BALI TRIBUNE - Kuman dalam nasi bungkus diduga menjadi penyebab korban keracunan massal di Sukawati menderita diare dan pusing hingga tiga hari lebih. Tim dokter RSU Sanjiwani menduga, ada kuman dalam nasi bungkus yang dikonsumsi saat pengarakan ogoh-ogoh. Pemkab Gianyar meminta warga agar tidak mengkaitkan ke hal-hal aneh terhadap kejadian luar biasa ini.
Memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan terbaik, Pj Bupati Gianyar I Ketut Rochineng dan Jajaran DPRD Gianyar, Senin (19/3), memantau kondisi korban keracunan massal. Pada kesempatan ini, pihak rumah sakit Sanjiwani Gianyar diminta untuk melakukan penangan serius terhadap para korban. Terlebih ada beberapa korban yang sudah dipulangkan, kembali masuk UGD karena masih menderita diare dan pusing-pusing.
Rochineng juga meminta warga korban keracunan massal ini tidak panik dan menjalani perawatan hingga kondisinya pulih. Ditegaskan jika kejadian ini tidak ada kaitannya dengan hal-hal aneh yang bepotensi memperkeruh suasana. “Jika isu-isu tidak logis didengar apalagi dipercaya, kan bisa tambah runyam. Biarkantim dokter menangani dan kita tunggu hasil pemeriksan Badan POM,” pintanya.
Sementara itu, Dirut RSU Sanjiwani Gianyar Ida Komang Upeksa menyebutkan, keracunan akibat makanan dampaknya akan terasa enam jam kemudian. Namun berbeda dengan dampak yang dirasakan oleh 104 korban keracunan massal di Banjar Mudita, Sukawati yang sudah mencapai tiga hari lebih.
Dari analisis tim dokter RSU Sanjiwani Gianyar, diduga kuat nasi bungkus yang dikonsumsi korban, mengandunag kuman. Kuman ini kemudian berkembang biak di dalam tubuh korban sehingga dampaknnya hilang berhari-hari. ”Kami sudah memiloki protap penangan pasien keracunan. Namun ada beberapa warga yang awalnya enggan di rawat inap, akhirnya kembali lagi karena masih mengeluhkan pusing-pusing,” terangnya.
Samentara itu, akibat keracunan massal ini, belasan korban anak-anak yang masuk duduk di bangku SD, tidak bisa ikut ujian tengah semester, pada hari senin kemarin. Berharap daopat mengikuti ujian di hari kedua, pihak rumah sakit belum mengijinkan pulang, karena kondisinya belum stabil.