Konjen RRT Terbitkan Buku Panduan Wisata Bahasa Mandarin | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 28 Desember 2024
Diposting : 8 January 2018 21:04
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
pariwisata
Wakil Konjen RRT di Denpasar, Chen Wei.

BALI TRIBUNE - Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Denpasar menerbitkan buku panduan pengenalan atau informasi tentang Pulau Bali berbahasa Mandarin yang ditujukan untuk wisatawan asal Tiongkok saat berwisata di Bali.

Wakil Konjen RRT di Denpasar, Chen Wei mengatakan buku panduan itu akan dibagikan kepada wisatawan Tiongkok setelah mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, travel agent, hotel dan di kantor Konjen setempat secara gratis.

Kata dia, di awal tahun 2018 disediakan 30 ribu buku panduan yang diantaranya berisi tentang kondisi Bali, perbedaan waktu, mata uang/rate, transportasi, obyek wisata, budaya, rumah sakit, keimigrasian, tanggap darurat bencana dan hal-hal yang perlu diperhatikan selama berada di Bali. Serta informasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung dan memberikan kemudahan wisman Tiongkok.

Dia menyebutkan saat ini kunjungan warga Tiongkok ke Pulau Dewata setiap tahunnya semakin meningkat. Pada tahun 2014 lalu wisatawan Negeri Tirai Bambu yang berkunjung ke Bali hanya 400 ribu orang, kemudian tahun 2015 meningkat menjadi 600 ribu kunjungan, sedangkan tahun 2016 tumbuh sebesar 980 ribu kunjungan dan 2017 dari Januari-Oktober tercatat mencapai 1,37 juta kunjungan.

"Melalui buku ini semoga bisa memberikan bantuan kepada warga Tiongkok yang berada di Bali," katanya saat rapat Konjen RRT Denpasar dengan stakeholder pariwisata di Sanur.

Diterbitkannya buku panduan berbahasa Mandarin ini dikatakan Chen berisi informasi yang lengkap sesuai keperluan warga Tiongkok saat liburan di Bali agar terhindar dari berbagai permasalahan. Pihaknya pun mengharapkan agar industri pariwisata Bali kedepannya bisa ditingkatkan. "Tugas Konjen di Denpasar ialah melindungi hak-hak warga negara Tiongkok bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk meningkatkan hubungan kedua pihak dan kami mengharapkan semua ini bisa meningkatkan hubungan Tiongkok dengan Indonesia," harap Chen.

Melalui buku ini kata dia akan bisa meningkatkan hubungan kerjasama disektor pariwisata antara Tiongkok dan Indonesia khususnya Bali. Pada 2018 diharapkan akan lebih banyak lagi bisa mendatangkan warga Tiongkok berwisata di Pulau Bali. Namun saat ini sebagian warga Tiongkok diakuinya merasa khawatir datang ke Bali dikarenakan aktivitas Gunung Agung yang masih menunjukkan peningkatan.

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2018 seiring kondisi Gunung Agung yang nampak mulai tenang pihaknya yakin kunjungan wisman Tiongkok akan membaik. "Dari pihak Pemerintah Tiongkok tidak pernah melarang penerbangan dari Tiongkok ke Bali. Ini semua tindakan komersial dari maskapai," tegas Chen.

Lebih lanjut dia menegaskan Pemerintah Tiongkok seperti pemerintah negara lainnya sebagai sikap bertanggungjawab terhadap warga negaranya beberapa waktu lalu sempat mengeluarkan travel advisory untuk mengingatkan warganya jika datang ke Bali harus memperhatikan ada peningkatan aktivitas Gunung Agung.