Wabup Sutjidra Apresiasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Mayong | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 23 Desember 2024
Diposting : 6 March 2018 08:36
Khairil Anwar - Bali Tribune
pemberdayaan
PENILAIAN - Wabup Sutjidra saat penilaian Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2018 di Desa Mayong, Kecamatan Seririt, Senin (5/3).

BALI TRIBUNE - Keberahasilan Pemerintahan Desa Mayong, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, membangun akses yang menghubungkan dua desa yakni Desa Mayong dan Desa Banjar, Kecamatan Banjar mendapat apresiasi Pemkab Buleleng. Terhubungnya dua desa itu cukup memberikan implikasi semakin mudahnya akses dan interaksi kedua masyarakat desa tersebut.

Atas upaya itu, Desa Mayong ditunjuk mewakili Kecamatan Seririt pada Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2018. Mayong merupakan desa ketiga yang dinilai setelah Desa Madenan, Kecamatan Tejakula dan Desa Tista, Kecamatan Busungbiu. Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra memberikan apresiasi kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Mayong  setelah berhasil dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Apresiasi tersebut disampaikan Wabup Sutjidra, Senin (5/3), pada saat penilaian Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2018, di Gedung Serbaguna Desa Mayong, Kecamatan Seririt. “Saya sudah beberapa kali datang kesini. Beberapa kali ini berarti sudah lebih dari lima kali. Sudah banyak perkembangan yang saya lihat,” kata Sutjidra.

Selain itu, Sutjidra memberikan pujian terhadap program pemberdayaan lansia yang telah dilakukan Pemdes Mayong pada kegiatan-kegiatan desa. Bahkan terhadap semua program pemberdayaan yang telah dilakukan masyarakat secara menyeluruh oleh Pemdes Mayong. “Hal ini sudah sesuai dengan instruksi Bapak Presiden RI, Ir. Joko Widodo agar seluruh program kegiatan di desa dipadatkaryakan. Artinya masyarakat di desa harus diberdayakan dalam seluruh kegiatan yang didanai dari APBDes,” ujar Sutjidra.

Ditambahkan, Desa Mayong telah memiliki Bina Keluarga Balita (BKB). BKB yang ada merupakan anak-anak yang bermain pada masa golden age atau golden period yaitu umur 0-5 tahun. Dengan BKB ini mengingatkan kepada kita bahwa anak-anak usia ini tidak perlu mendapatkan pelajaran yang berlebihan. “Anak-anak ini tidak perlu mendapat macam-macam. Tidak perlu calistung. Ajarkan atau berikan mereka seperti tadi itu, merangkai motorik dan keterampilan,” imbuh.

Sebagai catatan kepada Desa Mayong, Wabup Sutjidra mengatakan selain BKB, ada pula Bina Keluarga Remaja (BKR). Remaja juga harus diberdayakan. Nantinya, setelah remaja, pada tingkat dewasa juga perlu diberdayakan. Jangan sampai pada saat menginjak dewasa terjadi pernikahan usia dini. “Remaja juga harus diberdayakan diperhatikan. Seperti di Desa Mayong ini, saya baru pertama kali melihat dalam lomba evaluasi desa paduan suaranya remaja. Semoga ini bisa ditingkatkan terus,” tandasnya.