BALI TRIBUNE - Ancaman bencana alam di Kabupaten Badung cukup besar. Bencana yang rawan menimpa gumi keris mulai dari tanah longsor, angin puting beliung, pohon tumbang hingga tsunami. Melihat besarnya potensi bencana ini, Pemkab Badung mengalokasikan dana sebesar Rp 7,5 miliar untuk penanggulangan bencana. Dana tersebut meliputi dana darurat Rp 1,5 miliar dan dana kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi Rp 6 miliar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, I Nyoman Wijaya mengatakan, dana bencana ini digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana.
"Harapan kami dana ini bisa membantu masyarakat Badung, terutama bagi korban bencana alam," ujarnya, Kamis (12/10).
Dari pemetaan BPBD Badung, wilayan Badung utara seperti Kecamatan Petang dan Abiansemal menempati rangking pertama dan kedua sebagai wilayah rawan bencana. Petang dengan topografi wilayah pegunungan sangat rawan terjadi tanah longsor. Wilayah ujung keris Badung ini bahkan tiap tahun jadi langganan longsor dan pohon tumbang.
Selain Petang dan Abiansemal, ancaman tanah longsor juga bisa terjadi di wilayah Mengwi, seperti Desa Sading dan Penarungan. Pasalnya, wilayah ini dibelah oleh beberapa sungai dalam dan besar.
Pihaknya tidak menutup kemungkinan wilayah Badung selatan seperti daerah bukit Ungasan dan Pecatu, Kuta Selatan juga punya potensi longsor. Hanya saja tidak separah di daerah Badung Utara.
Selain longsor, Badung juga sering dilanda bencana pohon tumbang, puting beliung. Ancaman lain yang berpotensi adalah tsunami. Sebab, wilayah selatan gumi keris berada di pesisir pantai.
"Dengan dana ini maka bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat Badung yang terkena musibah. Seperti, kebakaran, pohon tumbang, dan longsor yang menimbulkan kerugian masyarakat," katanya.
Namun, bantuan ini akan diberikan secara selektif. "Untuk bantuan kami bersinergi dengan instansi terkait, seperti dinas PUPR,” ungkapnya.
BPBD Badung juga menyiagakan tim khusus yang dinamai tim reaksi cepat (TRC) untuk mengamati semua kejadian yang ada di wilayah Badung. Tim ini siaga 24 jam. Instansi ini juga sudah memetakan daerah dan titik-titik rawan bencana termasuk memasang rambu-rambu rawan bencana.
“Untuk mengantisipasi semua bencana yang kemungkinan datang, kami sudah bekerjasama lintas SKPD," tukasnya.