BALI TRIBUNE - Kendati Bumi Makepung Jembrana merupakan salah satu daerah agrasis di Pulau Dewata, namun sektor pertanian maupun pangan yang kini menjadi perhatian pemerintah pusat justru terkesan dinomorduakan. Sektor pertanian yang diharapakan menjadi prioritas, jutru tampak dikesampingkan. Pihak legilatif di Jembrana mengharapkan agar sektor pertanian, khusunya subak lebih diperhatikan lagi.
Ketua Fraksi Demokrak DPRD Kabupaten Jembrana, I Ketut Catur, Kamis (4/5), mengatakan sektor pertanian seperti subak dan perkebunan diharapakan menjadi perhatian. Ia menyatakan, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk di Kabupaten Jembrana adalah mayoritas petani dan tergantung dari hasil pertanian. Selain itu, keberlangsungan subak juga harus bias tetap dipertahankan. Kendati saat ini Jembrana masih swasembada pangan bahkan hingga bisa mengirim beras keluar daerah, namun menurutnya sektor pertanian tetap harus menjadi prioritas.
Selain harus didukung anggaran, menurut politisi asal Kelurahan Lelateng ini juga diperlukan inovasi dari instansi terkait mengenaian bagaimana mengembangkan sektor pertanian tersebut. Agar produksi meningkat dan petani tidak menjual tanahnya perlu dibantu dalam bentuk subsidi ke petani atau untuk saprodi. Dikatakannya juga harus ada regulasi seperti penguatan terhadap Peraturan Daerah (perda) Kabupaten Jembrana nomor 5 tahun 2015 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B).
Dalam pemandangan umum Fraksi Demokrat Sejahtera DPRD Kabupaten Jembrana, dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu yang dibacakan anggota DPRD Mahmudi, menyebutkan Subak agar menjadi skala prioritas. Disebutkan, kondisi saat ini justru banyak subak yang masih mengalami kesulitan air dan produksi pertanian yang belum mampu mendongkrak daya beli petani. Fraksi Gabungan Partai Demokrat dan PKS ini mengharapkan subak agar bisa lebih diperhatikan lagi.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Ketut Wiratma mengatakan, tahun ini anggaran yang disediakan untuk sektor pertanian mencapai Rp 13 Miliar. Anggaran itu juga dibagi untuk pertanian, perkebunan dan peternakan. Pihaknya berharap tahun depan anggaran tersebut bias naik kendati diakuinya hal tersebut menurutnya masih memerlukan pembahasan lebih dalam. Ia mengaku nantinya dijabarkan lebih lanjut apakah diperuntukan untuk inovasi atau yang lainnya.