
balitribune.co.id | Denpasar - Ajang Beautiverse 2025 diharapkan dapat menampilkan berbagai pameran produk kecantikan dan kesehatan tradisional Bali.
Seperti diketahui, Bali memiliki berbagai produk usada yang tertulis dalam lontar dan telah terbukti khasiatnya, namun belum diketahui secara luas seperti halnya obat tradisional dari Tiongkok.
“Bali punya banyak kearifan lokal pengobatan tradisional yang perlu kita angkat dan lestarikan. Saya harap akan banyak pelaku kesehatan tradisional Bali yang dapat ikut berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini,” ujar Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster saat membuka Beautiverse di Sanur, Denpasar, Jumat (2/5).
Ia pun berharap, kegiatan-kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan dan ditingkatkan penyelenggaraannya, sehingga kedepannya Bali akan menjadi pusat kecantikan, tidak hanya kecantikan fisik tetapi juga kesehatan secara jasmani dan rohani. Selain itu pelaku industri kecantikan dan kebugaran diharapkan pula dapat mengangkat atau mewarkan produk-produk lokal dari sumber daya yang ada di Bali dan diangkat sampai ke kancah internasional.
"Apa kekuatan dari Beauty dan Wellness di nusantara hadir di sini. Saya harap pelaku Wellness di Bali diajak bersama-sama dalam event ini. Ini penting bagi kita semua, sehingga di Bali bisa menjadi tempat orang-orang mempercantik diri dari dalam. Karena akan mengasah karakter dan tampil sebagai figur-figur yang diharapkan oleh lingkungan kita," katanya.
Deputi Bidang Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Vinsensius Jemadu menyatakan, kegiatan Beautiverse berperan penting tidak hanya bagi para pelaku usaha kosmetik, tetapi juga bagi generasi muda untuk membangun dan mengembangkan jiwa wirausaha.
"Event ini juga bertujuan mengangkat Sanur sebagai lokasi yang menunjang pariwisata minat khusus, seperti perawatan diri dan kesehatan holistik,” katanya.
Beautiverse 2025 untuk pertama kalinya dilaksanakan di Bali berlangsung 2–4 Mei 2025. Acara ini diikuti lebih dari 60 tenant/brand pameran serta menghadirkan berbagai pengisi acara, mulai dari workshop, experience, hingga exhibition. Menurutnya, Wellness Torusim atau wisata kebugaran adalah produk yang berkualitas yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan, karena adanya keterlibatan perempuan dan masyarakat lokal. "Dan tentu melestarikan kearifan lokal yang kita miliki," ujarnya.
Kata dia dari sekian banyak industri di dunia yang saat pandemi mengalami kemerosotan, salah satu industri yang mengalami pertumbuhan drastis adalah industri produk kecantikan dan berkontribusi terhadap ekonomi. "Mempercantik diri, menyehatkan diri itu tidak terbatas. Ternyata urusan beauty (kecantikan) ini bukan hanya milik ibu-ibu, namun bapak-bapak juga sudah mulai facial (perawatan wajah) karena ingin glowing dan kinclong. Inilah yang membuat industri ini tumbuh berlipat-lipat ganda. Dari sekian juta penduduk Indonesia, tidak lebih dari 10 persen yang sehat mental. Maka Wellness (kebugaran) dengan berbagai produk turunannya dan berbagai ramuan dan pendekatan holistik bisa membuat sehat jasmani," paparnya.
Keindahan dan filosofi Wellness yang mengakar di Bali menjadi inspirasi bagi Beautiverse, sebuah ajang pameran produk kecantikan dan kesehatan holistik yang pertama kali digelar di Pulau Dewata.
Beautiverse hadir dengan konsep inovatif sebagai event yang menggabungkan produk kecantikan, Wellness holistik, dan prinsip keberlanjutan. Diprakarsai oleh Paulus Herry Arianto, ajang ini dengan target menggaungkan potensi industri kecantikan dan Wellness Bali ke skala internasional.
Menurutnya, Beautiverse bukan sekadar pameran, melainkan sebuah wadah bagi pelaku industri untuk memperkenalkan produk-produk unggulan serta menjalin koneksi yang lebih luas. "Kami ingin mengangkat Sanur sebagai pusat wisata Wellness," ujarnya.