Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Dijanjikan Kerja di Thailand, PMI Asal Bali Malah Dikirim Ke Myanmar jadi Operator Judol 

Bali Tribune / KETERANGAN - Keluarga korban dugaan TPPO saat memberikan keterangan pers didampingi Anggota DPRD Bali Gede Harja Astawa.

balitribune.co.id | Singaraja - Sebuah video  berisi  keluhan permintaan tolong pekerja imigran beredar di sebuah grup WhatsApp. Dalam video berdurasi 2 menit itu disebutkan jika para korban kerap mendapat siksaan berupa disetrum hingga disekap di ruang tanpa cahaya jika tak memenuhi target saat bekerja. Mereka mengaku diminta bekerja selama 15 jam per hari. Salah satu korban mengaku jika posisi mereka berada di sebuah wilayah di Myanmar. Mereka juga memohon bantuan kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk dipulangkan ke tanah air.

Diantara para imigran terdapat warga Kabupaten Buleleng bernama Kadek Agus Ariawan (37) dan Nengah Sunaria (35). Mereka  diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dijanjikan bekerja di Thailand namun hingga kini keberadaan mereka tak diketahui. Diduga keduanya dipekerjakan sebagai admin judi online atau operator penipuan. Untuk mengungkap keberadaan mereka pihak keluarga yang diwakili kakak korban Ketut Alit Suryawan melaporkan kasus itu ke Polres Buleleng.

Saat melapor, Alit didampingi Anggota DPRD Provinsi Bali dari Dapil Buleleng, Gede Harja Astawa. Dalam keterangannya  Harja Astawa mengatakan telah menyiapkan tim penasehat hukum khusus untuk mengawal kasus ini.

"Kapasitas kami sebagai wakil rakyat mendampingi warga yang keluarganya terindikasi menjadi korban TPPO," terang Harja Selasa (3/9).

Menurut Harja, ia menerima informasi salah satu keluarga korban bahkan sempat diperas jika ingin korban dipulangkan. "Ada indikasi pemerasan dari pihak-pihak lain dalam jaringan ini yang meminta agar keluarga menyetor sampai Rp 500 juta. Selain itu, kemungkinan korbannya sekitar 30 orang, dan tidak hanya dari Bali saja," terang Harja.

Harja mengaku tergerak untuk ikut mendampingi korban menempuh keadilan. Terlebih para korban memohon bantuan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto. 

"Kami berharap aparat kepolisian cepat bergerak. Apalagi kasus ini diduga melibatkan jaringan internasional," ujarnya.

Kasus dugaan TPPO itu berawal saat kedua korban ditawari bekerja di sebuah rumah makan di Thailand oleh seseorang berinisial Komang B (37). B sendiri merupakan teman korban yang mengaku sudah  bekerja di Thailand. Tawaran itu disampaikan melalui video call dengan iming-imingi gaji 800 dollar per bulan. Untuk meyakinkan korban, pada Juli 2024, Komang B pulang ke Buleleng dan mendatangi rumah Ariawan di Kelurahan Liligundi dan rumah Sunaria di Desa Jinengdalem di Kecamatan Buleleng. Kedua korban dijanjikan akan bekerja dengan visa kerja setelah sebulan menggunakan visa liburan.

Keduanya tergiur tawaran itu dan membayar masing-masing sebesar Rp 7,5 juta kepada Komang B. Biaya sebesar itu digunakan untuk pemberangkatan dan uang saku. Pada tanggal 5 Agustus sekitar pukul 02.30 Wita, kedua korban berangkat  menuju Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar.

Sebelumnya korban Ariawan masih sempat mengabari kakaknya Alit Suryawan, melalui video call mengenai jadwal keberangkatan pesawat. Ariawan menyebut berangkat ke Jakarta pada pukul 14.00 Wita. Setiba di Jakarta, ia berkabar dikumpulkan bersama sekitar 10 orang yang juga akan diberangkatkan ke Thailand dengan terlebih dahulu transit di Kuala Lumpur, Malaysia.

Setiba di Kuala Lumpur, Malaysia pada 6 Agustus 2024. Kakak korban Ariawan, Alit mengaku terakhir berkomunikasi dengan adiknya.

"Adik saya menginap di sebuah hotel bersama sekitar 10 orang sambil menunggu keberangkatan ke Thailand," ujarnya.

Pada 9 Agustus 2024, korban Ariawan berkirim pesan ke kakaknya yang isinya menyampaikan jika ia sudah berada di Thailand dan sudah bekerja dengan status training selama satu bulan. Namun korban tidak menyebutkan jelas pekerjaan apa yang ia dapat di sana. Korban juga mengaku ponselnya disita selama bekerja. 

