BALI TRIBUNE - Hingga ditetapkan setatus awas gunungapi Agung di Bali, pihak Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih berjalan normal. Pihaknya baru akan melakukan penutupan bilamana gunung Agung meletus dan mengeluarkan hujan abu yang mengganggu aktifitas penerbangan.
"Bandara I Gusti Ngurah Rai akian ditutup jika ada letusan Gunung Agung. Dari AirNav Indonesia bersama PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II telah menyiapkan alternatif pengalihan penerbangan ke sejumlah bandara sesuai daya tampung yang tersedia," kata Corporate Secretary Perum PPPNPI (AirNav), Didiet KS Radityo, Minggu (24/9) di Bandara Ngurah Rai.
Rute pengalihan yang ditentukan kata dia ada 5. Pengalihan diarahkan ke Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, dan bandara Lombok.
Lanjutnya untuk rute-rute pengalihan itu antara lain meliputi 10 penerbangan ke Bandara Juanda Surabaya, 5 penerbangan ke Bandara Hasanuddin Makassar, 5 penerbangan ke Balikpapan, 5 penerbangan ke Jakarta, 3 penerbangan ke Lombok.
Ditegaskannya bahwa AirNav Indonesia telah melakukan simulasi pelayanan lalu lintas penerbangan untuk merespons erupsi Gunung Agung bila terjadi. Simulasi ini kata dia melibatkan Jakarta Air Traffic Service Centre (JATSC), Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC), Airnav Indonesia cabang Bali dan Surabaya, Darwin Volcanic Ash Advisory Centre, Virgin Australia, dan KOBU1, 3, 4, 5.
Namun, diyakinkannya hingga saat ini, aktivitas Gunung Agung belum berdampak pada navigasi penerbangan. Debu vulkanik belum terdeteksi. Aktivitas penerbangan masih normal hingga Sabtu pagi tadi. "Kita akan lakukan sesuai prosedur, secepatnya kami akan keluarkan peringatan, baik Notam maupun ASHTAM bilamana sudah menggangu jalur penerbangan yang keluar atau menuju Bali," tutup Didiet.