Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Dituduh Kuasai Sertifikat, GPIB Maranatha Denpasar Membantah

Bali Tribune/Marthen Boiliu dan Iwan Neno
Balitribune.co.id | Denpasar - Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Maranatha Denpasar digugat oleh salah seorang jemaatnya bernama Aldabert Iwan Viktor Neno dengan tuduhan melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH). Gugatan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri (PN) via online dengan nomor pendaftaran; PN Denpasar - 082020 TTM, tanggal 14 Agustus 2020.
 
Iwan Neno melalui kuasa hukumnya, Marthen Boiliu, SH mengatakan, GPIB Maranatha digugat karena telah menguasai sertifikat tanah milik Michael Neno, paman dari Aldabert Iwan Viktor Neno tanpa alas hak. "Karena sertipikat tanah milik Michael yang dititipkan di Iwan diterima dan dikuasai pihak gereja Maranatha tanpa alas kuasa sah," ungkap Marthen saat ditemui di Denpasar belum lama ini.
 
Diuraikan Marthen, awalnya sertifikat tanah milik Michael dititipkan ke Iwan Neno pada bulan Juni 2019 lalu untuk maksud dan urusan di salah satu bank di Denpasar. Pasalnya, obyek tanah tersebut berada di Kabupaten Gianyar. Sedangkan Michael Neno sendiri tinggal di Amarasi, Kupang, NTT. "Nah, klien kami Michael menyerahkan sertifikat tanah itu kepada Iwan Neno untuk urusan tersebut, tetapi belum sampai pada urusan Michael di bank, GPIB Maranatha Denpasar mengaku mengalami selsisih kas sebesar Rp289.070.875. Dan selisih kas tersebut dituduhkan kepada anak perempuan dari Michael Neno, yaitu Unun Hadinansi Neno yang merupakan pegawai kasir GPIB Maranatha," tuturnya.
 
Menurut Marthen, pada tanggal 2 Juli 2019, Unun dipanggil seorang diri oleh pihak GPIB Maranatha tanpa sepengetahuan keluarga. Saat itulah, Unun diduga mengalami intimidasi maupun tekanan dan dipaksa membuat surat penyataan mengakui menggunakan uang kas GPIB Maranatha sebesar Rp 289 juta. Setelah pemanggilan Unun itu, pihak GPIB menyampaikan hal tersebut kepada Iwan Neno terkait penggunaan uang kas gereja yang diduga dilakukan Unun. "Klien kami Iwan Neno dalam keadaan sedikit panik tanpa pikir panjang ketika itu terpaksa menyerahkan sertipikat tanah milik Michael Neno kepada pihak GPIB Maranatha sebagai jaminan penyelesaian, dengan catatan pihak GPIB Maranatha dapat menghadirkan bukti audit independen maupun dokumen-dokumen berita acara pemeriksaan periodik atas kas gereja serta bukti-bukti pendukung lainnya guna dapat dibuktikan apakah benar selisih kas GPIB Maranatha sebesar Rp289 juta," jelasnya.
 
Setelah ditunggu beberapa bulan pihak GPIB Maranatha tidak bisa memberikan bukti-bukti yang diminta Iwan Neno terkait tuduhan terhadap Unun, maka Iwan meminta pihak GPIB Maranatha mengembalikan sertifikat tanah milik Michael Neno melalui surat tanggal 3 September 2019, surat tanggal 4 Oktober 2019, surat tanggal 11 November 2019, dan surat tertanggal 21 Februari 2020. Sebab, tidak ada kuasa sah dari Michael Neno. Namun permintaan pengembalian sertipikat tersebut tidak mendapat tanggapan dari pihak GPIB Maranatha Denpasar. Atas hal tersebut, Michael Neno selaku pemilik sertipikat melalui Kantor Hukum Marthen Boiliu & Partners melayangkan surat somasi I tanggal 13 Mei 2020 dan somasi II dan terakhir tanggal 28 Mei 2020, tetapi dalam jawaban somasi dari pihak GPIB Maranatha Denpasar tanggal 2 Juni 2020 tidak dapat menunjukkan kuasa sah dari Michael Neno sebagai alas hak menguasai setifikat tanah tersebut. Marthen mengatakan, pihaknya melayangkan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap GPIB Maranatha Denpasar sebagai Tergugat I dan Sinode GPIB di Jakarta sebagai Tergugat II guna mengembalikan sertifikat tanah milik Michael Neno berikut kerugian materil dan imateril yang dialami sesuai ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata jo Pasal 1367 KUH Perdata.
 
