balitribune.co.id | Mangupura - Pemuda atau sekaa teruna di Kabupaten Badung, Bali, bisa tersenyum lebar dalam menyambut Hari Raya Nyepi pada bulan Maret 2025 mendatang Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung bakal kembali mengucurkan bantuan dana untuk menunjang kreatifitas sekaa teruna dalam membuat ogoh-ogoh.
Bantuan yang akan diberikan bahkan naik sebesar Rp 5 juta dari tahun sebelumnya. Yakni dari tahun 2024 sebesar Rp 24 juta menjadi sebesar Rp 25 juta pada tahun 2025.
Seperti yang sudah berjalan selama ini, bantuan ogoh-ogoh ini akan diberikan kepada semua sekaa teruna dan yowana yang ada di Gumi Keris.
Tahun lalu bantuan dana ogoh-ogoh ini diberikan kepada 535 sekaa teruna dan 61 yowana yang ada di Badung.
Perihal pemberian dan kenaiknya bantuan ogoh-ogoh ini dibenarkan langsung oleh
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gede Sudarwitha.
Menurut dia bantuan dana ini merupakan bentuk dukungan dan perhatian Bupati Badung kepada sekaa teruna dalam melestarikan seni dan budaya Bali dalam menyongsong Hari Raya Nyepi di Kabupaten Badung.
"Ya, betul (bantuan ogoh-ogoh) naik," ujarnya belum lama ini.
Sudarwitha mengatakan Bupati Badung Nyoman Giri Prasta setiap tahun terus berupaya meningkatkan bantuan untuk sekaa teruna dan yowana ini. Pada tahun 2025 ini bantuan dana dipastikan naik menjadi sebesar Rp 25 juta per sekaa teruna atau yowana. "Untuk tahun 2025 ini besarannya Rp 25 juta per sekaa teruna. Kalau tahun lalu kan Rp 20 juta," kata Sudarwitha.
Saat ini proses pencairan bantuan ini tengah digodok oleh Pemkab Badung. Pihaknya akan berupaya agar dalam waktu dekat bantuan ogoh-ogoh ini sudah terealisasi mengingat Hari Raya Nyepi tahun 2025 jatuh pada bulan Maret.
"Kira-kira bulan Februari sudah (cair). Untuk sekema pencairan sama seperti tahun lalu," tegasnya.
Dengan adanya bantuan dari pemerintah ini, ujar mantan Camat Petang ini, sekaa teruna dan yowana di Kabupaten Badung diharapkan bisa menyambut Hari Raya Nyepi khususnya Pengerupukan (sehari sebel Nyepi) dengan cara-cara positif dan penuh dengan kreatifitas melalui kesenian ogoh-ogoh.
Dan dalam pembuatan ogoh-ogoh ini pihaknya mengimbau agar tidak keluar dari pakem. Yaitu mencerminkan Buta Kala, kemudian bahan yang digunakan harus ramah lingkungan dan tidak boleh memakai bahan stearofom.
"Kami harap bantuan ini nanti bisa digunakan dengan sebaik-baiknya oleh pemuda Badung dalam berkreatifitas membuat ogoh-ogoh," tegas Sudarwitha.