Permintaan Ayam Petarung Lesu | Bali Tribune
Diposting : 4 September 2022 16:00
SAM - Bali Tribune
Bali Tribune / Kadek Sudiarta dengan ayam petarung peliharaannya.

balitribune.co.id | BangliPermintaan ayam pertarung atau aduan belakangan ini alami penurunan yang sangat signifikan. Tidak menutup kemungkinan banyak peternak akan gulung tikar.

Seorang peternak ayam petarung, Kadek Sudiarta (44)  mengaku sudah geluti usaha ternak ayam petarung sejak tahun 2003. Jenis ayam petarung yang dikembangbiakan berbagai jenis mulai dari jenis Sweater, Black Bonanza, Black Grey dan jenis lainya.”Sebelumnya kami coba peruntungan dengan ternak babi, namun karena harga babi fluktuatif dan melihat pangsa pasar yang menjanjikan kami beralih budidaya ayam petarung,” ujarnya, Minggu (4/9).

Peternak  asal Desa Tiga, Kecamatan Susut ini mengaku memelihara sebanyak 594 ekor ayam. Biasanya ayam yang dijual telah menginjak usia 17 bulan. Sementara untuk harga ayam kisaran 2  juta sampai  3 juta per ekornya. Untuk pangsa pasar, Kadek Sudiarta mengaku telah memilki pelanggan tetap yakni dari seputaran Bangli, Denpasar, Karangasem dan Gianyar. Selain itu pihaknya juga milki pelanggan tetap dari luar Bali, seperti dari  Manado, Kupang dan Flores dan Sumatera

Lantas untuk transaksi dengan pelanggan khususnya dari luar Bali, kata dia selain pelanggan datang langsung melihat kondisi ayam juga transaksi dilakukan via online. ”Untuk ayam yang dikirim ke luar Bali  biasanya lewat udara, untuk dokumen sudah ada yang bertanggung jawab, kami hanya sebatas menjual ayam ditempat,” ungkap pria yang juga seorang ASN ini.

Disinggung realita yang terjadi saat ini, kata Kadek Sudiarta secara umum dampaknya dirasakan peternak ayam aduan. Kini permintaan ayam alami penurunan yang cukup siginifikan. Dalam kondisi normal ayam yang laku terjual kisaran 1—20 ekor per bulannya. Sementara hingga  hari ini ayam yang laku terjual baru 8 ekor saja. Realita yang terjadi tidak menutup kemungkinan banyak peternak mulai lakukan banting harga. Namun demikian pihaknya tetap pertahankan harga karena berbicara image peternak. “Semisal saat pamdemi Covid banyak peternak jual ayam dengan harga murah, namun kami tetap pertahankan harga, justru permintaan ayam datang dari NTT, begitupula sekarang menurut pandangan kami mungkin bisa saja dalam beberapa bulan kedepan situasi kembali normal,” ungkapnya.