Amlapura, Bali Tribune
Musim kemarau panjang mulai terjadi, sebagaian warga di Karangasem mulai mengalami krisis air bersih utamanya di wilayah tandus seperti Seraya Kecamatan Karangasem, Kecamatan Kubu, Abang, dan Kecamatan Manggis. Di wilayah Kubu, warga harus berjalan belasan kilometer demi mendapatkan satu ember air bersih guna keperluan memasak dan minum lantaran sebagian besar sumber air yang ada termasuk embung geomembaran sudah mulai mengering.
Di Kecamatan Manggis, sejak aliran air PDAM ngadat dan mati sejak beberapa bulan lalu, warga dibeberapa desa di kecamatan ini mulai menjerit kesulitan mendapatkan air bersih, salah satunya dialami oleh warga seluruh banjar di Desa Antiga. I Wayan Madra, Perbekel Antiga terpilih, dihadapan Bupati Karangasem saat menerima bantuan 15 unit tandon air, Sabtu (7/5) mengaku warganya mulai kesulitan air bersih sejak eberapa bulan lalu. Dikuinya, sejumlah sumber air yang ada di Desa Antiga mulai mengering sehingga warganya harus berjalan jauh mencari sumber air agar bisa memasak dan untuk minum. “Warga kami mengalami kesulitan air bersih sejak beberapa bulan lalu, ditambah lagi aliran air PDAM yang ngadat,” ujarnya.
Karena itulah melalui pihaknya selaku Perbekel, warga Antiga mengusulkan agar ada bantuan air bersih bagi warga, dan usulan tersebut langsung ditanggapi oleh Pemkab Karangasem dengan memberikan bantuan 15 Tandon air atau Profil Tank yang akan terus diisi air oleh mobil tangki dari BPBD maupun Dinas Sosial Karangasem. “Kami berharap pemerintah bisa mencarikan solusi agar masalah kesulitan air yang dialami oleh warga kami bisa teratasi untuk jangka panjang,” pintanya.
Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri juga tidak menampik terkait bencana kekeringan yang mulai dialami oleh warga Karangasem memasuki musim kemarau panjang saat ini. “Untuk jangka pendek kami akan memberikan bantuan tandon air termasuk mendistribusikan air bersih ke tandon tersebut untuk mengatasi sementara kebutuhan air bersih warga,” tegasnya.
Lantas apa langkah kongkrit yang akan dilakukan Pemkab Karangasem? Menjawab pertanyaan tersebut, Mas Sumatri mengatakan pihaknya akan segera melakukan kajian teknis untuk mngatasi permasalahan kekeringan dan kesulitan air bersih di Kubu, Abang, Manggis dan Karangasem. Namun disebutkannya ada beberapa solusi yang mungkin bisa dilaksanakan diantaranya mengalirkan air telagawaja kewilayah Kubu, Abang, Manggis dan Karangasem, membuat cubang komunal atau membuat sumur bor termasuk rencana mengalirkan air Tirta Taman Ujung ke wilayah Kecamatan Manggis.
Melihat kejadian pipanisasi air Telagawaja yang berulangkali meledak setiap uji coba karena menggunakan pipa HDPE apa yang akan dilakukan pemerintah? Terkait hal ini Mas Sumatri mengaku akan memanggil tim teknis termasuk dari pihak Balai Pengairan Bali Penida untuk membuat kajian. “Di sini kita akan mencari tau kenapa pipa air telagawaja berulang kali meledak setiap uji coba, baru kita carikan solusinya,” sebutnya. Perkara apakah kemudian pipa itu akan diganti dengan pipa Galvanis menurutnya itu tergantung hasil kajian nanti.
Lalu bagaimana dengan Embung Geomembran yang banyak pihak menyebutnya sebagai proyek gagal karena banyak yang rusak dan tidak berfungsi, apakah akan kembali membangun embung yang sama? Menjawab hal ini Mas Sumatri mengaku akan melakukan pengecekan termasuk mengkaji lagi apakah embung tersebut masih layak atau tidak untuk mengatasi kekeringan di Karangasem. “Ya, nanti kita lakukan pengecekan, kalau embungnya ada yang rusak kita akan perbaiki sambil mengkaji ulang apakah embung layak dibangun atau tidak,” paparnya.
Yang jelas, kata Mas Sumatri, pihaknya akan berupaya keras untuk mengatasi kekeringan dan kesulitan air bersih di Karangasem.