Diposting : 4 July 2018 21:54
Djoko Moeljono - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - DEMAM berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (dominan) dan beberapa spesies Aedes lainnya. Di Indonesia, keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan dan yang dihubungkan dengan gejala dengue hemorrhagic fever (DHF) yang parah adalah tipe 3.
“Jumlah kasus DHF utamanya meningkat pada musim hujan, di mana sumber air bersih bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan program pembersihan lingkungan yang baik,” ujar dr Ayu Widyanti, didampingi AA Made Wirayanthi (Program Lansia) Puskesmas II Denpasar Utara (Denut), Selasa (3/7).
Sosialisasi upaya pencegahan dan deteksi dini gejala DBD di Wantilan Br Tegal Kori, Ubung Kaja, Denut, itu disampaikan di hadapan para kader dan puluhan warga lanjut usia (lansia) di sela kegiatan Posyandu Paripurna. Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua PKK Kelurahan Ubung Kaja Ni Nyoman Surmiati Mirta, didampingi Kepala Dusun Tegal Kori Ketut Subrata, dan Ketua PKK Dusun Tegal Kori Ni Wayan Sukasih.
Gejala terinfeksi virus DBD, antara lain jika mengalami demam tinggi mendadak tanpa sebab yang berlangsung secara terus menerus selama 2-7 hari, nyeri pada kepala, mata, otot, tulang, sendi, mual, muntah, dan timbul ruam. Biasanya disertai perdarahan pada kulit, gusi, hidung, saluran pencernaan, saluran kemih, dan bertambah banyaknya darah waktu menstruasi.
Pada kesempatan itu juga dijelaskan tentang tanda dan gejala anjing rabies, di mana awalnya, seekor anjing yang terinfeksi mungkin menunjukkan perubahan perilaku yang ekstrem dan lebih sensitif. Seiring perkembangan virus, anjing yang terinfeksi bisa menjadi sensitif terhadap sentuhan, cahaya, dan suara serta munculnya busa atau buih di mulut anjing.
Secara bertahap, virus akan menyebar sehingga menyebabkan penderita merasa gelisah, kebingungan, kelumpuhan, kesulitan menelan, dan menjadi kejang hingga menyebabkan koma. Bahkan berbagai organ tubuh terasa semakin sakit dan menyebabkan kematian meski sudah mendapatkan pengobatan.
Sebelumnya, puluhan warga lansia itu selama sekitar 60 menit mengikuti senam kesegaran jasmani dan senam tera yang dipimpin Siswoto, dibantu Hari Sutanto dan Ni Nyoman Widiasih yang akrab disapa Bu Fajar.