Aksara Bali dan Lontar Masuk Mal | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 23 Desember 2024
Diposting : 19 October 2017 19:47
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
demonstrasi
LONTAR - Pameran lontar dan demonstrasi aksara Bali, mendapatkan antusias dari pengunjung di salah satu mal di Denpasar, belum lama ini. Lontar tersebut dipamerkan serangkaian memeriahkan Bahasa Ekspresiku yang digawangi Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI ) Kota Denpasar.

BALI TRIBUNE -Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar tak hanya melakukan sosialisasi dan perawatan naskah lontar di desa-desa wilayah tugas masing-masing. Namun upaya pelestarian terus digalakkan melalui berbagai kegiatan menyasar berbagai kalangan. Salah satunya dengan menggelar pameran lontar dan aksara Bali serangkaian Bahasa Ekspresiku, belum lama ini.

Dalam pameran lontar yang digelar di salah satu mal di Denpasar ini, Penyuluh Bahasa Bali mencoba memperkenalkan keberadaan lontar dan pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali kepada masyarakat pengunjung mal yang tentunya sudah sangat awam dengan keberadaan naskah lontar.

"Kami mencoba untuk mensosialisakan keberadaan lontar untuk warga perkotaan yang sudah modern. Upayanya untuk menggugah warga perkotaan kembali ingat dan mengapresiasi dan menjaga bahasa serta budaya kearifan lokal yang kita miliki,’’ kata salah satu penyuluh bahasa Bali Kota Denpasar, Novi Purnama, ditemui Rabu (18/10).

Selain pameran, kata Novi Purnama, pihaknya juga mengadakan berbagai lomba yang berkaitan dengan kebahasaan. Acara ini digawangi  Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI ) Kota Denpasar ini, dengan berbagai lomba di antaranya lomba mading, lomba cerita pendek, lomba masatua, lomba mewarnai, lomba mengarang puisi, lomba membaca puisi, lomba menyanyi, lomba peragaan busana endek, pameran karya, pentas prestasi, workshop bahasa, dan sosialisasi program aplikasi Bali Simbar (Ketik Aksara Bali dalam Komputer).

Dikatakan, kegiatan pameran lontar ini ternyata cukup menarik minat bagi para pengunjung. Bahkan tak jarang pengunjung yang rata-rata sudah tidak tahu atau sama sekali tidak mengenal aksara Bali ini  mencoba kembali belajar menuliskan aksara Bali.

Diungkapkannya, kegiatan yang dilaksanakan itu merupakan hal yang baru, mengingat bagaimana tradisi kuno yang dibawa ke tempat kekinian mendapatkan animo dari masyarakat.

Selain pengunjung, anak-anak ternyata juga antusias mengikuti berbagai lomba bernuansa aksara dan bahasa Bali. Diharapkan anak-anak yang ikut serta dalam kegiatan itu dapat menjadi generasi penerus budaya. ‘’Kami ingin sedari dini mengenalkan budaya leluhurnya supaya sebagai genrerasi penerus anak-anak ini nantinya memahami cara menjaga, merawat serta mengaplikasikannya dengan baik,’’ ujarnya.