Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Dampak El Nino, Petani Jembrana Gagal Panen

Bali Tribune / Petani di Jembrana yang terdampak kekeringan membabat tanaman padi yang gagal panen untuk dijadikan pakan ternak.

balitribune.co.id | Negara - Dampak El Nino mulai dirasakan oleh para petani di Jembrana. Pasalnya, di sejumlah subak kini menanggung rugi yang tidak sedikit karena banyak yang gagal panen karena tidak mendapatkan suplai air dari hulu. Selain hasil panen yang menurun, banyak petani juga menjadikan tanaman padi yang sudah berbulir sebagai pakan ternak.

Sejak beberapa bulan terakhir tanaman padi tidak mendapatkan suplai air dari hulu. Saluran irigasi yang melalui persawahan kini kering. Seperti yang tampak di kawasan persawahan Subak Kedua Minggu (3/9). Para petani mengalami gagal panen lantaran tanaman padi mereka sudah tidak mendapatkan suplai air sejak tanaman padi tumbuh bulir sebulan terakhir. Akibatnya, puluhan hektar tanaman padi di kawasan perswahan yang terletak di Lingkungan Terusan, Kelurahan Lelateng, Negara kini mengering.

Tidak sedikit petani krama subak membabat tanaman padi mereka untuk dijadikan pakan ternak. Seperti yang diungkapkan salah seorang petani, I Komang Indrayasa (40). Warga Lingkungan Terusan ini mengakui tanaman padinya di masa tanam kedua (ngegadon) di tahun 2023 ini terdampak kekeringan,

“Musim tanam sebelumnya berhasil. Untuk masa ngegadon ini sekarang memang sudah musim panen. Tapi kami sudah tidak mendapatkan air saat tanaman padi kami tumbuh bulir,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi tidak adanya pasokan air dari hulu ini juga diperparah dengan tingkat keasaman tanah yang tinggi,

“Kalau persawahan di selatan Jalan Baluk ini tingkat keasaman tanahnya dikatakan tinggi sehingga membutuhkan banyak air,” ungkapnnya.

Ia menyebut sejak tidak adanya suplai air dari hulu, bulir biji padi yang tumbuh tidak berkembang, “memang tumbuh bulir, tapi sampai waktunya panen tidak mau berkembang. Hampir semua tanaman padi di Subak Kedua seperti ini,” jelasnya.

Ia menyebut luas tanaman padi di Subak Kedua yang kini terdampak kekeringan mencpai 50 hektare. Ia bersama patani lainnya kini memilih menjadikan tanaman padi yang gagal panen untuk pakan ternak.

“Ada yang dijual murah, ada yang dipakai pakan ternak sendiri. Kalau saya pakai pakan sapi sendiri. Jelas sangat merugi. Rata-rata sekali musim tanam padi kami mengeluarkan biaya Rp 100 ribu per are. Kalau musim normal dapat gabah 7 ton per hectare. Tapi sekarang jadi pakan ternak,” paparnya.

Begitu pula yang diungkapkan oleh I Ketut Sujana (69). Pemilik sawah di Lingkungan Kebon, Kelurahan Baler Bale Agung Negara dan di Lingkungan Pancardawa Kelurahan Pendem Jembrana ini juga mengaku merugi. Dibandingkan masa tanam pertama yang memperolah hasil panen 1 kwintal per are, pada masa ngegadon ini hasil panennya anjlok,

“Waktu ini baru tumbuh bulir sudah tidak mendapat air. Dari sawah 2 hektar lebih, sekarang hanya dapatnya gabah tiga kampil sekitar 150 kg,”  ujarnya.

Sujana juga mengaku selama ini hanya menghandalkan suplai air melalui irigasi di hulu, “Memang kami selama ini menghadalkan irigasi dari hulu, tapi memang debit air di hulu menyusut,” ungkapnya. Baik Indrayasa maupun Sujana mengaku memang tidak menggunakan sumur bor. Menurut mereka biaya operasional sumur bor juga tinggi sehingga akan berpotensi menambah kerugian.

“Kalau pompa sumur habis solar Rp 50 ribu per jam, tapi karena panas, air cepat meresap dan kering lagi,” tandasnya.

wartawan
PAM
Category

Jelang Nataru 2025/2026 BMKG Ingatkan Kesiapsiagaan Hadapi Cuaca Ekstrem

balitribune.co.id | Denpasar - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan kondisi cuaca terkini dan potensi risiko hidrometeorologi dalam Rapat Koordinasi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 yang digelar untuk memperkuat kesiapsiagaan nasional menjelang puncak mobilitas masyarakat.

Baca Selengkapnya icon click

Kabel Provider ‘Peslengkat’ Hingga Menjuntai Ketanah, Dinas Kominfo Segera Panggil Provider

balitribune.co.id | Singaraja - Keberadaan kabel jaringan internet yang membentang sepanjang jalan raya sangat dikeluhkan warga Kabupaten Buleleng. Selain semrawut dan tidak tertata rapi, kabel serat optik tersebut dikhawatirkan menimbulkan bahaya kecelakaan lalu lintas. Bahkan, jaringan kabel milik banyak provider itu sudah mengganggu keindahan dan estetika wajah kota.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Anggota DPRD Badung Made Yudana Hadiri Karya Ngenteg Linggih di Pura Batur Banjar Bedil, Baha

balitribune.co.id | Mangupura - Mewakili Ketua DPRD Badung, Anggota DPRD Made Yudana menghadiri karya ngenteg linggih, mupuk mepedagingan, mapedudusan agung, menawa ratna, mapeselang, mepadanan, medasar tawur balik sumpah madia di Pura Batur Banjar Bedil Desa Adat Baha, Kecamatan Mengwi, Badung, pada Senin (1/12). Turut hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gede Eka Sudarwitha dan pejabat terkait.

Baca Selengkapnya icon click

Anggota DPRD Badung Yunita Oktarini Dampingi Wabup Hadiri HUT. Ke-41 ST. Praja Wisnu Murti Bongkasa

balitribune | Mangupura - Anggota DPRD Badung Ni Putu Yunita Oktarini  mendampingi Wakil Bupati Bagus Alit Sucipta menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-41 ST. Praja Wisnu Murti, Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, kecamatan Abiansemal Badung, Selasa (25/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Anggota DPRD Badung Dapil Abiansemal Ikut Aksi Gotong Royong Semesta Berencana

balitribune.co.id | Mangupura - Semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan kembali diwujudkan melalui aksi Gotong Royong Semesta Berencana Penanaman Pohon dan Bersih Sampah yang digelar di kawasan Pura Dalem Gede Mambal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.