Dampak Gerhana Super Blood Moon, 10 Jukung Rusak Parah Diterjang Ombak 7 Meter | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 30 Januari 2025
Diposting : 28 May 2021 07:37
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/JUKUNG- Amankan jukung dari terjangan ombak, para nelayan mengapungkan jukung mereka di sepanjang aliran sungan Ujung.
balitribune.co.id | Amlapura - Fenomena gerhana  Super Blood Moon yang terjadi pada Rabu (26/5) berdampak pada pasang surutnya permukaan air laut. Seperti yang terjadi di Kabupaten Karangasem, setidaknya ada 10 unit perahu jukung milik nelayan di Pantai Ujung Pesisir, Kecamatan Karangasem, rusak parah akibat terjangan ombak pasang setinggi tujuh meter lebih.
 
 
Dari pantauan media ini, Kamis (27/5) terjangan ombak pasang ini masih terjadi, karena berdasarkan informasi dari BMKG, kejadian ombak pasang ini diprediksi akan terjadi hingga Jumat (28/5). 
 
“Ombaknya merjang secara tiba-tiba pak! Kejadiannya hari Rabu pagi sekitar pukul 08.00-10.00 Wita. Kita nelayan sini gak mengira, jadi tidak sempat menyelamatkan jukung, sehingga banyak jukung yang rusak parah diterjang ombak,” ungkap Ahyar Rosyidi, anggota kelompok nelayan Mina Utama, Pantyai Ujung Pesisir, kepada media ini sembari menyampaikan ketinggian obak pasang saat itu mencapai lebih dari tujuh meter.
 
Selain 10 unit jukung milik nelayan setempat yang rusak parah, bangunan gudang kecil tempat nelayan menyimpan mesin perahu jukung jenis mesin tempel dan mesin degdeg, juga ambruk dihantam ombak pasang yang cukup keras. Akibatnya belasan mesin perahu jukung nelayan yang disimpan disana rusak parah dan terendam air laut. 
 
“Ya itu (gudang penyuimpanan mesin jukung,red) juga rusak parah pak. Ya ada sekitar 15 mesin jukung yang disimpan disana, termasuk jaring dan peralatan melaut lainnya,” sebutnya.
 
Sementara untuk menghindari kerusakan yang lebih parah lagi, karena perkiraan terjangan ombak pasang ini masih akan terjadi hingga beberapa hari kedepan, beberapa orang nelayan terpaksa harus mengamankan jukung dan mesin jukung mereka ke sawah yang berada di utara pantai. Sebagian lagi menaikkan dan mengapungkan jukung mereka di sungai ujung yang muaranya pas di Pantai Ujung.
 
“Kalau dihitung kerugian yang dialami oleh nelayan itu sekitar Rp4 juta untuk setiap jukungnya. Karena kerusakannya cukup parah pak, ada ketiknya yang patah, ada juga bodi jukungnya yang pecah. Belum lagi mesinnya yang rusak,” bebernya.
 
Pasca kejadian ini, sejumlah nelayan yang jukungnya rusak mengaku kesulitan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga mereka, terlebih melaut menjadi satu-satunya sumber kehidupan mereka. Untuk itu para nelayan di pantai ini berharap ada bantuan dari pemerintah, setidaknya bantuan perbaikan jukung dan mesin jukung mereka yang rusak.