balitribune.co.id | Bangli - Kondisi jaringan irigasi baik itu sekunder dan primerdi beberapa daerah irigasi banyak yang rusak. Realita ini tentu berdampak pada percepatan program pemerintah menuju ketahanan pangan.
Hal ini terungkap dalam rapat kerja Komisi III DPRD Bangli dengan Dinas PUPR Perkim dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, Jumat (17/1). Rapat kerja yang dipimpin Ketua DPRD Bangli I Wayan Merta Suteja dihadiri Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli, Dewa Ngakan Widnyana Maya, Kepala Dinas PKP Bangli I Wayan Sarma, serta anggota Komisi III DPRD Bangli.
Dalam rapat tersebut anggota Komisi III DPRD Bangli I Wayan Subagan mempertanyakan perbaikan jaringan irigasi Bangkiangsidem yang telah rusak sejak 3 tahun lalu. Rusaknya jaringan irigasi tersebut menyebabkan terjadi alih komuditas.
”Rusaknya jaringan irigasi, petani tidak bisa lagi melakukan pola tanam padi sehingga beralih tanam palawija atau tanaman jenis lain seperti jeruk dan coklat, bahkan ada sejumlah lahan basah beralih fungsi untuk pemukiman,” ujarnya.
Lanjut Subagan, dengan semakin banyak lahan pertanian beralih fungsi tentu berimbas pada program pemerintah pusat terakit ketahanan pangan.
“Krama subak sering bertanya, kapan pemerintah akan memperbaiki jaringan irgasi tersebut,” ungkap Wayan Subagan.
Hal senada juga diutarakan anggota komisi III, I Made Sudiasa, dimana dia mengatakan jaringan irigasi di Subak Undisan banyak yang rusak dan hingga kini belum mendapat penanganan.
”Kami minta khususnya dinas PKP agar melakukan pendataan yang cermat sehingga tahu kondisi jaringan irigasi yang sebenarnya,” ujarnya.
Bahkan guna meningkatkan kesejahteraan petani, dibangun jalan usaha tani menggunakan anggaran dari dana desa. Dengan adanya jalan usaha tani proses distribusi hasil pertanian akan lebih efisien mengurangi biaya trasportasi dan mempercepat waktu bagi petani.
“Ini sebagai bentuk mendukung program ketahanan pangan,” sebut Made Sudiasa.
Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli, Dewa Ngakan Widnyana mengatakan, bencana alam yang terjadi di tahun 2023 menyebabkan beberapa saluran irigasi rusak termasuk didalamnya saluran irigasi Bangkiangsidem.
”Saluran irigasi Bangkiangsidem tertimbun guguran material tebing yang longsor,” ungkapnya.
Untuk perbaikan sempat kita usulkan ke pusat namun karena pertimbangan keterbatasan anggaran usulan kita dicoret. Untuk perbaikan dibutuhkan anggaran yang besar sekitar Rp 1,5 miliar.
”Kita akan kembali usulkan perbaikan ke pusat, jika dari murni dari APBD tahun ini belum dianggarkan,” jelasnya.
Sementara Kadis PKP I Wayan sarma mengatakan, untuk program ketahanan pangan banyak sektor yang terlibat. Khusus untuk jaringan irigasi di subak Undisan yang disebutkan rusak, pihaknya akan turun melakukan pendataan.
”Kami segera turun untuk mengetahui kondisi saluran irigasi tersebut,” kata Wayan Sarma.