Terkait selisih kas GPIB Maranatha yang dituduhkan kepada Unun Hadinansi Neno sebesar Rp 289 juta, Marthen mengaku Unun dipanggil seorang diri tanpa sepengetahuan pihak keluarga. " Karena pihak GPIB Maranatha tidak mau menghubungi pihak keluarga pada tanggal 2 Juli 2019, maka Unun mengalami intimidasi dan dalam keadaan tidak berdaya melawan tekanan pihak gereja. Dia dipaksa membuat surat penyataan mengakui menggunakan uang kas gereja sebesar Rp 289 juta," ungkap Marthen.
 
Pihak GPIB Maranatha Denpasar melalui Ketua 1 Pengurus Harian Majelis Jemaat (PHMJ), Samuel Uruilal didampingi Fredik Billy dan Krisman Bernard Riwu Kore yang ditemui Bali tribune di GPIB Maranatha Denpasar, Selasa (18/8) membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepada pihak GPIB Maranatha Denpasar. Dijelaskan Samuel, kasus ini berawal dari hasil audit internal GPIB Maranatha menemukan adanya selisih uang senilai Rp289 juta. Unun Hadinansi Neno selaku kasir GPIB Marnatha dipanggil kemudian dimintai keterangan oleh pengurus GPIB Maranatha dan dia mengakui perbuatannya itu. Karena telah mengakui perbuatannya, ia diminta untuk membuat surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai mengakui menggunakan uang gereja senilai Rp289 juta. "Tidak ada intimidasi apapun karena kami panggil dan semua pengurus tanya baik - baik. Dan dia sendiri mengakuinya menggunakan uang itu, sehingga buat surat pernyataan yang ditulisan tangannya sendiri. Ada dua surat pernyatan, dia mengakui semua menggunakan uang ini untuk kepentingan pribadi, termasuk mengakui menggunakan uang untuk jalan - jalan keluar negeri. Ada tiga modus yang dipakai oleh saudari Unun, yaitu mengambil uang secara tunai, mencairkan cek di bank tetapi tidak dimasukan dalam buku kas gereja dan membuat laporan menyetor uang ke bank tetapi setelah dicek tidak ada penyetoran di bank" tuturnya.
 
Terkait sertifikat tanah, inisiatif bapaknya Unun, Michael Neno yang menyerahkan sertifikat tanah itu kepada pihak GPIB Maranatha melalui Iwan Neno sebagai jaminan untuk mengembalikan uang gereja dan kasusnya tidak dilanjutkan ke meja jalur hukum. Namun sampai saat tidak ada niat baik untuk mengembalikan sepersen pun uang milik gereja itu. "Sebenarnya kami tidak ada urusan dengan Iwan Neno ini karena dia hanya sebagai perantara saja. Gereja sudah mengedepan kasih dengan dua kali ke Kupang bertemu dengan Bapaknya untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan. Sertifikat ini ada di Kupang, bagaimana kami bisa menyitanya. Dan kami juga tau bahwa tidak punya hak untuk menyita ini. Sertifikat ini, bapaknya Unun kirim dari Kupang kepada Iwan Neno kemudian Iwan Neno yang serahkan kepada GPIB Maranatha dan ada tanda terimanya. Silahkan saja kalau memang mereka mau gugat, kami ikutin saja maunya mereka," ujarnya.
 
