Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Fenomena Tuan Guru

Bali Tribune

BALI TRIBUNE - Nama Tuang Guru Bajang (TGB) alias  M Zainul Majdi, Gubernur NTB saat ini, mendadak jadi berita besar. Bersamaan dengan itu, barisan pendudukan TGB untuk maju sebagai Capres/Cawapres malah murka. Apa yang terjadi? Berita besar dan sikap murka pendukung ini muncul gara-gara TGB menyatakan mendukung Jokowi menjadi Cawapres untuk periode kedua. Pernyataan dukungan persisnya begini: "Keputusan apa pun itu harus mempertimbangkan kemaslahatan bangsa, umat, dan akal sehat. Keseluruhan dari 3 hal ini menurut saya, pantas dan fair kalau kita beri kesempatan kepada Bapak Presiden Jokowi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang selama 4 tahun ini beliau mulai," kata TGB saat berkunjung ke redaksi Transmedia, Rabu (4/7).  Pernyataan itu seperti memecah keheningan massa pendukungnya, yang saat ini cooling down sambil mengikuti hasil Pilkada serentak 2018 yang sedang dalam masa perhitungan. Mereka murka lantaran TGB yang diandalkan untuk menjadi rival terkuat Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang, malah balik badan menjadi pendukung Jokowi. Pemunculan nama TGB di pentas politik Indonesia cukup fenomenal. Aktivis organisasi yang lahir dari rahim organisasi keagamaan Nahdlatul Wathan ini hanyalah seorang Gubernur di provinsi kecil, Nusa Tenggara Barat. Dia adalah kader Partai Demokrat. Di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu, TGB duduk sebagai anggota Majelis Tinggi. TGB melewati jenjang SLTP di Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Nahdlatul Wathan Pancor hanya selama 2 tahun, dan lulus Aliyah di yayasan yang sama tahun 1991. Sebelum memasuki perguruan tinggi ia menghafal Al-Qur'an di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992). Tahun 1992, TGB berangkat ke Kairo guna menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo dan lulus meraih gelar Lc. pada tahun 1996. Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (M.A.) dengan predikat Jayyid Jiddan. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar selama 10 tahun, TGB  melanjutkan ke program S3 di universitas dan jurusan yang sama. Ia meraih gelar Doktor pada 2011. TGB adalah cucu dari Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) M. Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan pahlawan nasional pertama dan satu-satunya dari NTB. Penetapan sang kakek menjadi pahlawan nasional bersamaan dengan Laksamana Malahayati, pada November 2017. Namanya mendadak muncul di pentas politik nasional dan dielu-elukan sebagai Capres/Cawapres pada Pilpres 2019 itu bersamaan dengan menajamnya konflik Penguasa dan Partai Pendukung Vs. sebagian massa Islam sebagai runtun Peristiwa penistaan agama yang membakar Jakarta ketika itu. Sejauh ini, cara pandang pengamat politik terhadap merapatnya TGB ke Jokowi berbeda-beda. Ada yang berpendapat itu buah keberhasilan Jokowi melakukan rekonsiasi dengan tokoh muslim, terutama alumni 212. Sebaliknya ada yang menduga fenomena itu hanyalah komuflase politik TGB untuk menjaga posisi aman. Penulis lebih sependapat dengan tafsir politik yang kedua. Ada referensi historis yang bisa dijadikan rujukan. Kasus bos MNCGrup, Harytanu Sudibyo yang semula bersama partainya Perindo bergabung dengan parpol oposisi saat hajat Pilkada DKI berlangsung, secara tiba-tiba mengumumkan menarik diri dari oposisi lalu balik badan mendukung Jokowi. Setelah diusut ternyata Harytanu saat itu terjebak masalah hukum, yakni kasus dugaan pengancaman yang sebenarnya sudah di-SP3, kembali dihidupkan dan Harytanu diisukan segera ditahan. Benar ternyata, begitu dia bergabung dengan Jokowi, kasusnya pun macet dan hilang begitu saja. Nah, pada saat ini, seperti sudah tersiar di media massa, TGB sedang menghadapi masalah hukum dan penyelidiknya adalah KPK. Namanya menjadi viral lantaran disangkutkan dengan sangkaan korupsi. Kasus ini menjadi anti klimaks dari popularitasnya sebagai kandidat Capres/Cawapres kuat melawan Jokowi. Hari-hari berikutnya, nama TGB seolah lenyap. Hanya sayup-sayup terdengar sindiran bernada sarkastis dari massa pendukung Jokowi yang mengaitkan ketokohannya dalam agama dengan perbuatan nista yakni korupsi. Padahal, kasus itu belum jelas juntrungnya. Kondisi ini yang membuat TGB redup. Namun, hanya dalam hitungan bulan, TGB balik badan dari Parpol dan massa oposisi dan menyatakan mendukung Jokowi dua periode. Dari fakta ini, publik sudah bisa mengerti benang merah dari peristiwa tersebut. Bahwa TGB mau berlindung dari penguasa agar tidak terus ik kasusnya sebagaimana yang dialami Harytanu. Dengan dasar analisis ini, maka Jokowi dan kubunya diharapkan hati-hati karena bukan tidak mungkin, jika pilihan TGB ini sekedar jalan keselamatan. Jika itu yang terjadi, maka masa di belakang TGB tidak ikut digeret untuk memenangkan Jokowi. Malah murka terhadap TGB  kian menggerus dukungan terhadap Jokowi. Kewaspadaan penting agar kubu Jokowi tidak salah perhitungan, terlena dengan dukungan ex. rival, yang sesungguhnya hanyalah fatamorgana.

