Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Dinilai Terlalu Dipaksakan, Eksekutif dan Legislatif Tolak Alih Fungsi Perkebunan Sangiang

PENOLAKAN - Rencana alih fungsi 64 hektar lahan produktif Perkebunan Sangiang, Melaya sebagai lahan PLTS dan tambak mendapat penolakan dari Eksekutif dan Legislatif di Jembrana

BALI TRIBUNE - Rencana alih fungsi 106 hektar perkebunan Perusda Provinsi Bali Unit Sangiang, Melaya, yang menimbulkan keresahan warga sekitar dan kalangan karyawan, serta mendapat sorotan kalangan legislatif di Jembrana membuat pimpinan daerah bersikap tegas.

Pihak eksekutif maupun legislatif di Jembrana mengatensi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan pembangunan tambak di areal Unit Perkebunan Sanghiang yang saat ini dinilai masih produktif. Bahkan untuk menutupi target PAD yang selalu meningkat, trobosan Direksi Perusda Bali itu dinilai mengada-ada.

Ketua DPRD Kabupaten Jembrana I Ketut Sugiasa, Rabu (4/4), menyatakan pihaknya telah menurunkan Komisi di DPRD Kabupaten Jembrana untuk mengawal persoalan alih fungsi lahan persil tersebut. Menurutnya, terobosan Perusda Bali ini terlalu mengada-ada. “Sekarang ini lahan milik Peruda Bali di Perkebunan Pulukan seluas 200 hektar terlantar setelah sempat ditanami karet oleh pihak ketiga, tapi kenapa justru sekarang malah melirik lahan di Perkebunan Sangiang yang saat ini produktif. Kalau alasan target PAD jelas kami keberatan,” ungkapnya.  

Kendati pemasukan PAD dari Peruda Bali tidak sesuai yang ditargetkan, tetapi menurutnya jauh lebih penting apabila masyarakat yang sejahtera.  “Kalau di Sangiang ini produktif, masyarakatnya bisa sejahtera, tetapi malah mau dibabat untuk PLTS dan tambak, kenapa tidak dikembangkan saja di areal Perkebunan Pulukan yang saat ini terbengkalai itu? Apakah direksi mau menunjukkan diri sebelum berakhir masa jabatannya?” jelasnya.

Pihaknya juga mempertanyakan rencana usaha tambak di Perkebunan Sangiang karena menurutnya sampai saat ini sudah banyak usaha tambak yang tersebar di seluruh kecamatan di Jembrana yang merugi hingga bangkrut. “Kajiannya bagaimana, sampai memilih tambak dengan alasan menguntungkan, berapa tambak di Jembrana yang sudah bangkrut?” tanya politisi asal Dauhwaru ini.

Menurutnya, segala bentuk pembangunan haruslah ada kajian komprehensif, termasuk mengenai dampak jangka panjang yang akan ditimbulkan terhadap masyarakat, lingkungan dan kehidupan sosial budaya, termasuk keberlanjutannya.  Pihaknya menilai proyek ini dipaksakan, terlebih hanya berdasarkan pengalaman direksi saja. Ia juga menilai proyek pembabatan perkebunan kelapa dan coklat di Sangiang tersebut bertentangan dengan konsep pembangunan Bali yang berlandaskan Tri Hita Karana dan tidak melihat Jembrana sebagai paru-parunya Bali. “Jaminan semua itu akan berhasil, jangan pengalaman gagal di Pulukan kembali dipakai membuat kegagalan dan penyebab masalah baru,” tandasnya.

Bupati Jembrana I Putu Artha menuturkan, ide pembangunan PLTS di Perkebunan Sangiang tersebut muncul sejak Menteri ESDM masih dijabat oleh Sudirman Said dan akan dimanfaatkan untuk edukasi karena merupakan daerah pariwisata. Pemkab Jembrana dan desa sekitarnya sempat dijanjikan bantuan listrik tenaga surya untuk hemat energy. Pihaknya mengaku kaget ketika rencana PLTS dibangun pemerintah untuk kepentingan edukasi dan penghematan energy listrik tersebut tiba-tiba sekarang sudah ada investor asing dari Perancis.

Pihaknya dengan tegas menolak adanya pembangunan tambak dilahan yang masih produktif tersebut. “Lokasi tersebut tanahnya subur,  saya sudah intruksikan jangan keluarkan izin tambak karena kawasan wisata. Saya sudah bicara dengan investornya dan katanya malah pihak Perusda Bali yang menawarkan ke pihak investor untuk membangun tambak di Sangiang. Barapa tambak yang sudah bangkrut di Jembrana, lebih baik itu dihidupkan kembali, ” tandas orang nomor satu di Jembrana ini. 

wartawan
Putu Agus Mahendra
Category

Mandiri Secara Ekonomi, Kreator Konten Salah Satu Pekerjaan Informal Pilihan Perempuan Indonesia

balitribune.co.id | Denpasar - Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan berada di angka 50% selama 20 tahun terakhir, sedangkan laki-laki 80%. Namun 66% atau 54,5 juta pekerja informal adalah perempuan. Kreator konten sebagai salah satu pekerjaan informal dapat menjadi pilihan bagi perempuan Indonesia agar makin mandiri secara ekonomi.

Baca Selengkapnya icon click

26 Tahun Dian Kemala PP Polri, Semakin Kompak dan Bersahaja

balitribune.co.id | Denpasar - Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat, 26 tahun Dian Kemala Persatuan Purnawirawan (PP) Polri pada 13 September 2025. Di usia yang kian dewasa ini, diharapkan semakin semangat, kompak dan bersahaja. Harapan mulia ini disampaikan Ketua PP Polri Daerah Bali, Brigjen Pol (Pirn) Nyoman Gde Suweta dalam acara syukuran HUT ke-26 Dian Kemala PP Polri Daerah Bali di Kantor PP Polri Daerah Bali, Kamis (18/9). 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Asuransi Zurich - Danamon Tawarkan Pelindungan Penyakit Kritis

balitribune.co.id | Jakarta - PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk (Zurich) bersama PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) berkolaborasi untuk menyediakan Perlindungan Optimal Penyakit Kritis. Kolaborasi ini hadir untuk memastikan bahwa perlindungan diri hari ini sebagai kunci untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik dan menggapai mimpi.

Baca Selengkapnya icon click

Optimis Taklukan Seri Keenam Kejurnas Motocross 2025, Crosser Astra Honda Percaya Diri

balitribune.co.id | Jakarta – Astra Honda Racing Team (AHRT) optimistis mempertahankan tren positif melalui crosser andalannya Arsenio Algifari. Crosser muda ini memiliki target kembali meraih podium pada seri keenam Kejurnas Motocross Indonesia 2025 kelas MX2 yang digelar di Sirkuit Wanko Mijen, Semarang, pada 13-14 September 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

IB Santosa: 90 Persen Bagi Hasil Wisata Layak untuk Desa Adat Penglipuran

balitribune.co.id | Bangli - Adanya usulan dari pihak Desa Adat Penglipuran agar ada peningkatan bagi hasil wisata dalam kerjasama pengeloaan desa wisata dengan pemerintah kabupaten Bangli. Selama ini prosentase pembagian yakni 60 peren bagi desa adat dan 40 persen bagi Pemkab Bangli. Pihak desa adat mengusulkan agar porsi yang didapat dari bagi hasil wisata  di tahun 2026 diangka 90 persen.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.