Lantaran belum ada pengembalian uang dari Unun, sehingga pihak GPIB Maranatha melalui Ketua 4 PHMJ, Krisman Riwu melaporkan Unun ke Polda Bali dengan tuduhan penggelapan dengan Laporan Polisi Nomor; LP/489/XII/2019/BALI/SPKT tanggal 16 Desember 2019. "Dalam aturan gereja, kalau memang tidak bisa diselesai di internal atau secara kekeluargaan, maka jalan terakhir adalah jalur pidana. Dan untuk melaporkan saudari Unun ke polisi adalah hasil keputusan sidang majelis," tutup Fredik Billy. 
wartawan
Bernard MB
Category

Hadir dengan Penyegaran Terbaru, New Honda Genio Makin Bergaya Retro dan Fashionable

balitribune.co.id | Jakarta – PT Astra Honda Motor (AHM) memberikan penyegaran pada New Honda Genio dengan menghadirkan kombinasi warna dan striping baru yang semakin memperkuat gaya retro dan fashionable. Tampilan baru ini merepresentasikan gaya hidup kekinian bagi anak muda yang ingin tampil beda, tetap praktis, dan nyaman dalam berkendara. Hal ini merefleksikan karakter generasi muda yang ekspresif dan percaya diri.

Baca Selengkapnya icon click

Bupati Gus Par Buka Pelatihan URBANSAR, 44 Personel Damkar Karangasem Ditempa Basarnas

balitribune.co.id | Amlapura - Berdiri di kaki Gunung Agung, Karangasem sadar, keindahan datang bersama risiko. Saat bencana datang, harapan terakhir warga ada di tangan aparatur daerah. ​Untuk itu, Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata (Gus Par), menantang langsung nyali pasukan 'Tim Api Gumi Lahar'.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

G***k Sang Mandor, Tiga Buruh ini Ngaku Sakit Hati

balitribune.co.id | Gianyar - Dalam hitungan empat hari, sejak penemuan Mayat I Wayan  Sedhana (54) dalam kondisi Leher nyaris putus terg***k, pelakunya akhirnya terungkap. Yakni tiga buruh bangunan yang dipekerjakan oleh korban. Ketiga pelaku ditangkap di perbatasan Jember -Banyuwangi saat berupaya melarikan diri. Mereka membunuh sang mandor karena merasa Sakit hati sering diomelin dan kadang ditampar saat bekerja.

Baca Selengkapnya icon click

Membidik APBN 2026: Sekda Karangasem Hadiri Rakor Penentu Prioritas Kementerian

balitribune.co.id | ​Amlapura - Dalam pertemuan empat hari di IPDN Jatinangor, Karangasem fokus mengunci anggaran 2026. Sinkronisasi program strategis, dari Makan Bergizi Gratis, penuntasan TBC, hingga akselerasi Koperasi Merah Putih, menjadi menu wajib.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

BPJS Ketenagakerjaan Karangasem Perkuat Sinergi dengan Agen Perisai

balitribune.co.id | Amlapura - BPJS Ketenagakerjaan Karangasem terus melakukan berbagai upaya untuk memperluas cakupan perlindungan sosial bagi masyarakat. Salah satunya dengan melakukan pembinaan Agen Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (Perisai) guna mengoptimalkan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Kegiatan yang dilakukan di Chic n Cozy, dihadiri seluruh Agen Perisai di bawah naungan BPJS Ketenagakerjaan Karangasem, Jumat (17/10).

Baca Selengkapnya icon click

Polres Karangasem Diduga Jual Beli Test Urine Pecandu Narkoba

balitribune.co.id | Denpasar - Aneh bin ajaib kasus yang dialami  tersangka Galih Dwipa Fauji yang ditangkap saat menggunakan narkoba jenis sabu oleh anggota Sat Res Narkoba Polres Karangasem. Hasil test urinenya dinyatakan negatif. Padahal Fauji baru saja memakai narkoba. Hal ini yang menimbulkan kecurigaan dan dugaan praktik jual beli hasil dalam pemeriksaan urine. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.