Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Bali-Mandalika-Labuan Bajo

balitribune.co.id | Saya senang mendengar perkembangan pariwisata di Lombok (NTB). Dalam waktu dekat akan dihela oleh balapan motor-super level dunia. Saya juga senang mendengar perkembangan pariwisata di Labuan Bajo (NTT). Bahkan beberapa waktu yang lalu, sarana dan prasaranannya sudah diresmikan oleh Presiden Jokowi. Dengan demikian beban Pulau Bali akan lebih ringan. Pariwisata tidak boleh numplek di Bali. Karena Bali memiliki daya dukung yang terbatas, untuk menampung pariwisata masal, yang selama ini terjadi.

Dampak dari perkembangan pariwisata masal di Bali sudah kita rasakan bersama. Migrasi ke Bali berlangsung dengan sangat kuat. Pertumbuhan penduduk di Kab. Badung bahkan mencapai 5% per tahun, dan di Denpasar mencapai 4% per tahun. Rasanya, tidak pernah dalam sejarah, pertumbuhan penduduk di sebuah kawasan mencapai 4-5%. Kalau kaum migran tidak bersedia melakukan adaptasi sosio-kultural, maka bukan tidak mungkin pada titik tertentu, bisa terjadi konflik horizontal.

Dampak lainnya yang paling tragis adalah alih fungsi lahan sawah yang sangat ganas. Bisa mencapai lebih dari 2000 ha/tahun. Sebelum ada serangan Covid, telah diramalkan bahwa pada tahun 2030 subak di Bali sudah akan nyungsep  (Made Gerya, 2018). Bila hal itu terjadi, maka kebudayaan Bali akan juga nyungsep atau goyah (Nyoman Sutawan, 2005).

Menurut Warsilah (2021) bahwa pengelolaan kawasan akan bermuara pada dua aliran. Apakah akan mengalir ke aspek ekonomi atau aspek lingkungan. Keduanya tidak bisa seiring. Pasti akan terjadi trade-off. Artinya, kalau akan diarahkan pada kepentingan ekonomi, maka lingkungan akan rusak, seperti yang kini terjadi di Bali. Intrusi air laut sudah merajalela. Air danau, yang merupakan sumber air di Bali sudah rusak, dll.

Bila diarahkan pada kepentingan lingkungan, maka perkembangan ekonomi tidak akan bisa cepat. Ini soal pilihan kebijakan. Melihat fakta empiris yang terjadi di Bali selama ini, maka kini saatnya Bali memilih pada aspek lingkungan. Serangan covid mengajarkan kita untuk mawas diri. Bila pelajaran ini tidak juga kita petik, maka kita tinggal menunggu saja, entah kapan Bali akan hancur lebur.

Secara politik, pembangunan yang numpek di Bali dan di Jawa, jelas tidak menguntungkan. Bisa menimbulkan iri hati kawasan Indonesia yang lain. Bibit-bibitnya sudah mulai diwacanakan. Beberapa pengajar yang melakukan kegiatan akademik di Bali, sering menggerutu. Ketika diajak ke lapangan, mereka menyaksikan pemandangan alam di daerahnya, tidak kalah dengan pemandangan alam di Bali. Tetapi kenapa hanya di Bali sarana dan prasarananya diperbaiki?

Kalau keluhan-keluhan semacam itu diajarkan di kelas-kelas kuliah, maka bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi di masa depan. Pada otak dan hati generasi muda tersebut, sudah akan muncul bibit iri hati pembangunan. Bisa saja menjurus pada des-integrasi bangsa. Secara empiris hal itu sudah pernah terjadi. Pada awal kemerdekaan Indonesia, pernah terjadi berbagai pembrontakan yang menjurus pada desintegrasi bangsa. Salah satu sebab musababnya adalah, karena mereka iri terhadap pembangunan nasional yang hanya Jawa sentris. Sejarah ini sebaiknya jangan kita lupakan.

Presiden Jokowi tampaknya menyadari permasalahan bangsa ini. Oleh karena itulah ia dengan keras mendorong, agar PON diselenggarakan di tanah Papua. Lalu dibangunlah sarana dan prasarana oleh raga dengan kualitas level internasional di sana. Karena potensi Papua yang sangat kuat di bidang olah raga. Oleh karenanya, kalau di tahun mendatang ada kegiatan olah raga internasional, maka tidak perlu diadakan di Jakarta dan Jawa saja. Bisa digeser ke tanah Papua. Dengan demikian Papua akan berkembang, seirama dan setara dengan daerah lainnya di NKRI.

Tahun lalu Jokowi juga membuat pernyataan tentang konsep pembangunan yang menakjubkan. Bahwa pembangunan jangan hanya Jawa-Bali sentris. Pernyataan politik itu dengan cepat diterjemahkan dengan pembangunan di Labuan Bajo, dan kemudian di Mandalika. Hal ini sangat penting, agar pembangunan di Indonesia bisa merata, ber keadilan sosial, dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Seirama dengan konsep pembangunan itu, maka kita juga tidak boleh lupa pada konsep visi pembangunan nasional, yang selalu disampaikan oleh Pahlawan Nasional Jenderal TB Simatupang.