wartawan
Mohammad S. Gawi
Category

Pemkot Denpasar ‘Ngaturang Bhakti Pujawali’ di Pura Luhur Uluwatu

balitribune.co.id | Badung - Pemerintah Kota Denpasar ngaturang bhakti serangkaian Pujawali Pura Luhur Uluwatu pada Anggarakasih Medangsia, Selasa (13/5). Berbaur bersama pemedek dan masyarakat yang tangkil, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wubawa didampingi Penglingsir Puri Agung Jro Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya.

Baca Selengkapnya icon click

Residivis Banyuwangi Berulah di Jembrana, Gasak Motor dan Dompet di Jalan

balitribune.co.id | Negara - Seorang residivis kasus pencurian asal Banyuwangi, Jawa Timur, kembali berulah dengan melakukan serangkaian tindak pidana di Kabupaten Jembrana. Pria berinisial GAG, yang berasal dari Desa Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, berhasil diringkus aparat kepolisian setelah melakukan aksi pencurian sepeda motor dan penjambretan di dua lokasi berbeda di wilayah Jembrana.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Modus Dana Punia Fiktif Terbongkar, Polisi Ringkus Penipu Berbusana Adat

balitribune.co.id | Negara - Aksi penipuan bermodus penggalangan dana sumbangan palsu kembali berhasil diungkap jajaran Polres Jembrana. Kali ini seorang pria berinisial KBS (40), warga Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara harus berurusan dengan hukum setelah memperdaya seorang warga Medewi dengan proposal bantuan dana punia fiktif.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Kader Golkar Buleleng Aklamasi Dukung Sumarjaya Linggih Jadi Pengendali Golkar Bali

balitribune.co.id | Singaraja – Politisi kawakan Partai Golkar Bali, I Gde Sumarjaya Linggih, mendapat suara aklamasi untuk didaulat menjadi Ketua DPD I Partai Golkar Bali periode 2025-2030, pada Musyawarah Daerah (Musda) yang digelar pada 23 Mei 2025 mendatang. Suara aklamsi itu diberikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golongan Karya (Golkar) Buleleng dalam rapat konsolidasi yang digelar di Sekretariat DPD Golkar Buleleng, Senin (12/5).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.