balitribune.co.id | Tabanan - Selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya diwakili Ny. Budiasih Dirga menghadiri ajang Dekranasda Bali Fashion Week 2025 Season 1, yang digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Selasa (4/11).
Kegiatan bergengsi yang telah memasuki hari ke-4 ini menjadi menjadi ruang ekspresi bagi kreativitas daerah, di mana sembilan kabupaten/kota di Bali unjuk keindahan kain tradisional masing-masing dalam acara yang mengambil tema “Wastra Hitakara” yang bermakna Kain Tradisional Pembawa Kebaikan dan Kesejahteraan bagi para pengrajin. Menampilkan deretan karya busana terbaik dari perwakilan Dekranasda di sembilan Kabupaten/Kota se-Bali.
Setiap daerah menampilkan sepuluh koleksi busana eksklusif berbahan kain tenun tradisional khas masing-masing, yang dikreasikan dengan sentuhan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya lokal. Kehadiran Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, bersama para Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota se-Bali, kepala perangkat daerah terkait di tingkat provinsi, serta berbagai tokoh dan undangan penting lainnya, semakin menambah kemeriahan acara yang sarat makna tersebut.
Duta Kabupaten Tabanan yang diwakili oleh Jegeg Bagus Tabanan tampil memukau di atas panggung dengan mempersembahkan sepuluh koleksi busana hasil rancangan desainer lokal berbakat, Suwari Loka, yang menggunakan kain endek Bintang Timur. Koleksi yang bertajuk “Triwastra” ini terinspirasi dari filosofi Tridatu yang menggambarkan konsep trilogi kehidupan—lahir, hidup, dan mati—disimbolkan dengan tiga warna utama, yakni merah, hitam, dan putih. Warna hitam dan putih dituangkan dalam motif kain rang-rang dengan pola geometris zig-zag yang merepresentasikan keterhubungan antara bumi dan langit, kelahiran dan kembalinya manusia kepada Sang Pencipta.
Tak hanya menonjolkan nilai filosofi, koleksi ini juga menghadirkan sentuhan inovatif melalui teknik airbrush pada kain endek. Inovasi tersebut melambangkan semangat manusia untuk terus bertumbuh dan berkembang menjadi individu yang berdampak positif. Motif tumbuhan merambat yang digunakan menggambarkan kekuatan solidaritas, harmoni dalam kerja sama, serta semangat gotong-royong yang menjadi ciri khas masyarakat Tabanan. Keseluruhan karya ini menjadi simbol kesinambungan visi Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani (AUM).
Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, melalui Ny. Budiasig Dirga, sampaikan apresiasi dan kebanggaannya terhadap para desainer dan Jegeg Bagus Tabanan sebagai Duta Kabupaten Tabanan yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ia menilai, bahwa ajang ini merupakan wadah penting untuk memperkenalkan hasil karya kain tenun daerah kepada khalayak yang lebih luas, sekaligus membuktikan kain tradisional mampu beradaptasi dengan tren mode modern. “Kita ingin menunjukkan, bahwa endek Bali bukan hanya indah secara visual tetapi juga sarat makna dan filosofi kehidupan. Melalui kreativitas dan inovasi, kita dapat mengangkat nilai-nilai tradisi kearifan lokal Tabanan ke panggung modern,” ujarnya.
Pihaknya berharap kegiatan seperti ini dapat memotivasi para perajin dan pelaku UMKM di Tabanan untuk terus berinovasi, berkolaborasi, serta berdaya saing hingga ke kancah nasional dan internasional.