Negara, Bali Tribune
Abarasi di Pantai Gilimanuk yang hingga saat ini sama sekali belum ada penanganannya membuat Warga Kelurahan Gilimanuk kecewa. Kini warag pesisir ujung barat Pulau Bali ini membentangkan spanduk protes disejumlah titik menuju lokasi pantai yang rusak tergerus air laut. Spanduk yang mereka pasang mengatsanamakan Semeton Gilimanuk Bersatu.
Tampak beberapa titik pemasanga sepanduk seperti di pinggir jalan nasional Denpasar-Gilimanuk tepatnya sebelah Barat Pasar Gilimanuk dan dua sepanduk dipasang didekat lokasi serta di gang menuju Lingkungan Jineng Agung. Pada spanduk finil berwarna putih tersebut bertuliskan kalimat yang menagih janji terkait penyelamatan daratan dari ancaman abrasi.
“Selamatkan Daratan Kami dari Abrasi, Kami Butuh Tindakan Nyata Bukan janji Palsu”. Menurut warga spanduk itu merupakan bentuk luapan kekecewaan warga karena janji yang diberikan belum juga terealisasi. Sejumlah warga Gilimanuk ditemui Kamis (22/9) mengatakan spanduk itu dipasang oleh sejumlah warga sekitar yang terdampak abrasi sejak sepekan ini.
Menurut warga setempat, abrasi yang terjadi disekitar pemukiman mereka sudah parah hingga menghanyutkan rumah-rumah milik warga pesisir serta menyebabkan putusnya akses jalan hingga hilanggnya jalan menuju Pasar Gilimanuk. Saat pasang, halaman dan rumah warga terendam air laut. Bahkan rumah-rumah warga hampi setiap hari digempur ombak.
Hingga kini tidak ada bukti nyata penanganan dan perbaikan seperti yang sering dijanjikan, kendati sering ada pejabat yang datang kelokasi dan beberapakali telah dilakukan pengukuran baik dari kabupaten maupun provinsi. Bahkan kurang dari seminggu mereka menyebutkan ada petugas yang datang mengukur.
Warga juga kecewa penanganan yang pernah dilakukan seperti penyenderan yang justru dilakukan pada pesisir yang tidak ada pemukimannya, sedangkan dipantai yang lokasi perkampungan warga justru hingga kini belum dilakukan penanganan apapun. Bahkan pengamatan di Lingkungan yang berbatasan langsung dengan parkir manuver itu kini kondisinya sudah hancur tergerus ganasnya gelombang di pesisir Selat Bali.
Puluhan bus yang sebelumnya pernah dipasang untuk menahan abrasi disepanjang pesisir lingkungan itu bahkan kini kondisinya sudah hancur dan akibatanya air laut perbatasan Jawa-Bali langsung menghantam rumah-rumah warga.