Gelombang Tinggi dan Angin Kencang, Nelayan Karangasem Terpaksa Cuti Melaut | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 23 Desember 2024
Diposting : 9 February 2018 02:13
Redaksi - Bali Tribune
memancing
CUTI - Cuaca buruk nelayan Karangasem memilih cuti melaut, tampak nelayan Ujung Pesisi, Karangasem yang baru pulang dari melaut.

BALI TRIBUNE - Cuaca buruk yang disertai angin kencang dan gelombang tinggi melanda sebagian wilayah perairan di Karangasem. Sebagian besar nelayan di Karangasem yang menggantungkan hidup dari melaut, sejak dua pekan terakhir ini memilih sementara untuk tidak melaut karena cuaca di tengah perairan yang cukup membahayakan.

Tidak terkecuali nelayan di pesisir Pantai Ujung, Karangasem. Sudah beberapa pekan terakhir ini mereka tidak pergi melaut akibat cuaca yang kurang bersahabat. “Hampir sebagian besar sudah nelayan disini tidak berangkat melaut! Cuaca ditengah perairan tidak menentu pak, kadang jeg tiba-tiba saja datang angin kencang setelah itu gelombangnya pasti naik tinggi,” ungkap Mustafa alias pak Mus salah satu nelayan dari Kelompok Nelayan Beringin Jaya, Ujung Pesisi, Karangasem.

Diakuinya hampir sebagian besar nelayan di Ujung Pesisi ini melautnya cukup jauh yakni hingga keperairan Lombok Utara. Artinya disaat terjadi cuaca buruk ditengah perairan Selat Lombok, para nelayan di pesisir Pantai Ujung ini tidak akan mengambil resiko apalagi menantang bahaya terjangan gelombang tinggi.

Selain cuaca buruk, saat ini memang belum memasuki musim ikan tongkol. Lantaran sebagian besar nelayan di Pantai Ujung bergantung pada musim ikan tongkol, ini juga menjadi salah satu alasan para nelayan tidak melaut dan sementara memilih memperbaiki perahu jukung mereka, jaring, dan perlengkapan melaut mereka lainnya. “Sekarang memang belum musim ikan tongkol! Biasanya musim ikan tongkol itu bulan-bulan April-Mei, Pak!” sebutnya.

Sementara beberapa nelayan yang terhimpit kebutuhan ekonomi juga ada yang terpaksa pergi melaut untuk memancing ikan dasar. Mustafa sendiri salah satunya, karena kebutuhan ekonomi untuk hidup keluarganya dia pun memaksa untuk melaut kendati hasil yang diperolehnya tidak sebanding dengan keringatnya. “Saya baru saja pulang melaut. Ikan dasar juga susah sekarang Pak, masih untung umpan saya disambar gurita jadi ada yang bisa saya bawa pulang untuk makan keluarga,” ceritanya, kemudian berlalu meninggalkan perahunya untuk pulang kerumahnya.