Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Virus Korona dan Butir-Butir Percakapan dalam Kitab Mahabrata

Bali Tribune / Wayan Windia - Ketua Dewan Pembina Yayasan Made Sanggra, Sukawati.

balitribune.co.id | Cerita Mahabrata, banyak dikisahkan oleh para Dalang di Bali, dalam cerita wayang. Wayang adalah bayangan. Pada waktu kecil, wayang adalah tontonan yang paling menarik perhatian masyarakat. Para orang tua hanya mengatakan bahwa, cerita wayang adalah bayangan tentang kehidupan sosial. “Tempat kita bercermin” katanya. Pada saat itu (lk. 60 tahun yl), saya sama sekali tidak membayangkan, tentang apa makna dari nasehat orang tua itu dahulu. Tetapi yang jelas bahwa tontonan wayang sangat mengagumkan. Kita harus siap begadang hingga tengah malam. Kemudian dalam perjalanan pulang dari menonton wayang, para orang tua membahas kembali cerita wayang yang tadi ditonton, dengan berbagai diskusi yang seru antar mereka. Kemudian tidur bersama-sama di balai banjar.

Sekarang, barulah saya tersadar tentang makna dari kisah-kisah dalam cerita wayang, dengan lakon cuplikan Mahabrata tersebut. Tentang bagaimana kompleksitas kehidupan manusia. Tentang Takdir Tuhan, dll. Bahwa cerita Mahabrata memang tempat kita bercermin. Dan juga sebagai referensi kehidupan. Cerita Mahabrata, betul-betul penuh dengan warna-warni (colorful). Berbeda dengan cerita Ramayana yang terkesan umumnya hanya hitam-putih, yakni (Rama/lambang kebajikan) versus (Rahwana/lambang kebatilan). Hanya ada beberapa cerita sampingan kecil dalam cerita Ramayana, yakni tentang Wibisana, Kumbakarna, dan Patih Merica. Tetapi cerita Mahabrata betul-betul sangat penuh warna-warni. Terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu karakter tokoh-tokohnya.

Berkait dengan serangan Korona, saya berusaha membuka-buka Kitab Mahabrata (buah karya : C. Rajagopalachari, Penerbit Dipta, 2014). Saya agak penasaran. Apakah Mahabarata juga menyinggung eksistensi wabah seperti ini. Pada halaman 324, Kitab Mahabrata itu bercerita sebagai berikut. Bahwa tatkala Bimaniyu gugur dalam perang karena dikeroyok, Yudistira sangat bersedih. Lalu datanglah Begawan Wiyasa. Sang Begawan bercerita kepada Yudistira.

Bahwa tatkala Dewa Brahma sedang menciptakan mahluk, akhirnya Ia justru khawatir, bahwa mahluk itu nanti berkembang, dan melebihi daya tampung bumi. Kegelisahan dan kekhawatiranNYA menyebabkan terjadinya nyala api yang berkobar di bumi. Bumi hampir musnah. Datanglah Dewa Rudra untuk memohon agar Brahma menenangkan api yang berkobar di bumi. Dewa Brahma berkenan, dan bersedia untuk mengendalikan api tsb. Kemudian diubah keputusanNya, dengan menciptakan hukum kematian. Bahwa mahluk hidup pasti akan mengalami kematian, agar bumi tidak sesak. Kematian bisa karena wabah, penyakit, bencana, atau perang. Jadi, janganlah bersedih kalau ada kematian. Ia akan menghadap Tuhan. Justru banyak ada banyak alasan untuk bersedih, bagi seseorang yang masih hidup.

Jadi, serangan wabah (korona yang terjadi saat ini), tampaknya memang dimaksudkan oleh Tuhan untuk mengurangi jumlah manusia di bumi. Agar bumi tidak terlalu sesak. Bayangkanlah, jumlah penduduk India sudah mencapai  1,2 milyar. Jumlah penduduk RRT sudah mencapai 1,4 milyar. Bumi ini diperkirakan tidak akan bisa menampung manusia lebih dari 7 milyar.

Beberapa orang pemikir mengatakan bahwa, pada saat penduduk bumi ini mencapai 7 milyar, maka bencana besar akan terjadi. Dari pada terjadi bencana besar sekaligus, maka Tuhan sudah mulai mengurangi manusia sedikit demi sedikit di bumi, tatkala bumi sudah terasa semakin sesak. Ketika langit tidak lagi kelihatan biru. Ketika manusia semakin loba dengan mengeruk isu perut bumi, dan menghisap isi perut bumi itu, yang mengandung panca datu.

Dalam kitab tersebut juga tercatat pesan Sang Begawan Wiyasa bahwa “tidak ada orang yang bisa melawan Takdir. Yang penting, teguhkan hatimu, tegakkan keluhuran budimu. Waspadalah. Perintahlah rakyatmu dengan arif dan bijaksana”. Kalau hal itu dilaksanakan, maka kiranya kita bisa terhindar dari mara bahaya virus korona. Mungkin itulah sebabnya, beberapa penekun spiritual mengatakan bahwa orang-orang yang terserang korona adalah orang yang sudah Takdirnya. Kalau kita berbuat kebajikan dan selalu mendekatkan diri dengan Tuhan, maka diharapkan orang-orang akan terhindar dengan serangan mematikan virus korona.  

