BALI TRIBUNE - Tim Respons Cepat Pemkot Denpasar yang terdiri dari Dinas Sosial kota Denpasar, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, BPBD Kota Denpasar, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Komunkasi dan Informatika serta PMI menggelar rapat koordinasi penanganan kesehatan warga pengungsi KRB Gunung Agung, Jumat (13/10) di ruang Praja Utama Kantor Walikota.
Rapat ini sekaligus sebagai antisipasi dampak jangka panjang jika kemungkinan terburuk erupsi gunung agung terjadi. Rapat dipimpin Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, dihadiri unsur TNI, perwakilan rumah sakit dan tim respon cepat Kota Denpasar. Penekanan pada antisipasi jangka panjang bagi kesehatan pengungsi yang kini telah menetapkan alur penanganan dari tingkat puskesmas, klinik dan rumah sakit.
Rai Iswara menekankan pada penanganan pengungsi di Denpasar secara baik dengan keterlibatan OPD terkait serta tim respon cepat. Saat ini menurut Rai Iswara penanganan tidak hanya dilakukan pada pelayanan posko terpadu, kesehatan, pendidikan, hingga logistik, namun juga melakukan pendataan secara digital. Hal ini dilakukan lewat aplikasi Pro Denpasar Damamaya Cyber Monitor dengan pendataan riil melibatkan lingkungan banjar, komunitas, desa/lurah, hingga kecamatan.
“Diperlukan kebersamaan seluruh pihak dalam melakukan penanganan pengungsi warga KRB Gunung Agung,” ujarnya. Di samping itu Sekda juga mengingatkan pemanfaatan panggilan darurat 112 di Kota Denpasar, serta meningkatkan koordinasi dan komunikasi bersama. Menginfentarisasi permasalahan yang muncul dapat terus ditingkatkan, serta mengidentifikasi untuk menjadikannya sandaran dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
Sementara, Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr Luh Putu Sri Armini, mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi kepada masing-masing dinas dengan persiapan jangka panjang dalam bidang kesehatan. Menurutnya persiapan dilakukan dari langkah koordinasi beberapa dinas yang didukung puskesmas, 16 rumah sakit dan 21 klinik. Langkah ini juga sebagai persiapan tanggap bencana jika terjadi erupsi Gunung Agung.
Selama ini langkah penanganan kesehatan telah disiapkan dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit dengan permasalahan kesehatan infeksi saluran pernafasan yang banyak dialami pengungsi. Hal ini juga telah dilakukan dengan memberikan imunisasi campak kepada balita pengungsi. “Kita telah menyiapkan ditingkat kota baik sarana dan prasarana serta personil kesehatan dalam penanganan jika terjadi erupsi Gunung Agung,” ujarnya.