Diposting : 25 December 2021 06:55
Putu Suasta - Bali Tribune
balitribune.co.id | Salah satu dampak positif dari globalisasi yang difasilitasi oleh kemajuan teknologi adalah semakin mudahnya manusia saling berbagi momen-momen suka cita. Contoh konkritnya adalah Natal. Sekalipun Natal merupakan hari raya umat Kristen, tetapi gemerlap perayaannya juga dirasakan orang-orang non-Kristiani. Ada jutaan anak di dunia ini yang tidak berasal dari keluarga Kristiani tetapi selalu menantikan kehadiran badut santa claus saban bulan Desember.
Demikian juga lagu-lagu bertema Natal yang sudah begitu legendaris dan begitu akrab di telinga orang-orang non-Kristiani. Pernak-pernik Natal juga selalu dinantikan banyak orang di tempat-tempat publik, termasuk oleh non-Kristiani. Nuansa Natal juga kita rasakan dalam lalu lintas konten internet di gadget kita setiap bulan Desember.
Unsur-unsur perayaan hari-hari besar agama lain juga sesungguhnya semakin universal. Suka cita yang dirasakan umat agama tertentu, juga dirasakan umat agama lain karena kita semakin mudah terhubung satu sama lain. Dari segi dampak ekonomi, keterkaitan kita satu sama lain secara kulutural dan keagamaan semakin jelas. Dampak positif dari peningkatan belanja masyarakat di masa Natal tentu tidak hanya dirasakan pelaku ekonomi beragama Kristen dan saya yakin bukan hanya pebisnis Kristen yang berjualan komoditas kebutuhan Natal. Demikian juga dengan perayaan agama lain. Dampak ekonomi dari Hari Raya Idulfitri, misalnya, niscaya dirasakan oleh masyarakat non-Muslim dan pasti banyak juga pebisnis non-Muslim yang turut mengambil untung di hari raya tersebut.
Sekat-sekat RAS sesungguhnya semakin tipis sekalipun ada beberapa kelompok yang selalu mencoba mempertebal sekat-sekat tersebut. Perdebatan-perdebatan tentang ucapan “selamat Natal” oleh agama lain yang terus dimunculkan setiap bulan Desember adalah upaya dari sejumlah kelompok mempertegas sekat-sekat tersebut. Tapi saya yakin upaya seperti itu tidak akan berpengaruh banyak karena secara natural manusia akan saling berbagi momen sukacita dan kemajuan teknologi informasi semakin mempermudah kita untuk saling berbagi.
Sebagai seorang Hindu, tidak ada alasan logis bagi saya untuk tidak turut merasakan suka cita saudara-saudara lain di hari besar keagamaan mereka. Termasuk di momen suka cita Natal ini. Saya memang tidak memahami dengan baik muatan-muantan teologis dari hari-hari raya agama lain, tetapi sebagai manusia saya dapat merasakan suka cita yang dirasakan saudara-saudara saya di hari-hari besar agama mereka.
Karena itu, dengan tulus dan dalam suasana suka cita saya mengucapkan selamat Natal kepada semua saudara beragama Kristen. Doakanlah di hari-hari suci ini agar negeri kita dapat pulih dari situasi pandemi yang telah mendera kita semua kurang lebih 2 tahun ini. Doakan juga saudara-saudara kita yang di beberapa wilayah yang sedang menghadapi musibah alam (banjir, longsor, gunung meletus, gempa dan ancaman tsunami). Selamat menunaikan ibadah suci dan selamat bersukacita!