Komisi III DPRD Bali Tinjau Bendungan Titab-Ularan di Buleleng, Kapasitas 13 Juta Kubik Air, Baru Terisi 25 Persen | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 12 December 2017 19:16
San Edison - Bali Tribune
Bendungan
BULELENG -- Komisi III DPRD Provinsi Bali saat meninjau Bendungan Titab-Ularan di Buleleng.

BALI TRIBUNE - Komisi III DPRD Provinsi Bali, meninjau kondisi Bendungan Titab-Ularan, di Buleleng, Jumat (8/12). Peninjauan ini dilakukan, menindaklanjuti semburan dan retakan yang terjadi di bendungan itu pada awal tahun ini. 

Pada kesempatan tersebut, rombongan dipimpin Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali I Nengah Tamba, didampingi beberapa anggota. Kedatangan mereka diterima Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada, didampingi Putu Dudana (Satker Bendungan), Yubra Arnasa (PPK Bendungan Titab), dan Pancarasa (Kepala Teknik Bendungan).

Dalam penjelasannya di hadapan dewan, Jayada mengatakan, pada awal pembangunannya, bendungan ini memiliki 4 fungsi, yaitu untuk irigasi, sumber air baku, pembangkit listrik, dan pariwisata. Untuk saat ini, manfaat yang sudah sangat dirasakan adalah bendungan ini mampu menahan banjir di wilayah hilir yang sering menjadi langganan banjir. 

Selain itu, untuk irigasi pada musim kemarau, bendungan ini juga sangat membantu, karena tetap mampu mengalirkan air. Nantinya, untuk air baku dari bendungan Titab-Ularan diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan di wilayah Burana (Buleleng-Jembrana). 

Terhadap penjelasan ini, anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali Nyoman Suyasa, mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan yang masuk ke dewan terkait tindak lanjut setelah terjadi peristiwa letupan dan retakan di Bendungan Titab-Ularan. Terhadap hal ini, Jayada mengatakan, kejadian tersebut merupakan hal yang normal terjadi, sebab fisik bendungan yang baru ketika itu masih mencari komposisi yang pas. 

"Peristiwa semburan itu terjadi karena ada isntrumen dalam terowongan pembuangan air di Bendungan Titab-Ularan yang mengalami kerusakan. Untuk memastikan hal ini, kami sudah melakukan evaluasi dan pengecekan instrumen dan sudah selesai diperbaiki pada 26 November 2017," kata Jayada.

Setelah perbaikan selesai, kondisi Bendungan Titab-Ularan dievaluasi ulang oleh Komisi Keamanan Bendungan, selanjutnya diberikan rekomendasi untuk melakukan pengisian kembali air dalam bendungan. Pada 29 November 2017, bendungan mulai diisi kembali secara bertahap. "Sampai saat ini, sudah terisi 3,7 juta kubik air atau sekitar 25 persen, dari kapasitas bendungan 13 juta kubik air," ujarnya. 

Ketinggian air saat ini mencapai 32 meter dari dasar bendungan, jika terisi penuh, bendungan akan terisi air dengan ketinggian 162 meter dari dasar bendungan. Setiap tahap pengisian air akan dilakukan evaluasi untuk menilai keamanan dan kekuatan bendungan. "Kita lakukan evaluasi, sehingga tidak terjadi lagi peristiwa ledakan seperti awal itu," katanya. 

Mendengar penjelasan Jayada, anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali Wayan Adnyana, menanyakan besaran air yang masuk ke bendungan. "Berdasarkan hasil yang dihitung Balai, air masuk ke bendungan sebesar 4500 liter/detik," jawab Jayada, seraya menambahkan, untuk sementara terkait pembangkit listrik alat-alatnya sedang dilakukan lelang di pusat, dan besaran anggaran yang sudah diserap oleh pembangunan bendungan ini, sebesar Rp483 miliar dan semuanya merupakan anggaran dari APBN. 

Adapun anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali Kadek Diana, mengharapkan agar dengan pembanguanan bendungan ini, mampu memberikan manfaat kepada penduduk sekitar. Ia juga menekankan aspek keamanan saat pengisian kembali. "Jangan ada lagi peristiwa lain yang terjadi, yang dapat membuat masyarakat di hilir bendungan merasa tidak aman," pinta Kadek Diana.