Bahwa visi pembangunan nasional di Indonesia haruslah berupa pembangunan nasional yang merupakan penjabaran dari Pancasila. Oleh karenanya GBHN sangat perlu ada dan eksis dalam proses pembangunan nasional. Dalam GBHN harus jelas visi dari pembangunan nasional kita. Dengan demikian, maka parpol pemenang pemilu tidak perlu lagi membuat RPJM atau RPJP sesuai dengan visi partainya saja. Semuanya harus mengacu pada pola pembangunan nasional yang tercermin dalam GBHN.

Kembali pada pembangunan sektor pariwisata, maka sebaiknya pemerintah segera melakukan re-oreintasi. Perlu segera  melakukan moratorium terhadap pembangunan hotel dan restoran di Bali. Apalagi pembangunan hotel-hotel internasional berjaringan. Harus segera stop.  Kembangkan terus pariwisata di Banyuwangi (Jatim), kembangkan terus pariwisata di NTB dan di NTT. Kemudian di Bali perlu diimplementasikan dengan sungguh-sungguh pariwisata budaya. Desa wisata berbasis agrowisata perlu segera dikembangkan. Selanjutnya kembangkan home stay, untuk mendorong ekonomi rakyat.  Ide seperti ini telah lama berkembang dan diwacanakan. Bahkan sejak kepemimpinan  Gubernur Prof. Mantra. Tetapi pada akhirnya pariwisata di Bali berkembang liar.

Hal yang senada juga diwacanakan oleh UNESCO, keteika tim-nya melakukan monev di kawasan WBD Jatiluwih. Tetapi Jatiluwih-pun akhirnya berkembang secara liar. Mungkin kita harus menunggu, hingga lingkungan alam kita hancur. Barulah akan muncul kesadaran baru tentang konsep perkembangan pariwisata yang baru di Bali. Perkembangan pariwisata Bali sudah mencapai satu Abad. Kiranya perlu segera ada evaluasi besar-besaran.

wartawan
RED
Category

Banjir Melanda Jembrana, Puluhan Titik Terendam Air

balitribune.co.id | Negara - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Jembrana sejak Selasa (9/9) mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Genangan air dilaporkan merendam permukiman warga, lahan pertanian, serta mengganggu akses transportasi di beberapa ruas jalan utama. Tidak sedikit warga yang mengungsi.

Baca Selengkapnya icon click

Cuaca Exstrem, Bencana Kepung 4 Kecamatan di Bangli

balitribune.co.id | Bangli - Cuaca extrim yang ditandai turun hujan lbat sejak dua hari terakhir  menyebabkan sejumlah bencana mengepung wilayah Bali. Tak terkecuali, di Kabupaten Bangli. Berdasrkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-Damkar),  dilaporkan jika terjadi bencana merata di empat kecamatan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pemberdayaan Desa Binaan Kelompok PKK Srati Banten Margasengkala

balitribune.co.id | Gianyar - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK dan DIKTI) setiap tahun mengadakan program kegiatan pengabdian Program Pemerdayaan Desa Binaan (PDB), dan tahun 2025 salah satunya diselenggarakan oleh Universitas Dhyana Pura (UNDHIRA) Bali dan bekerjasama dengan STIE Runata dengan kegiatan pengabdian di dua kelompok PKK Srati Banten Margasengkala.

Baca Selengkapnya icon click

Hujan Nonstop Sebabkan Banjir dan Longsor, Lima Rumah di Sanggulan Amblas

balitribune.co.id | Tabanan - Hujan nonstop dari Senin (8/9) sampai Rabu (10/9) menyebabkan musibah longsor dan banjir di beberapa titik di Kabupaten Tabanan. Musibah tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tabanan. Beberapa yang paling mencolok yakni di Perumahan Lembah Sanggulan, Desa Banjaranyar, Kecamatan Kediri.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Hujan Lebat, Karangasem Dikepung Banjir dan Tanah Longsor

balitribune.co.id | Amlapura - Hujan lebat dan angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah di Kabupaten Karangasem, mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di beberapa titik lokasi, di antaranya di Banjar Dinas Pangi Tebel dan Banjar Dinas Tengading, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, warga di dua dusun ini dibuat panik oleh terjangan banjir bandang yang terjadi secara tiba-tiba saat mereka tengah tertidur lelap.

Baca Selengkapnya icon click

Lokakarya Pembiayaan Berkelanjutan di Bali, Lahirkan Dua Inovasi Pendanaan Laut

balitribune.co.id | Badung - Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) resmi menuntaskan tahap ketiga sekaligus terakhir "Workshop and Knowledge Exchange on Sustainable Financing" di Bali, 8–12 September 2025. 

Kegiatan ini menandai pencapaian penting dalam mendorong solusi pembiayaan jangka panjang bagi konservasi laut dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Segitiga Terumbu Karang.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.