Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Cara Tak Biasa Foods for Jobless & Nasi 2K Membantu Warga Terdampak Covid-19

Bali Tribune / BANTUAN - Warung nasi yang sebelumnya tutup dibuka kembali dengan menjual nasi bungkus Rp 2.000.

balitribune.co.id | Denpasar - Banyak darmawan terketuk hatinya membantu masyarakat terdampak Covid-19 dengan mengulurkan bantuan uang, masker, obat sampai sembako, baik melalui pemerintah, yayasan atau perusahaan. Namun berbeda dengan seorang usahawan lokal Denpasar Fanty Fang (53). Pria ini justru membantu pedagang makanan yang usahanya tutup agar berjualan nasi bungkus kembali. Hebatnya, si pedagang menjual nasi bungkus dengan harga murah, hanya 2K (Rp 2.000)!

Saat ini sudah ada tujuh warung nasi yang sebelumnya tutup, buka kembali berkat bantuan program Foods for Jobless (FFJ) & Nasi Bungkus 2K yang dirintis Fanty Fang sejak awal pandemi Covid-19, Maret 2020 lalu. Berkat bantuan donatur yang tak lain rekan-rekan Fanty semasa sekolah yang saat ini sudah tersebar di Indonesia dan luar negeri, FFJ sudah bisa membantu modal usaha kepada 7 pemilik warung nasi. Ke-7 warung itu masing-masing 3 di Kota Denpasar, 2 di Kabupaten Badung dan 1 di Desa Tianyar Barat, 1 di Desa Tianyar Tengah, Kabupaten Karangasem.

Lihat foto: Penyerahan bantuan sembako kepada warga terdampak Covid-19. (ist)

“Setiap warung bisa menjual 60 bungkus nasi per hari dengan harga Rp 2.000. Sehingga penghasilan pedagang Rp 120 ribu per hari atau Rp 3,6 juta per bulan. Itu baru dari nasi bungkus, belum lagi dari jajanan lain dan minuman,” kata Fanty.

Hasil penjualan nasi bungkus ini utuh menjadi keuntungan pemilik warung karena modalnya berasal dari FFJ yang dikelola Fanty. Tidak hanya pedagang warung nasi yang terbantu lewat program FFJ ini, tapi masyarakat secara umum, sebab mereka bisa mendapatkan nasi bungkus dengan harga murah, hanya Rp 2 ribu per bungkus.

Selama ini warung nasi yang tersebar di seluruh Bali rata-rata menjual nasi jinggo Rp 5 ribu – Rp 7 ribu. Namun lewat program FFJ, harga nasi jingo bisa didapatkan warga yang kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 hanya dengan harga Rp 2.000.

“Saya berharap program ini mendapat dukungan dari donatur, siapa saja dan dimana saja. Mari sama-sama kita berbagi dengan saudara-saudara kita yang sedang kesulitan ekonomi akibat pandemi,” imbuh Fanty.

Ditanya dari mana ide Foods for Jobless (Makanan untuk Pengangguran) ini, Fanty membuka cerita saat awal pandemi Covid-19 melanda dunia. Ketika Pemerintah Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tingkok (RRT) melarang warganya bepergian (lockdown) akibat pandemi Covid-19, Februari 2020, kemudian diikuti beberapa negara di dunia, kunjungan wisatawan ke Bali langsung anjlok. Weding Organizer yang dikelola Fanty Fang, sontak kehilangan pelanggan karena 95 persen pengguna jasa weding organizer (EO) Fanty Fang berasal dari China dan 5 persen dari Hongkong.

Lihat foto: Warung nasi yang sebelumnya tutup dibuka kembali dengan menjual nasi bungkus Rp 2.000,- (ist)

Paceklik penghasilan kemudian diikuti oleh perusahaan jasa lainnya, terutama yang bergerak di sektor pariwisata. Bayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) menghantui ratusan ribu tenaga kerja, serta menjadi kenyataan beberapa bulan kemudian. Bahkan sampai sekarang, setelah dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia tanpa ada kepastian kapan akan berakhir.            

“Pada Maret 2020 itu yang ada di dalam pikiran saya adalah akan banyak orang kesulitan mendapatkan uang untuk makan sehari-hari. Terutama mereka yang bekerja di jalan yakni para sopir ojol sopir travel, pemandu wisata dan lain-lain,” kata Fanty Fang, yang juga Owner Kopi Artisan, Renon Denpasar ini.

