BALI TRIBUNE - Pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace (KBS-Ace) dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), sudah mendaftarkan diri sebagai calon peserta Pilgub Bali 2018. Kedua pasangan calon ini hanya menunggu jadwal ditetapkan oleh KPU Bali.
Menariknya, usai pendaftaran hingga saat ini kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini menunjukkan jurus yang berlawanan di lapangan. KBS-Ace misalnya, terlihat cukup aktif bersosialisasi, bahkan KBS-Ace menggelar deklarasi hingga kecamatan.
Sebaliknya, Mantra-Kerta terkesan adem ayem. Bahkan belum sekalipun pasangan calon yang diusung Koalisi Rakyat Bali melakukan deklarasi di daerah, pascadeklarasi dan pendaftaran tanggal 9 Januari lalu.
Terkait hal ini, para petinggi di KRB tak menepisnya. "Bagi kami, belum saatnya unjuk kekuatan, misalnya mengerahkan massa. Kami tidak ingin kehabisan energi di tengah jalan. Waktu masih panjang," kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bangli, Wayan Gunawan, di Denpasar, Kamis (25/1).
KRB, imbuhnya, baru akan melakukan show of force saat kampanye sebagaimana dijadwalkan KPU Bali. "Kami akan melakukan pengerahan massa pada waktu yang tepat, saat kampanye," ujar Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Bali ini.
Meski belum ada show of force, namun diakuinya bahwa kerja-kerja pemenangan Mantra-Kerta tetap dilakukan. Bahkan khusus untuk Bangli, Gunawan menargetkan kemenangan, meskipun tipis.
Target ini disebutnya realistis, mengingat masyarakat saat ini sudah semakin cerdas dalam berpolitik dan menentukan pilihan. Masyarakat Bali, menurut dia, akan menentukan pilihan yang tepat terhadap pemimpin Bali lima tahun ke depan.
“Saya menilai masyarakat sejak sekarang sudah ada yang menentukan pilihan. Ada yang menentukan pilihan terhadap calon pemimpin yang akan dipilih baru menjelang kampanye, dan ada yang menjelang pemilihan pada hari H,” tuturnya.
Ia menambahkan, masyarakat Bali juga sudah memiliki standar penilaian khusus seperti apa pemimpin ke depan. Kesiapan calon pemimpin untuk ngayah lahir dan bathin pada masyarakat Bali, kedekatan terhadap adat dan budaya, disebutnya akan menjadi penilaian tersendiri bagi masyarakat.
Sebab Bali sebagai daerah tujuan wisata, tidak bisa dilepaskan dengan adat dan budaya. "Pemimpin Bali itu tidak bisa bicara ajeg Bali di atas kertas, melainkan harus direalisasikan ketika sudah terpilih. Mantra-Kerta memiliki semua itu," tandas Gunawan.