakan sarana pemujaan dan ungkapan syukur kepada kekuatan yang lebih besar,  serta berfungsi sebagai media penyambutan kelahiran, perayaan pernikahan, penghormatan kematian, dan ucapan syukur atas panen.

Made Yudana menyimpulkan bahwa di tengah kemajemukan masyarakat Distrik Kalome, tradisi Bakar Batu memiliki makna baru: meningkatkan solidaritas antar masyarakat suku Dani, melestarikan budaya leluhur,  mewariskan budaya kepada generasi penerus, memperkenalkan budaya kepada masyarakat pendatang,  dan sebagai penguat identitas sosial di tengah kemajemukan.  Pelantikan Gubernur Papua Pegunungan pun dirayakan dengan tradisi Bakar Batu,  menunjukkan perpaduan antara tradisi dan modernitas.

wartawan
Putu Noviyanti Yudana Putri
Category

Tradisi Ritual Bakar Batu Pada Masyarakat Suku Dani di Distrik Kalome, Puncak Jaya, Papua

balitribune.co.id | Papua, pulau paling timur Indonesia, menyimpan kekayaan tradisi dan adat istiadat yang masih lestari, belum banyak terpengaruh globalisasi.  Keindahan alamnya, dengan laut yang jernih dan biota laut langka, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.  Namun, lebih dari sekadar keindahan alam, Papua kaya akan budaya yang unik, salah satunya tradisi Bakar Batu.

Baca Selengkapnya icon click

Anggota DPRD Badung Dendy Astra Wijaya Dampingi Bupati Hadiri Post Tour Exhibition BBTF

balitribune.co.id | Mangupura - Anggota DPRD Badung Putu Dendy Astra Wijaya mendampingi Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menghadiri Bongkasa Pertiwi Village, Post Tour Exhibition Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) Cultural Dinner,  pada Sabtu (14/6) bertempat di Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Badung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bahas RKPD 2025, Komisi II DPRD Badung Raker Bersama Dinas Pariwisata serta Dinas Pertanian dan Pangan

balitribune.co.id | Mangupura - Komisi II DPRD Kabupaten Badung membahas Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)Tahun Anggaran 2025 bersama dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yakni Dinas Pertanian dan Pangan serta Dinas Pariwisata Kabupaten Badung bertempat di Ruang Rapat Gosana II DPRD, Jumat (13/6/2025).

Baca Selengkapnya icon click

Astra Motor Bali Buka Pendaftaran Honda Track Day 2025, Siapkan Adrenalin Anda!

balitribune.co.id | DenpasarHonda Track Day 2025 is back! Saatnya pecinta kecepatan dan anggota komunitas Honda di Bali menguji adrenalin dan merasakan sensasi berkendara di lintasan sirkuit bertaraf internasional. Melalui tagline "Melesat Penuh Kebanggaan", Astra Motor Bali resmi membuka pendaftaran Honda Track Day 2025 Seri 2, yang akan digelar pada 21–23 Juni 2025 di Pertamina Mandalika International Circuit.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Buka FESTA 2025, Sanjaya Tegaskan Pentingnya Gotong Royong Antar Desa

balitribune.co.id | Tabanan - Berlangsung meriah, Festival Kecamatan Tabanan (FESTA) sukses menarik antusias masyarakat Tabanan di area Gedung Kesenian I Ketut Marya. Event yang menjadi rangkaian perayaan Bulan Bung Karno Kabupaten Tabanan Tahun 2025 ini dibuka langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya,S.E.,M.M, Sabtu, (14/6). Turut hadir anggota DPR RI N.

Baca Selengkapnya icon click

Lahan Bermasalah, Rencana Pemprov Bali Ambil Alih Bandara Letkol Wisnu Terganjal

balitribune.co.id | Singaraja – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan mengambil alih Bandar Udara (Bandara) Letkol Wisnu di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, nampaknya tidak akan mulus. Pasalnya ditemukan persoalan lama yang belum terselesaikan yakni sengketa lahan seluas 56,5 are yang hingga kini belum sepenuhnya diganti rugi.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.