BALI TRIBUNE - Ditengah kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini, memberikan dampak yang cukup signifikan bagi para petani khususnya para Petani Padi. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan beras dipasaran yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Namun, untuk mengantisipasi hal tersebut masyarakat tidak perlu khawatir karena jumlah pasokan dan ketersediaan beras di Bali masih cukup aman, dimana jika diliat dari Luas Sawah di Bali saat ini sebanyak 79.526 hektar, dari luas tersebut memiliki luas tanam sebanyak 141.219 hektar, sedangkan luas panen sebanyak 14.703 hektar.
Untuk 1 hektar sawah menghasilkan padi sebanyak 58,8 kwintal atau setara dengan 5,8 ton/hektar. Dari luas panen tersebut menghasilkan gabah kering sebanyak 82.7362 ton kalau disetarakan dengan beras kurang lebih 518 ton beras. Diketahui bahwa kebutuhan konsumsi beras di Bali untuk jumlah penduduk 4,2 juta jiwa ditambah dengan jumlah kunjungan wisatawan domestic dan mancanegara maka kebutuhan beras selama setahun kurang lebih 43.8380 ton.
Jadi, jika data produksi dikurangi data konsumsi maka masih ada surplus sebesar 26.164 ton sampai akhir desember 2017. Sedangkan pada bulan Maret, April dan Mei Bali akan memasuki masa panen raya. Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan maupun pasokan beras yang ada di Bali. Demikian diungkapkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali Wayan Mardiana dalam orasinya di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Lapangan Renon, pada Minggu (28/01).
Lebih lanjut, dalam orasinya Wayan Murdiana juga mengungkapkan bahwa terkait dengan Peraturan Menteri Perdagangan No.57 Tahun 2017, dimana harga eceran terttinggi untuk beras kelas medium untuk kluster Bali dan NTB yaitu Rp. 9.540, sednagkan harga beras premium sebesar Rp. 12.800.
Sementara yang beredar dimasyarakat, beras dibedakan menjadi tiga jenis yaitu beras medium yang dikeluarkan oleh Bulog dengan harga Rp. 9350, Beras Premium yang harganya sesuai dengan patokan dari Peraturan Menteri dan Beras Curah Lokal yang saat ini mengalami kenaikan dengan harga jual Rp. 10.000-11.000. Kenaikan beras curah local ini dikarenakan oleh harga padi yang dijual oleh petani kepada penggiling beras sebesar Rp. 5.000.
Sedangkan dengan keadaan cuaca saat ini maka para penggiling padi di Bali yang sebagian besar tidak memiliki dryer, susah untuk mengeringkan padinya. Dari proses tersebutlah, agar para penggiling padi juga mendapatkan untuk maka dijual beras dijual dengan harga Rp.10.000-11.000 dan harga tersbeut masih dalam batas wajar. Ia berharap pada Bulan Maret dimana Bali memasuki Panen Raya, maka harga beras dipasaran bisa kembali stabil.