Diposting : 22 January 2019 13:40
Djoko Moeljono - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Anak Agung Ngurah (AAN) Gede Widiada saat ini adalah anggota DPRD Kota Denpasar dari Partai NasDem. Pada Pemilu 2019, Penglingsir Puri Peguyangan ini bakal maju kembali mewakili rakyat sebagai calon legislatif (Caleg) dari partai yang sama untuk wilayah Denpasar Utara (Denut).
Apa sebenarnya yang ingin diperjuangkan sosok humanis ini setelah lima kali duduk sebagai anggota dewan? Dari beberapa visi misi yang disampaikannya, meningkatkan pendidikan anak difabel (difabilitas) adalah skala prioritasnya. Masa depan mereka harus diperjuangkan dan itu menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat termasuk dirinya selaku wakil rakyat.
Widiada yang duduk di Komisi IV (Pendidikan) ini yakin peran anak difabel tidak kalah dengan mereka yang normal. Bahkan dalam beberapa bidang, mereka memiliki kelebihan dan prestasi yang cukup membanggakan dan itu harus diapresiasi dengan meningkatkan fasilitas untuk mereka.
“Di dewan, kami memiliki ruang lebih luas untuk turut memperjuangkan peningkatkan pendidikan termasuk fasilitas bagi anak difabel dan anak berkebutuhan khusus (autis). Misalnya, memperjuangkan untuk peningkatan anggaran pendidikan bagi mereka karena saya yakin Pemerintah Kota Denpasar di bawah kepemimpinan Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra sangat konsen terhadap masalah pendidikan. Dukungan beliau terhadap masa depan anak difabel cukup besar. Infrastruktur dan fasilitas yang dibangun pemerintah selama ini senantiasa ditingkatkan,” tuturnya di Denpasar, Senin (21/1).
Bahkan, lanjut Widiada yang pernah manggung (menari-red) di Jepang ini, sarana bermain dan rekreasi di Taman Kota, Lumintang, Denpasar bagi anak-anak difabel didesain sedemikian rupa sehingga mereka merasa nyaman dan aman sekaligus bisa berinteraksi dengan lingkungannya. “Perlu gerakan masif seluruh komponen masyarakat dalam meningkatkan edukasi bagi mereka,” tandas Widiada.
Fasilitas Publik Ditambah
Ketua Hubungan Denpasar-Fukuoka Bidang Pendidikan dan Kebudayaan ini mendorong Pemkot Denpasar untuk fokus membangun fasilitas publik. Apa yang sudah ada perlu ditambah lagi dengan meciptakan ruang terbuka hijau untuk sarana rekreasi sekaligus olahraga seperti jogging track di areal persawahan di kota bagi masyarakat.
“Denpasar sudah memiliki beberapa subak di tengah kota seperti Subak Sembung di Penatih, Sanur dan Pemogan. Hal ini sangat relevan jika dikaitkan dengan dunia pendidikan. Anak-anak TK, SD bisa diajak rekreasi berjalan-jalan di areal persawahan sekaligus memberikan edukasi tentang lingkungan hijau. Daripada rekreasi ke luar kota,” ujar Widiada memberi masukan.
Tambah Widiada, lingkungan hijau bisa menjadi semacam ‘laboratoriun hidup’ bagi anak-anak sekolah. Hal ini bisa membentuk pola pikir yang lebih ‘smart’ dan arif. Akan ada transformasi pengetahuan/ilmu (knowledge transformation) dari apa yang didapat di bangku sekolah formal dengan belajar langsung dari lingkungan.
“Jadi, fasilitas pendidikan itu tak hanya menyangkut gedung sekolah yang megah dan lengkap saja tetapi bagaimana menyiapkan generasi muda ini memasuki era kompetisi dan industri teknologi yang makin canggih. Jadikan Denpasar rumah kita,” tutup AAN Gede Widiada.