MENJALANI pernikahan selama bertahun-tahun, wajar jika sekali waktu rasa jenuh dan hambar datang menghampiri. Kalau sudah begini, hari-hari yang dijalani bersama pasangan terasa hampa dan seolah tidak harmonis lagi. Untuk itu, jangan pernah menyepelekan rasa bosan itu. Sebab, jika dibiarkan berkepanjangan, akan membuat pasangan suami istri (pasutri) mencari “tantangan” lain yang justru bisa membuat pernikahan jadi berantakan. Solusi terbaiknya adalah cari cara untuk mencegah kebosanan itu timbul.
Maka belajar dan berusahalah untuk saling berbagi hobi. Dari sekian banyak kegiatan, pasti ada yang bisa menarik minat pasutri. Misalnya bersama melakukan olahraga ekstrem, wisata kuliner, atau sekedar menyusun puzzle bersama. Berbagi hobi akan membuat pasutri lupa akan hal-hal yang membosankan sekaligus memberikan perasaan rileks. Apalagi jika tantangan dalam hobi semakin sulit, pasti pasutri akan semakin bersemangat menjalankannya.
Memiliki waktu “me time”, sebab pernikahan bukanlah alasan untuk menghilangkan ruang pribadi atau waktu untuk diri sendiri. Kesibukan sebagai istri dan ibu terkadang membuat melupakan kebahagiaan diri sendiri, karenanya menyendiri dengan memiliki “me time” akan membantu untuk introspeksi diri, dan kembali menjadi pribadi yang utuh.
Saat rasa bosan datang, melihat wajah pasangan pun terkadang malas. Untuk meminimalisir kejenuhan itu, cobalah merencanakan waktu liburan ke tempat yang sama sekali tidak ada di pikiran, misalnya, bersafari di Afrika Selatan atau menyelam di Raja Ampat, Papua. Gunakan waktu liburan itu untuk selalu bermesraan, yang akhirnya bisa membuat merasa percaya diri dan dicintai.
Kebahagiaan yang orang lain rasakan, juga bisa menular kepada diri sendiri. Maka, tak ada salahnya untuk berbagi kebahagiaan bersama orang-orang yang kurang beruntung. Misalnya, merayakan ulang tahun pernikahan di sebuah panti asuhan, melihat kebahagiaan anak-anak karena uluran tangan juga akan membawa rasa senang dan rasa bosan pun menjadi hilang.*