balitribune.co.id | Gianyar - Di tengah kasus rabies kembali merebak di wilayah Bali, kasus kematian anjing mendadak pun meresahkan warga. Seperti halnya di Desa Sayan, Ubud, dalam sepekan didapati dua ekor anjing milik warga mati mendadak dan diduga karena rabies. Dari keterangan yang diterima Rabu (14/6), dalam sepekan ini sudah dilaporkan dua anjing mati secara misterius. Namun belum ada laporan terkait peristiwa tersebut. Namun beruntung anjing tersebut belum sempat menggigit warga.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Sayan, I Made Andika membenarkan kabar tersebut. Hanya saja pihaknya belum mendapat laporan lebih lanjut. "Benar, infonya di klian dusun ngih, saya belum dapat info lebih lanjut. Masih seminar di Denpasar," ujarnya.
Kelian Banjar Pande Agung Aji Sarjana mengatakan, belum dapat laporan terkait hal tersebut. "Ampura sampai saat ini belum ada laporan seperti itu ke saya pak," ujarnya.
Sementara kabid kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, I Made Santiarka Wijaya, mengatakan anjing diduga rabies tersebut berasal dari Banjar Mas, Desa Sayan Ubud, Gianyar. Pihaknya saat ini sedang melakukan observasi. " Konfirmasi saya dari UPT Keswan, Katanya 2 hari lalu baru wenten ring banjar Mas, Sayan, anjing masih di observasi selama 2 minggu. Untungnya belum sempat menggigit," terangnya.
Santiarka tetap menghimbau agar masyarakat selalu waspada dan jangan membuang atau melepas liarkan anjing peliharaan karena akan mempercepat potensi terkana rabies. "Selain itu pentingnya vaksin juga harus disadari untuk keselamatan masyarakat bersama," tutupnya.
Sementara data dari dinas kesehatan menyebutkan jumlah gigitan hewan penular rabies (GHPR) di tahun 2023 ini, telah mencapai ribuan kasus. Rinciannya, Januari sebanyak 421 kasus, Februari sebanyak 365 kasus, Maret 456 kasus, April 452 kasus, dan pada Mei sebanyak 205 kasus.