Pada 2 Maret 2020 dia mendirikan Foods for Jobless (FFJ) bersama beberapa rekannya. Kemudian mengumpulkan donasi untuk disumbangkan kepada warga yang sangat membutuhkan. Selanjutnya Fanty mendatangi Kantor Dinas Sosial Kota Denpasar meminta data pengangguran akibat Covid-19. Namun saat itu belum ada datanya karena pandemi baru berlangsung beberapa bulan. Yang pasti, saat itu para driver serta pekerja sektor pariwisata sudah mulai merasakan pengurangan bahkan kehilangan penghasilan.

Pihak Dinsos kemudian menghubungkan Fanty dengan Kadek Hery Kurniawan, Pengurus Koperasi Pas On Bali Sejahtera. Setelah dirundingkan, maka donasi pertama FFJ ditujukan kepada para pengemudi ojol. Ada 20 paket sembako diserahkan kepada pengemudi ojol pada 2 April 2021.

Merasa cocok dan sejalan akhirnya Kadek Hery Kurniawan menjadi Koordinator Relawan di FFJ dibantu 8 anggota Koperasi Pas On Bali Sejahtera. Para relawan inilah yang mendistribusikan bantuan kepada warga yang membutuhkan.  

Selanjutnya beragam bantuan terus mengalir dari FFJ kepada masyarakat di seluruh Bali, seiring dengan semakin bertambahnya jumlah donator dan relawan. Tercatat sampai akhir Juli 2021 FFJ telah menyalurkan paket sembako kepada 3,824 kepala keluarga (KK), 19,3 ton beras, 3,824 liter minyak goreng, 38,240 butir telur, 100 kg gula serta 12.400 nasi bungkus dengan harga jual Rp 2 ribu.

Selain itu 7 warung nasi yang tutup karena Covid-19 buka kembali dan menjual nasi bungkus dengan harga 2K. FFJ juga membantu warga Desa Tianyar Karangasem 1 tandon air berkapasitas 5.500 liter. Tandon air ini sangat dibutuhkan masyarakat yang setiap hari kesulitan air bersih.

Fanty menceritakan, gagasan melaksanakan program Nasi Bungkus 2K berasal dari seorang sahabatnya di Australia. Konsep ini sangat cocok membantu masyarakat yang ekonominya terpuruk saat ini. Maka sejak Mei 2021, FFJ menambah kegiatan membantu pedagang nasi yang tutup agar buka kembali dengan menyalurkan bantuan modal kerja. Namun si pedagang harus menjual nasi bungkus seharga 2K!

Fanty Fang berkeyakinan niat baiknya membantu masyarakat yang kesulitan akibat pandemi Covid-19 akan didukung oleh orang-orang baik dan dermawan. Sehingga dengan bertambahnya jumlah donatur akan semakin banyak masyarakat Bali yang merasakan dampak kehadiran FFJ and Nasi Bungkus 2K.

wartawan
ZAR
Category

Tiga Tahun Kasus Mandeg di Polresta Denpasar, Investor Australia Bersurat ke Kapolri

balitribune.co.id | Denpasar - Penanganan perkara dugaan penipuan dan penggelapan dilaporkan investor asal Australia, Jeffrey Norman Cruickshank (78) ke Satreskrim Polresta Denpasar terkesan jalan di tempat. Buktinya, lebih dari tiga tahun Jeffrey Norman Cruickshank melaporkan I Nyoman Suastika dan Rieke Indriati hingga penyidik menerbitkan SPDP (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan) pada 10 Juni 2024, tetapi belum ada penetapan tersangka. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pansus II Tekankan Data Presisi Sebagai Landasan Pembangunan Daerah

balitribune.co.id | Tabanan - Panitia khusus atau Pansus II DPRD Tabanan meminta keberadaan Data Presisi menjadi salah satu landasan utama penyelenggaraan pembangunan daerah yang akan dirangkum ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabanan 2025-2029.

Baca Selengkapnya icon click

Jembrana di Ambang Krisis Guru, Beban Guru Aktif Bertambah

balitribune.co.id | Negara - Dunia pendidikan di Kabupaten Jembrana tengah dihadapkan pada tantangan serius. Hingga kini tercatat terjadi kekurangan 200 lebih guru pengajar. Kondisi ini diperparah dengan bertambahnya guru yang pensiun setiap tahun. Tahun 2025 saja, sebanyak 119 guru akan memasuki masa pensiun.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Industri Keuangan Bali Tetap Tangguh, Kredit UMKM dan Investasi Tumbuh Positif di April 2025

balitribune.co.id | Denpasar - Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Bali menunjukkan performa stabil dan tumbuh positif hingga April 2025. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat bahwa permodalan yang kuat, likuiditas yang cukup, serta risiko yang terjaga menjadi kunci ketangguhan sektor ini. Hal ini diungkapkan Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu (2/7).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.