Kembali, Sudikerta Ingatkan Penggunaan Buah Lokal dalam Yadnya | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 27 Desember 2024
Diposting : 15 July 2016 13:56
habit/adv - Bali Tribune
yadnya
PESAN DHARMA - Wagub Bali, Ketut Sudikerta, menampaikan pesan-pesan dharma saat hadir dalam prosesi Pitra Yadnya, Atma Wedana dan Dewa Yadnya di Desa Padangbai, Karangasem, Rabu (13/7).

Amlapura, Bali Tribune

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, tidak bosan bosannya mengingatkan warga agar menggunakan buah lokal dalam sarana upakara keagamaan. Himbauan itu kembali dilontarkannya ketika menghadiri prosesi Pitra Yadnya, Atma Wedana dan Dewa Yadnya di Desa Padangbai, Karangasem, Rabu (13/7) kemarin.

Menurut Sudikerta,penggunaan buah lokal merupakan upaya untuk melestarikan keberadaan buah asli Bali sekaligus mendukung perekonomian para petani buah lokal. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan buah asli Bali?,” kata Sudikerta.

Dia mengatakan, akan lebih baik lagi kalau buah lokal yang digunakan itu merupakan hasil panen sendiri. “Hendaknya kita tidak selalu bergantung pada buah-buahan impor. Kita juga bisa mulai memanfaatkan ruang di halaman rumah kita yang tidak terlalu luas untuk membudidayakan buah lokal seperti jambu biji, nanas” ujarnya.

Apalagi, tambah Sudikerta, sudah ada Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Buah Lokal. Di sisi lain, orang nomor dua di Bali itu juga menyampaikan rasa syukurnya atas upacara atau ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat desa Pekraman Padangbai.

“Upacara `yadnya` ini harus dilakukan sebagai sujud bakti kepada pitra kita, sekaligus sebagai bentuk pembayaran terhadap Tri Rna atau tiga hutang terhadap sang pencipta, guru dan terakhir sekaligus implementasinya yaitu hutang terhadap leluhur kita,” imbuhnya yang dalam kesempatan itu turut juga didampingi oleh Asisten bidang ekonomi dan pembangunan Ketut Wija.

Selain itu, Sudikerta juga berpesan pada masyarakat Padangbai agar melakukan ritual persembahan secara tulus ikhlas serta menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing agar semua masyarakat bisa merasakan persembahyangan dengan sukacita.

Menurutnya, langkah Desa Pakraman Padangbai dalam pelaksanaan ngaben massal yang dilandasi semangat gotong royong dan tulus iklas akan melahirkan tujuan mulia sebagai persembahan terhadap leluhur kita. “Dengan semangat gotong royong akan semakin meringankan beban sekaligus biaya yang harus ditanggung oleh krama kita,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Karya, I Made Cadet, menjelaskan bahwa upacara ngaben kali ini melibatkan sekitar 97 sawa yang dimiliki oleh sekitar 68 KK. Ia juga sangat mengapresiasi kehadiran Wagub Sudikerta. “Saya sangat mengapresiasi bantuan dan kehadiran wakil gubernur di sini sebagai bentuk dukungan bagi kami, dan saya harap dukungan seperti ini bisa terus dilanjutkan pada kesempatan berikutnya,” tukasnya.