BALI TRIBUNE - Ditengah gencarnya promosi pariwisata di wilayah Ubud, namun ada saja pemandangan yang tidak sedap terutama soal sejumlah trotoar jalan yang berlubang.
Bahkan di beberapa tempat keramaian, ‘Ranjau’ trotoar (trotoar berlobang) itu, sangat membahayakan keselamatan wisatawan mancanegara (Wisman) yang sedang melintas. Tak jarang pula, mobil ikut terjebak dan memicu kemacetan. Kondisi ini, menuai sorotan anggota DPRD asal Padangtegal Ubud, I Kadek Era Sukadana.
Dari pantauannya, mulai di kawasan Padangtegal sampai ke Ubud, terdapat banyak trotoar berlubang. Ironisnya, saat malam hari, jalanan gelap karena lampu mercury pada mati. “Ketika Ubud dieluk-elukan, justru fasilitas yang berkaitan dengan kenyamanan pariwisata, sangat terabaikan," keluh Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD Gianyar ini, Senin (15/5).
Kondisi ini, sebutnya sangat meresahkan wisatawan. Apalagi dari informasi yang diterimanya, sudah puluhan wisman yang menderita luka- luka akibat terperangkap ke lobang trotoar itu. “Ranjau” trotoar, ada yang mengakibatkan wisatawan menderita patah tulang di bagian kakinya. Meski terkesan sepele, bagi Kadek Era, kasus wisman terperosok ke ranjau trotoar ini akan mempengaruhi kenyamanan wisman yang sedang berlibur. “Kami harap instansi terkait segera menyikapi itu. Jangan sampai menunggu ada korban, “ harapnya.
Lambannya respon pemerintah ini, juga diakuinya kerap menimbulkan opini miring. Terlebih Ubud menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Gianyar, yakni mencapai 70 persen. Namuan kenyataannya, Pemkab Gianyar terkesan mengabaikan Ubud. “Banyaknya fasilitas umum yang rusak dinilai tidak sebanding dengan kontribusi pariwisata Ubud. Mulai dari retribusi Pajak Hotel dan Restoran (PHR) dan sebagainya,” sorotnya.
Secara terpisah, Kepala Bandan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gianyar, I Gede Widarma Suharta mengatakan, tahun ini pihaknya sedang merancang masterplan terkait pembangunan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Terkait pembangunan apa saja, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab terlebih dahulu akan melakukan rembug dengan tokoh-tokoh masyatakat setempat. "Masterpland masih kami rancang tahun ini dengan melibatkan tokoh, pelaku pariwisata dan pengusaha, " terangnya singkat.