BALI TRIBUNE - Pengerjaan proyek fisik Pasar Badung di Kota Denpasar direncanakan rampung pada 22 Desember 2017 mendatang. Namun, hingga kini progress proyek pengerjaan pasar terbesar di Bali ini baru mencapai 16 persen dari target yang ditentukan.
Meski dianggap sudah sesuai rencana, namun Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra tetap turun meninjau langsung pengerjaan proyek fisik tahap pertama Pasar Badung yang digarap kontraktor pelaksana PT. Nindya Karya (Persero) ini, Selasa (3/10). Kehadiran Rai Mantra untuk memastikan pengerjaan proyek fisik Pasar Badung dapat berjalan sesuai target. “Pengerjaan proyek sudah berjalan 16 persen dan sudah sesuai rencana,” ujar Rai Mantra.
Dikatakan Rai Mantra, memang terdapat sejumlah hambatan dalam pembangunan proyek Pasar Badung. Salah satunya, yakni terkait material beton yang terpengaruh KRB Gunung Agung. Sebagai antisipasi terkait hal tersebut telah dilakukan antisipasi dari pengerjaan proyek dengan pengambilan material dari jawa. “Kita terus melakukan evaluasi secara bertahap dengan terbukti telah sesuai rencana,” ujarnya.
Selain meninjau proyek Pasar Badung, Rai Mantra juga langsung turun ke bantaran Sungai Badung meninjau penataan proyek Sungai Badung.Terkait penataan menyeluruh antara Sungai Badung dan Pasar Badung secara bertahap dengan pengaturan drainase yang dapat dilakukan penataan secara baik.
“Saya sudah cek langsung secara detail dengan perencanaan drainase Pasar Badung dan Sungai Badung telah masuk dalam rencana dan kita terus lakukan evaluasi bersama,” ujar Rai Mantra.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar (Disperindag) Wayan Gatra mengatakan, sesuai arahan Walikota Rai Mantra, pihaknya terus melakukan evaluasi serta tidak ada masalah terkait dengan kendala material yang dihadapi kontraktor.
Dia mengatakan, proyek pembangunan kembali Pasar Badung senilai Rp75 miliar lebih, berasal dari APBD Kota Denpasar senilai Rp12 miliar lebih dan dari APBN senilai Rp62 miliar lebih dengan waktu pelaksanaan 150 hari kalender. “Rencana dari Kementerian Perdagangan juga akan segera meninjau progress pengerjaan proyek Pasar Badung,” imbuhnya.
Sementara Manajer Produksi PT. Nindya Karya Wilayah VII, Bali, NTB, NTT, Hari Dwi Husodo mengatakan, dalam pengerjaan proyek Pasar Badung ada sejumlah kendala yang dihadapi. Pertama, masalah material beton yang kebanyakan mengambil dari Karangasem.
“Terkait dengan KRB Gunung Agung, saat ini kita telah melakukan antisipasi mengambil langkah-langkah material dari Jawa. Mayoritas pengerjaan proyek Pasar Badung kebanyakan dari beton, sehingga langkah-langkah material kita segera lakukan di kawasan Jawa,” ujarnya.
Sementara untuk material pasir pihaknya juga mendatangkan dari Jawa, yang sebelumnya material diambil dari Karangasem. “Secara keseluruhan pengerjaan proyek masih berjalan dengan aman, dan harapan Walikota Rai Matra juga pengerjaan ini sesuai dengan rencana dan jangan sampai terlambat,” ujarnya.