Untuk memastikan keberadaan korban, Alit berinisiatif mendatangi Komang B untuk menanyakan kondisi dan alamat adiknya selama di Thailand. Ia juga menanyakan alamat dan nama perusahaan penyalur. Hanya saja Komang B mengaku tidak mengetahui posisi korban Ariawan dan temannya di Thailand. Komang B juga mengaku tidak bertanggung jawab atas kondisi keduanya. 

Keberadaan korban sedikit terkuak saat mendapatkan informasi dari seseorang di Jakarta yang kerabatnya ikut menjadi korban dugaan TPPO. 

Penasehat hukum keluarga korban, Kadek Putu Sugiarta mengatakan dalam laporan kepolisian pihaknya membawa beberapa alat bukti seperti percakapan korban dengan terlapor dan foto-foto serta video kondisi korban.

"Kami mengarahkan ke dugaan pelanggaran Pasal 1 UU Nomor 21 Tahun 2007 mengenai TPPO," tandasnya.

wartawan
CHA
Category

Pemkab Badung Diminta Berhati-hati Dalam Tata Kelola APBD 2025, F-Golkar: Penetapan Target PAD Harus Lebih Realistis

balitribune.co.id | Mangupura - DPRD Kabupaten Badung menggelar Rapat Paripurna membahas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024, Selasa (8/7). 

Dalam rapat yang digelar di Gedung DPRD Badung ini, Fraksi Golkar mengharapkan pentingnya penetapan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih realistis agar tidak menghambat jalannya program di OPD.

Baca Selengkapnya icon click

F-Gerindra DPRD Badung Soroti Pengelolaan Anggaran dan Dorong Reformasi Tata Kelola Sektor Publik

balitribune.co.id | Mangupura - Dalam Rapat Paripurna Pertama Masa Sidang Ketiga DPRD Kabupaten Badung Tahun 2025 yang membahas Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024, Fraksi Partai Gerindra menyampaikan pandangan umum secara konstruktif dan objektif. 

Penyampaian ini dibacakan oleh Ida Bagus Gede Putra Manubawa, S.E, mewakili Fraksi Gerindra di Ruang Sidang Utama Gosana, DPRD Badung, Selasa (8/7).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bupati Canangkan Pendataan Potensi Pajak Daerah

balitribune.co.id | Mangupura  - Pemerintah Kabupaten Badung semakin serius menggarap potensi pajak guna mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Komitmen ini diimplementasikan dengan pembentukan Tim Terpadu Optimalisasi Pajak Daerah (TOPD) yang melibatkan kolaborasi semua komponen, mulai Perangkat Daerah, Lurah, Perbekel, termasuk Kelian Banjar Dinas dan Kepala Lingkungan (Kaling).

Baca Selengkapnya icon click

DPRD Tabanan Sepakati Penetapan Empat Ranperda

balitribune.co.id | Tabanan - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tabanan menyepakati penetapan rancangan peraturan daerah (ranperda) yang diajukan pihak eksekutif. Keempat ranperda yang disepakati itu yakni tentang Laporan Keterangan dan Pertangungjawaban (LKPJ) Bupati Tabanan tahun anggaran 2024. Berikutnya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, Rencana Pembangunan Industri, dan Penataan Banjar Dinas.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Nelayan, Garda Terdepan dalam Penyelamatan Korban Kapal Karam

balitribune.co.id | Negara - Di tengah duka mendalam akibat tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, ada kisah-kisah heroik yang menghangatkan hati. Kisah-kisah heroik penyelamatan yang dilakukan para nelayan tradisional Jembrana menjadi secercah harapan di tengah tragedi dan menginspirasi untuk membangun respons darurat yang lebih kuat di wilayah perairan.

Baca Selengkapnya icon click

Kembali Cetak Sejarah, Pebalap Binaan Astra Honda Juara di ETC Prancis

balitribune.co.id | Jakarta – Pebalap binaan PT Astra Honda Motor (AHM) kembali cetak sejarah untuk Indonesia. Setelah sebelumnya Veda Ega Pratama menang di RedBull Rookies Cup (RBRC) Italia, saat ini giliran M. Kiandra Ramadhipa yang tampil memukau dalam gelaran FIM JuniorGP World Championship yang berlangsung di sirkuit Magny-Cours, Prancis pada 5-6 Juli 2025. M.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.