Di bagian lain buku itu juga tercatat cerita yang mungkin terkait dengan dampak serangan korona saat ini. Bahwa pada suatu hari baik, Pandawa mengadakan upacara Rajasuya. Atas nasehat Bisma, Yudistira memilih Krisna sebagai tamu kehomatan. Tapi Raja Cedi, Sisupala protes keras. Ia tidak setuju dengan pilihan tsb. Lalu ia menghina Bisma, Krisna, dan Yudistira dalam forum tsb. Kemudian terjadi perang antara Krisna dan Sisupala. Sisupala mati. Upacara Rajasuya akhirnya dilanjutkan.

Setelah upacara berakhir, Begawan Wiyasa mohon diri kepada Maharaja Yudistira. Setelah menyembah kaki Sang Begawan, Yudistira bertanya tentang masa depan. Dikatakan oleh Sang Begawan, bahwa Yudistira akan menghadapi banyak tantangan dalam 13 tahun ke depan, setelah pelaksanaan upacara besar tsb. Bahwa ratusan raja akan mati dalam suatu pertempuran besar. Namun Sang Begawan belum menyebut perang Berata Yuda. Nah, setelah pertempuran besar terjadi, yakni 13 tahun setelah Upacara Rajasuya, akan muncul tatanan hidup yang baru. “Setelah ratusan raja tewas, maka tatanan kehidupan lama akan berganti” kata Begawan Wiyasa.

Demikianlah, mungkin manusia di bumi harus memulai tatanan kehidupan yang baru (new normal), setelah serangan korona yang mematikan ini. Yakni, serangan korona yang menyerang ratusan pejabat negara di bumi. Oleh karenanya, serangan virus korona harus membawa momentum bagi manusia untuk tidak rakus dan menjauhi sifat sad-ripu yang bisa menghancurkan bumi. Bumi adalah Bhuwana Agung. Sebagaimana halnya manusia (Bhuwana Alit), maka bumipun tidak akan mau disakiti terus. Pada saatnya bumi akan menggeliat dan melakukan “perlawanannya”. Tujuannya adalah untuk mencari keseimbangan Bhuana Agung (Alam Semesta) yang baru.

wartawan
Ida Bagus Kade Perdana
Category

Polisi Ungkap 23 Jaringan Narkoba Diduga Dikendalikan dari Balik Lapas

balitribune.co.id | Denpasar - Anggota Satres Narkoba Polresta Denpasar kembali mengungkap 23 kasus sepanjang Agustus 2025. Dari total 26 tersangka yang diamankan, enam di antaranya tercatat sebagai residivis kasus serupa. Polisi menduga kuat peredaran barang haram ini masih terkait dengan jaringan narapidana yang beroperasi dari balik lembaga pemasyarakatan (Lapas).

Baca Selengkapnya icon click

Amankan Ancaman Siber, Telkomsel – Asuransi Igloo Hadirkan Perlindungan Digital

balitribune.co.id | Jakarta  - Perusahaan keamanan siber Check Point mencatat Indonesia mengalami rata-rata 3.300 serangan siber per minggu pada awal tahun 2023, tertinggi di Asia Tenggara. Laporan lain dari SOC Radar pada tahun 2024 juga mencatat terjadinya lebih dari 4.406 jenis serangan phishing. Ancaman siber yang semakin canggih membuat perlindungan digital menjadi kebutuhan penting.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pascabencana, FKPEN Bali Ingatkan Fokus pada Pemulihan

balitribune.co.id | Denpasar - Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara (FKPEN) Bali menyerukan agar semua pihak fokus pada pemulihan pascabencana banjir yang menerjang beberapa wilayah di Bali ketimbang saling menyalahkan.

Ketua FKPEN Bali, A.A Bagus Ngurah Agung di Denpasar, Senin (22/9) mengatakan pihaknya prihatin dan berbela sungkawa atas musibah yang menimpa banyak orang yang ada di Bali pada Rabu (10/9/2025).

Baca Selengkapnya icon click

Sampaikan Santunan Kedukaan dan Doa Bersama, Grab Mengunjungi Keluarga Korban Hilang Akibat Banjir di Mengwitani

balitribune.co.id | Mangupura - Grab mengunjungi keluarga korban hilang bencana banjir yang menerjang Perumahan Permata Residence, Desa Mengwitani, Kabupaten Badung pada 21September 2025 untuk menyampaikan belasungkawa, memberikan santunan kedukaan, serta mengikuti prosesi penghormatan terakhir bersama keluarga yang ditinggalkan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pelayanan Kesehatan Program JKN Semakin Mudah, Cepat dan Nyaman

balitribune.co.id | Denpasar – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan untuk melindungi masyarakat dari biaya pelayanan kesehatan yang sangat tinggi. Program JKN terus memberikan manfaat nyata bagi seluruh masayarakat tanpa terkecuali. 

Baca Selengkapnya icon click

Dewan Pertanyakan Dasar Hukum Eksploitasi Galian C Bukit Asah

balitribune.co.id | Singaraja – Aktivitas pertambangan galian C ilegal di Bukit Asah Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Buleleng semakin memprihatinkan. Eksploitasi tanpa izin tersebut tidak hanya merugikan negara dari sisi pendapatan, tetapi juga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat karena dampaknya yang nyata terhadap lingkungan sekitar.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.