Denpasar, Bali Tribune
Kepastian Ketut Rochineng tampil sebagai calon bupati Buleleng pada Pilkada serentak gelombang kedua Februari 2017, hingga kini masih gabeng. Pasalnya, sejauh ini Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali itu belum mengantongi dukungan resmi dari partai-partai koalisi yang dimotori Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
Meski nihil dukungan resmi berupa rekomendasi, namun Rochineng tetap percaya diri akan bertarung pada Pilkada Buleleng nanti. Selain karena komunikasi yang semakin intens dengan pimpinan partai politik, PNS aktif itu juga mengklaim bahwa program kemanusiaan Bali Shanti yang dijalankannya selama ini cukup mendongkrak popularitas serta elektabilitasnya.
“Saya yakin bisa maju. Memang saat ini belum ada dukungan yang sifatnya resmi dalam bentuk rekomendasi. Tetapi gambarannya mengarah ke tiga partai besar yakni Partai Golkar, Partai Gerindra dan Partai Demokrat,” ujar Rochineng, kepada Bali Tribune saat ditemui usai menghadiri Sidang Paripurna Istimewa di Gedung DPRD Provinsi Bali, Kamis (28/4).
Ia tak menampik selama ini dirinya cukup aktif memburu dukungan partai politik. Walaupun belum membuahkan hasil berupa rekomendasi dari pimpinan pusat partai, namun ia mengakui jika skema koalisi sekaligus arah dukungan sudah mengarah kepada dirinya. Bersamaan dengan itu, ia juga fokus pada program Bali Shanti yang menjadi ‘jualannya’ di masyarakat.
“Saya terus melaksanakan program kemanusiaan Bali Shanti. Dengan program ini saya bisa membantu masyarakat yang kurang mampu. Saya sendiri berkeyakinan apa yang saya lakukan bisa mendongkrak popularitas dan elektabilitas saya,” tegasnya.
Disinggung tentang sosok calon wakil bupati Buleleng yang akan menjadi tandemnya kelak, Rochineng mengatakan, hal itu bukan ranahnya untuk berkomentar. “Soal pendamping, saya serahkan ke mekanisme partai. Apalagi saya PNS aktif, saya menunggu, saya serahkan ke partai. Siapapun itu, saya siap,” kata Rochineng.
Sementara itu, koalisi parpol sebelumnya memutuskan bahwa siapapun yang berniat menggunakan kendaraan koalisi maka wajib untuk mendaftar di lintas parpol. Hanya saja, hingga lebih dari sepekan Partai Golkar dan Partai Demokrat membuka pendaftaran, Rochineng justru tak kunjung mengambil formulir dan mendaftar. “Belum. Belum. Saya belum mendaftar,” tutur Rochineng.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Buleleng Nyoman Sugawa Korry, yang dikonfirmasi secara terpisah. Menurut dia, hingga kini belum ada satupun nama yang mendaftar di Partai Golkar. “Belum ada (yang mendaftar). Pak Rochineng juga belum,” jelasnya.
Hal tak jauh berbeda disampaikan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Buleleng, Luh Gede Herryani. “Sudah ada empat orang yang mengambil formulir pendaftaran. Tetapi Pak Rochineng belum,” ujar Luh De, sapaan akrabnya.