balitribune.co.id | Denpasar - Kasus Covid-19 melonjak drastis di Bali, namun dalam kurun waktu sebulan terakhir belum ada permintaan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19. Sementara aktivitas donor plasma konvalesen di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Bali dan UTD RSUP Sanglah juga tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
"Sebulan terakhir belum ada permintaan untuk plasma konvalesen, meski kasus Covid-19 naik di beberapa wilayah di Bali. Mungkin dikarenakan pasien yang terinfeksi masih dalam gejala yang ringan dan dapat ditangani melalui isolasi terpusat serta mendapatkan pengobatan yang sesuai dari tenaga kesehatan yang bertugas,” ujar Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) RSUP Sanglah, Dr dr Ni Kadek Mulyantari SpPK (K).
Meskipun demikian, pihaknya menerangkan plasma konvalesen akan tetap disediakan untuk memenuhi kebutuhan apabila sewaktu-waktu terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi. Saat ini penggunaan plasma konvalesen tidak digunakan secara rutin dalam penanganan Covid-19.
“Masih sebatas untuk uji klinik," ungkapnya.
Menurut dr Mulyantari, awalnya plasma konvalesen merupakan salah satu cara untuk memperoleh kesembuhan sekaligus menekan kasus kematian akibat Covid-19. Dia berharap, di tengah lonjakan kasus Covid-19 masyarakat tidak perlu khawatir untuk melakukan donor darah. Pasalnya, pelaksanaan donor darah di UTD RSUP Sanglah sudah menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat.
Selanjutnya pihaknya tetap berupaya meningkatkan ketersediaan plasma konvalesen. Sehingga pihak RSUP Sanglah Denpasar melalui Unit Transfusi Darah (UTD) RSUP Sanglah mengajak para penyintas melakukan donor darah untuk membantu pasien.
“Namun untuk saat ini, kebutuhan plasma untuk pasien Covid-19 sudah sangat menurun secara signifikan, bahkan sehari belum tentu ada pasien yang butuh. Meski demikian pihaknya tetap menyediakan plasma konvalesen,” terangnya.
Lantaran kebutuhan plasma sudah mulai menurun, maka kendala dalam kegiatan donor juga tidak banyak.
“Namun kami akui, untuk sekarang ini jumlah pendonor darah biasa kembali mengalami penurunan,” sebutnya.
Pihaknya menyebutkan golongan darah yang saat ini masih banyak dibutuhkan adalah golongan darah O. Dari rata-rata 80 kantong darah yang keluar tiap harinya, hampir 50 persennya adalah golongan darah O.
Selain itu, pihaknya mengajak masyarakat yang memenuhi syarat donor darah agar tetap berkenan untuk mendonorkan darahnya dengan memperhatikan Protokol Kesehatan (Prokes).
Dimana terdapat pasien-pasien yang kini tengah membutuhkan darah seperti pasien kanker, talasemia, maupun pasien yang menjalani operasi yang cukup banyak memerlukan darah. Sehingga, dengan adanya kesadaran masyarakat untuk berdonor maka kebutuhan darah bisa tetap dipenuhi dengan lancar.