balitribune.co.id | Singaraja - Keinginan pemerintah pusat untuk segera membuka zona hijau kawasan pariwisata di Bali mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Terlebih selama ini pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi Covid-19 ini.
Dengan vaksinasi massal kepada pelaku industri pariwisata, pelayan publik, pemuka agama, dan beberapa anggota masyarakat, pemerintah berharap kekebalan (herd immunity) kelompok bisa terbentuk sehingga perlahan pariwisata dapat bangkit dan kembali pulih. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam kunjungannya meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di Gianyar, Bali, Selasa (16/3).
Hal yang sama disampikan Bupati Buleleng, Bali Putu Agus Suradnyana.Bupati menginginkan agar tiga kawasan pariwisata di wilayahnya bisa menjadi zona hjiau Covid-19 dan dapat dibuka kembali.Tiga kawasan itu yakni Pemuteran, Lovina dan Munduk. Bupati Agus Suradnyana menyampaikan keinginan itu usai menghadiri vaksinasi terpusat yang juga dipantau Presiden RI, Joko Widodo secara virtual di Gedung Kesenian Gede Manik, Selasa (16/3).
Agus Suradnyana menjelaskan, jika diizinkan agar tiga zona yaitu Pemuteran, Lovina, dan Munduk dibuka sebagai zona hijau Covid-19. Dengan begitu, otomatis harus ada penambahan vaksin di tiga zona tersebut dan diprioritaskan untuk diberikan vaksin lebih sehingga bisa menjadi zona hijau.“Setelah menjadi zona hijau, tentunya pariwisata dibuka. Sektor ekonomi bisa bangkit kembali dan vaksinasi diperlukan untuk itu,” jelas Agus Suradnyana.
Menurut Agus Suradnyana, Buleleng memiliki tiga kawasan pariwisata dan tentu akan dihitung menjadi kawasan prioritas kunjungan oleh wisatawan pasca pandemi Covid-19. Mengingat tiga zona tersebut merupakan daerah yang aman, nyaman dan dekat dengan lingkungan. “Buleleng punya keunggulan itu. Sehingga jangan diabaikan,” imbuh Agus Suradnyana.
Lebih lanjut, Agus Suradnyana mengatakan,tiga zona pariwisata di Bali yaitu Sanur, Ubud dan Nusa Dua dijadikan percontohan zona hijau Covid-19. Diharapkan, percontohan tersebut berjalan dengan baik dan mulus.
Jika vaksinnya sudah tersedia, daerah lain di Bali akan mengikuti. Walaupun tidak secara bersamaan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng terus berusaha sekuat tenaga mengendalikan Covid-19 sambil menunggu ketersediaan vaksin yang cukup.
“Kalau target tidak usah dikhawatirkan. Kita sudah punya tenaga yang siap. Bahkan jika nanti kewalahan, kita akan libatkan dari AKBID (Akademi Kebidanana) dan dari STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan),” kata dia.
Sementara itu,Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan,vaksinasi terpusat oleh Pemkab Buleleng akan memberikan vaksin kepada sebanyak 1.035 orang. Jumlah tersebut terdiri dari dari lansia dan unsur masyarakat lainnya sebanyak 479 orang untuk vaksin tahap dua pada termin satu. Sedangkan, sisanya sebanyak 565 orang mendapatkan vaksin tahap dua termin dua.
Pada tahap dua termin satu yang disasar adalah lansia, tokoh agama, rohaniawan, FKUB. Kemudian juga seniman serta kalangan pariwisata “Masih dihitung realisasi dari vaksinasi terpusat ini,”katanya.
Suyasa menambahkan,vaksinasi tahap kedua termin kedua dengan jumlah yang besar, tentu membutuhkan ruang yang besar.Kalau diarahkan ke lokasi yang lain dikhawatirkan tempatnya tidak akan mencukupi,terlebih kondisi lansia yang tidak mudah. “Tidak mudah dalam artian tentu harus ada ruangan yang lebih luas. Yang lebih bagus untuk mereka bisa menerima vaksin,” tandas Suyasa.