balitribune.co.id | Semarapura - Puncak Karya Mamungkah, Ngeteg Linggih, Mapeselang dan Pendudusan Agung Pura Dalem Tugu Gelgel, Klungkung digelar pada Selasa, Kliwon Wuku Medangsia (15/10). Setelah sebelumnya melaksanakan Tawur Balik Sumpah, Mlaspas. Mendem Pedagingan Lan Karya Pengingkup berlangsung meriah dan sukses. Hal ini terkait selesainya perluasan areal Pura menjadi tiga mandala, restorasi jajaran Pelinggih, pembangunan parkir serta penataan pawongan, kamar mandi dan sarana lainya.
Sebelum kegiatan puncak, persiapan upacara sudah mulai tanggal 22 Juli 2024, dengan ritual matur piuning, nyukat genah dan menjaya-jaya. Karya Puncak yang berlangsung setiap 25 - 30 tahun sekali ini menelan biaya Rp 2,5 miliar yang melibatkan 13.000 KK Bali dan Nusantara. Serangkaian upacara merupakan proses sampai karya puncak, yakni nanceb taring Lan wewangunan, nyuci, ngingsah, negtegang beras, ngunggahang sunari, pindekan, ngawitin ngoreng, mlaspas wewangun, ngajum pedagingan, mepepada dan tawur balik sumpah, mendem pedagingan lan karya pengingkup.
Ketua Bidang Organisasi Persemetonan Pratisentana Sira Arya Kubontubuh Kuttha Waringin ( PPSAKK), Dr. I Wayan Gede Rumega, SH. MH dan Bidang Infokom Dr. I WayanTerimajaya dalam release mengatakan, sukses besar Karya Agung ini berkat partisipasi semua anggota pengurus PPSAKK terutama Prof. Dr. I Ketut Mertha, SH, MHum (Ketua Umum PPSAKK), serta dihadiri Dirjen Bimas Hindu Prof Dr Drs I Nengah Dwija,MSi. Juga pelaku serta pendamping mendem pedagingan, seperti PJ Gubernur Bali (Pelinggih Pejenengan Kawitan/Gedong Bata), Ida Dalem Smara Putra (Pelinggih Tugu, Pelinggih Sanghyang Tugu), I Nyoman Parta (Bale Pengaruman) ,PJ Bupati Klungkung dan Walikota Denpasar (Bale Paselang) dan lainya.
Dr. Gede Rumega yang kini Waka KPN Kelas 1A Khusus Jakarta Utara mengatakan, bahwa pada tanggal 8-9 Oktober 2024 ada giat Nuur tirta dari Pura Kahyangan Jagat (Padma Bhuana) meliputi Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Watu Klotok (Klungkung), Pura Dalem Ped (Nusa Penida), Pura Andakasa, Goa Lawah (Kintamani), Pura Luhur Uluwatu (Badung), Pura Luhur Batukaru, Puncak Mungu, Ulundanu Batur,dan Pura Pusering Jagat Klungkung. Sedangkan Pura-Pura lainya, Alas Purwo (Jatim), Gunung Agung (Karangasem), Semeru Agung (Jatim Agung Karangasem, Pura Segening, Puncak Penulisan,Pura Dalem Sidha Karya, Pura dasar Bhuana (Gelgel), Pura dalem Bugbugan, Pura Pusek Gelgel,Mrajan Puri Klungkung,Pura Kentel Gumi, Pura Emas/puncak dan Puncak Gunung.
"Menjelang Puncak Karya (11/10), juga dilaksanakan upacara Mlasti ke Pantai Klotok dan Memasar ring Pura Mlanting Dasar Bhuana Gelgel, Senin (14/10) lakukan upacara Papapada, Memben, Mlaspas Bagia Pulakerthi, mulai pukukl 09.00 Wita sampai tengah malam dipuput 2 orang Sulinggih. Dan pada Selasa (15/10) adalah puncak karya, tahapan upacara terdiri 3 tahap sehari penuh mulai jam 09.00 wita Pengebek, Pemgodal, Pangenteng ( mdi utama mandala) , Mapeselang, Pedanan (di Madya Mandala) dipuput 11 Sulinggih Siwa Budha," terang mantan KPN Jember ini.
Sementara Ida Bhatara nyejer selama 11 hari, diisi dengan penganyar, hiburan kesenian dan mesineb, Sabut (26/10). Penyineban diisi dengan Mendem Bagia Pulakerthi, menjauman dan terkahir metirta yatra dan meajar-ajar ke Pura Goa Lawah dan Tampaksiring pada Selasa (5/11).
Gede Rumega menambahkan, untuk harapan kedepan, Nincapang srada bakti warga kehadapan Ida Sanghyang Widi Wassa-Ida Betara. Betari Kawitan, Nincapang soliditas pesemetonan PPSKKK, menjaga vebrasi kesucian Pura lan kebersihan Pura, menjadikan Pura kawitan sebagai pusat kegiatan budaya, kreativitas generasi muda berkesenian, termasuk pembentukan sekeha gong PPSAKK (wanita, generasi milenial). Juga Dharmawancana dan dharmatula bidang adat budaya, dan agama.
Partisipaasi warga sajebag Bali, dan luar Bali (Ambon, Sumbawa, Lombok, Palembang, Lampung, Banyuwangi, Banggai Sulawesi Tengah. Kedua Piranti Wewangunan Karya dilakukan sepenuhnya dengan sistim Amongan Dadia, gabungan Dadia, Kecamatan, Kabupaten dengan wewalungan sepenuhnya aturan damuh Ida Betara Kawitan. Juga piranti wewangunan aturan sameton sejebag Bali- Nusantara. Sedangkan semetonan yang terlibat tercatat 13.000 kepala keluarga (KK) Bali dan Nusantara. Biaya wewantenan Rp 1,3 miliar dan diperkirakan menelan biaya kalau diuangkan Rp 2,5 miliar.