
balitribune.co.id | Depasar - Reuno Medical menghadirkan seminar eksklusif bertajuk “Sculpting with Science: Experts Unveil HA Filler Tailored Exclusively for the Gluteal Area” di RSIA Bali Royal Hospital, Minggu (14/9).
Acara ini menghadirkan dr. Ana Rahmawati, Sp.D.V.E., dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika yang membagikan pengalaman praktik klinis penggunaan dermal filler berbahan dasar asam hialuronat (HA) untuk area bokong dan wajah.
Menurut dr. Ana, penggunaan filler modern semakin diminati karena memberikan hasil estetik tanpa harus menjalani prosedur bedah. Salah satunya adalah Variofill, filler berbasis HA yang diproduksi di Jerman dengan teknologi Monophasic Particle Technology (MPT).
“Variofill dirancang khusus untuk area gluteal dengan konsentrasi HA yang tinggi, 33 mg/ml. Produk ini mampu bertahan hingga 24 bulan, sehingga tidak hanya efisien tapi juga memberikan hasil yang optimal dan natural,” ujar dr. Ana.
Ia menjelaskan, filler ini bisa diaplikasikan untuk mengisi area kecil atau spesifik seperti bokong, pinggul, maupun hip dip. Dengan teknik yang tepat, pasien dapat memperoleh kontur tubuh yang lebih proporsional dan percaya diri.
Meski relatif aman, dr. Ana menekankan pentingnya edukasi sebelum melakukan prosedur. Pasien wajib berdiskusi dengan dokter untuk memastikan indikasi, teknik penyuntikan, serta risiko yang mungkin muncul.
Selain itu, perawatan dengan Variofill yang sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia diklaim lebih aman selama dilakukan oleh dokter yang berkompeten dan di fasilitas medis yang resmi. “Kelebihannya, pasien tidak perlu menjalani operasi besar, sehingga masa pemulihan jauh lebih singkat,” tambahnya.
Seminar ini diharapkan dapat memperkaya wawasan para dokter peserta dalam teknik pengisian filler serta meningkatkan kualitas layanan perawatan estetika di Indonesia.
“Harapannya, inovasi ini tidak hanya meningkatkan estetika, tapi juga kepercayaan diri pasien. Yang terpenting, prosedur dilakukan oleh dokter yang berkompeten dan di fasilitas medis yang resmi,” tutup dr. Ana.